13. PERSAMAAN (1)

10 9 2
                                    

13. PERSAMAAN: Perseteruan Saat Malam Perayaan
━━━━━────────── • • •

"Lo mau kemana Lang?" tanya Naufal saat Gilang hendak pergi meninggalkan pesta ulang tahun yang di ada kan oleh adik sepupunya.

Acara ulang tahunnya memang sangat meriah karena keluarga Gilang memang keluarga yang sangat terpandang di kalangannya.

Keluarga Nugraha terkenal karena mempunyai perusahaan dan beberapa cabang di beberapa daerah lainnya. Yang membuat nama keluarga Nugraha semakin berada di puncaknya.

Bara yang notabene-nya adalah kalangan dari orang-orang sederhana pun terkagum-kagum saat melihat pesta ulang tahun yang sangat berbeda sekali dengan pesta-pesta ulang tahun lainnya yang sering ia hadiri.

Begitu pun dengan Farel, hanya saja ia tidak terlalu terkejut saat melihat kemeriahan di pesta ulang tahun orang-orang kaya seperti saat ini. Karena Farel pernah menghadiri beberapa acara yang semeriah seperti di pesta ulang tahun adik sepupunya Gilang.

"Meriah banget ya? Ulang tahun anak orang kaya emang selalu rame kaya gini?" Bara menatap kesekelilingnya, "kaya pesta ulang tahun anak presiden ini mah!" ujarnya lagi dengan kekehan.

Bara memakai tuxedo berwarna hitam dengan dasi yang senada. Bara di beri tuxedo oleh Kenzo karena Bara tidak mempunyai baju yang seirama untuk acara semeriah ini.

Bara bilang jika ia ragu untuk datang. Ia takut mempermalukan Gilang dengan berpakaian seperti orang yang urakan. Membuat Kenzo memilihkan baju dan memberikan tuxedo itu pada Bara. Dan dengan senang hati Bara menerimanya.

Gilang menepuk pelan pundak Bara, "santai aja Bar, gak usah grogi. Anggap aja ini kaya ulang tahun yang sering lo hadirin,"

Naufal menyenggol lengan Gilang, "Lang laper nih gue, makan-makan boleh gak nih? Sayang kan tuh kue kalau gak di makan?"

Gilang tertawa mendengarnya, "makan aja sana. Habisin kalau lo kuat nampungnya,"

Farel merangkul Naufal, "ayo Fal kapan lagi kita makan enak kaya gini!" serunya heboh membuat Arvian menoyor kepala mereka berdua.

"Makan mulu otak lo berdua!" ujar Arvian.

"Bang!" sapa Zidan dari kejauhan.

Zidan datang menghampiri mereka dengan teman-temannya. Yang selalu di sambut hangat oleh para seniornya itu. Mereka bertos satu sama lain layaknya anak laki-laki pada umumnya.

"Lama banget datengnya Dan?" tanya Gilang.

"Iya nih Bang, sorry. Tadi gue ada problem sedikit di rumah," ujar Zidan jujur.

"Yaudah lo semua nikmatin dulu acaranya. Gue ada urusan," ujar Gilang berpamitan.

⋆ ⋆ ⋆ ⋆

"Lama nunggunya?" ujar Gilang pada Zeyna saat ia terlepas dari keterpakuan-nya karena melihat Zeyna lebih cantik dari sebelumnya.

"Enggak kok, ini aja baru keluar nunggu beberapa detik tiba-tiba lo udah dateng," ujar Zeyna jujur.

Gilang bersandar di pintu mobil dengan tangan yang ia masukan kedalam saku celananya. Membuat kesan cool dan sangat berwibawa.

Gilang memakai Tuxedo berwarna biru tua, dengan dasi berbentuk pita yang senada dengan warna bajunya. Karena acaranya begitu formal dan kebanyakan di hadiri oleh orang-orang yang cukup berpengaruh. Kali ini Gilang terlihat sangat berbeda karena rambutnya yang mengkilat dan tertata rapih karena memakai pomade.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang