26. MASA-MASA SMA
━━━━━────────── • • • ✦tidak ada yang lebih indah dari pada masa-masa SMA, masa dimana semuanya menjadi indah secara nyata.
"Kan bener apa yang gue bilang si Rezvan pasti pake setelan jametnya," kekeh Naufal.
"Berengsek lo! Sepatu gue mahal nih bergaya banget kan gue?" ujar Rezvan menyombongkan diri.
Arvian menatap Rezvan hambar. Tanpa ekspresi sedikit pun. "Mahalan mana sama punya si Ken?"
Rezvan hanya cengar-cengir tidak jelas. "Iya jelas mahalan punya babang Ken lah," serunya.
"Van.. Van, heran gue sama lo," Arvian geleng-geleng kepala.
"Bagus lah. Masih mending dia pake gaya banjarnya. Dari pada pake kostum hero. Ini anak pasti abis lakuin itu gak akan masuk sekolah berminggu-minggu. Entar jawabnya biar orang lain lupa dulu sama kejadian kemarin. Kan goblok," ujar Gevano histeris.
Naufal menajamkan indra penglihatannya. Melihat dua orang yang sedang kebingungan mencari sesuatu. Naufal refleks melambaikan tangannya kearah mereka saat ia melihat jika itu adalah Gilang dan Zeyna.
"Woi bro!" panggil Naufal pada Gilang dan Zeyna yang baru saja datang.
Gilang yang sedang sibuk mencari keberadaan teman-temannya pun merasa lega setelah mendapat lambaian sekaligus panggilan dari Naufal. Memang Gilang tidak bisa mencari mereka dengan mudah jika Naufal tidak melihat dan melambaikan tangannya tadi. Karena sekolah sangat ramai sekali.
Bazar itu di adakan di lapangan SMA Rajawali. Letaknya di dalam sekolah jadi mereka tidak perlu khawatir tentang kendaraan dan keamanannya. Malam semakin pekat dan musik semakin mengalun tinggi. Zeyna bahkan sempat enggan untuk masuk jika tidak di yakin kan oleh Gilang.
Di sudut kanan depan, ada tenda berwarna putih berbentuk kerucut di bagian atasnya. Farel, Bara, Jordik, dan Farhan tampak duduk di kursi sana. Sementara Zidan sedang memperhatikan orang-orang yang berada tidak jauh darinya dengan satu kaki naik ke atas pahanya.
"Tumben nih akur tambah lengket-lengket gitu," goda Naufal pada Gilang dan Zeyna yang baru saja datang sampai membuat Zeyna tersenyum canggung pada cowok itu.
"Gitu dong Zey! Kan adem gue liatnya Lang," ucap Gevano.
"Kalau gak akur-akur biar aja. Biar entar gue yang pepet. Gue siap banget buat nampung cewek selembut Zeyna," kata Gevano lagi.
"Enak aja lo," sergah Gilang. "Mending lo cari yang lain aja sana Ge. Banyak cewek-cewek bening di sini. Dari sekolah lain juga ada. Cari yang cantik luar dalem. Atau cari bule aja sana Ge. Mengubah keturunan," kata Gilang.
"Udah kongkalikong belum lo sama dukunnya?" tanya Bara guyon.
"Mantra-mantra lo? Atau pelet gitu pelet?" ucap Arvian asal-asalan.
"Ada jimat gue, parfume nih gue udah siapin." Gevano memperlihatkan parfum yang ia beli dari Kenzo kemarin.
"Itu pasti hasil jarahan lo dari tokonya si Kenzo, iyakan?" tuduh Farel merebut parfum itu dari tangan Gevano. Membuat Gevano menoyor kepalanya.
"Sungut lo. Sembarangan aja. Beli nih gue beli, tanya aja sama orangnya. Su'udzon mulu lo. DOSA RELL DOSAA," ujar Gevano mencengkram kerah Farel dan mengguncang-guncang kan nya.
Zeyna tertawa di samping Gilang. Terlihat sangat anggun dengan caranya sendiri. Beberapa orang di sana sempat terpaku setelah melihat Zeyna tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYNA
TeenfikceZeyna Geovanka. Orang-orang mengenalnya karena julukan perempuan itu. 'Perempuan Berdarah Dingin' atau 'Perempuan Berhati Es'. Sejak dulu Zeyna selalu sulit untuk menerima orang baru karena sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan b...