24. PAPARAZI

13 8 1
                                    

24. PAPARAZI
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Siapapun kamu.
Aku membenci gerak-gerikmu.
ㅡ Zeyna Geovanka.

Sore ini tepat jam lima Gilang menunggu Zeyna yang sedang berkumpul di aula. Karena ruang teater sedang di pakai untuk rapat dadakan oleh para guru.

Beberapa minggu lagi akan ada acara besar-besaran di SMA Rajawali. Meski tidak semeriah saat acara-acara formal di SMA Rajawali. Kemungkinan anak-anak sketsa akan menampilkan drama musically untuk kemeriahan acara yang akan di adakan nanti.

Tentu saja hal ini adalah hal yang akan selalu di tunggu-tunggu oleh seluruh murid SMA Rajawali. Karena disana akan ada konser, beberapa penyanyi, follower-day, pentas seni dari beberapa extra kulikuler, bazar dan hal-hal lain sebagainya yang akan membuat suasana sekolah menjadi semakin meriah.

Dimana masa-masa SMA yang sesungguhnya akan tergambar jelas secara nyata di depan mereka pada hari itu. Masa-masa remaja yang tidak bisa di tukar oleh apapun. Karena bagi sebagian anak remaja hal itu sangatlah berharga, mungkin. Dengan pakaian bebas mereka semua akan berkumpul di lapangan sekolah yang sangat luas dan akan menikmati acaranya sebaik mungkin.

Pintu aula kini terbuka lebar. Segerombolan murid keluar dengan sangat bahagia tentunya. Mereka akan kembali menampilkan beberapa drama yang akan membuat murid-murid lainnya merasa sangat terhibur.

Gilang menyambut kedatangan Zeyna dengan senyuman sumringah-nya. Beberapa orang menatap Gilang penuh damba bahkan obsesi. Sedangkan Zeyna hanya ketar-ketir karena melihat Gilang masih menunggunya meski ia sudah menyuruh lelaki itu untuk pulang saja dan tidak menunggunya karena rapat ini akan lama. Tapi Gilang tetaplah Gilang. Dengan segala sikap keras kepalanya.

Zeyna menggaet tangan Gilangㅡmenjauh dari sekumpulan anak-anak sketsa yang secara terang-terangan. Seperti tontonan paling seru yang tidak bisa mereka lewatkan. Karena merekaㅡah, ralat. Lebih tepatnya seluruh penghuni sekolah sangat ingin tahu sebenarnya Zeyna berperan sebagai apa di kehidupan Gilang. Pacarkah? Atau hanya sebatas teman dekat saja?

"Lo kenapa si keras kepala banget?" tanya Zeyna gregetan dengan tingkah konyol Gilang.

Gilang yang memperhatikan Zeyna hanya tertawa. Melihat ekspresi yang di tunjukan oleh gadis itu.

"Keras kepala dari mananya, hm?" Gilang bersender di salah satu pilar yang berdiri kokoh di area aula.

Zeyna mengusap kasar wajahnya berkali-kali. "Ya ampun Lang ih!" tekannya frustasi.

"Lo tuh! Iya udahlah, kesel banget. Mau ngajakin gue pulang bareng kan? Nih, gue udah siap." ujar Zeyna menyerahkan diri.

Gilang merangkul Zeyna di depan semua orang. Ada beberapa murid yang terkejut karena melihat adegan itu secara langsung. Ternyata benar dengan berita yang beredar di sekolah tentang hubungan khusus, antara Gilang dan Zeyna.

Beberapa bisikan sudah mulai terdengar jelas di telinga keduanya. Gilang yang berada di samping Zeyna itu diam-diam tersenyum. Sedangkan Zeyna hanya bersikap acuh tak acuh dengan sekitar. Pendengarannya spontan tidak berfungsi. Zeyna hanya menatap lurus kedepan tanpa menoleh kearah mana pun.

"Ke WBS dulu ya Zey? Ngambil motor sama helm. Semua motor anak-anak Glory parkirnya disana. Soalnya disini penuh banget lo liat aja tuh!" Gilang menunjuk parkiran sekolah yang sangat padat.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang