14. PERSAMAAN: Perseteruan Saat Malam Perayaan
━━━━━────────── • • • ✦Saat Zeyna dan Gilang datang mereka berdua langsung di sambut oleh penjaga di depan gerbang. Gilang membuka pintu untuk Zeyna lalu menuntun tangan Zeyna untuk melingkar di tangannya.
Sebelah tangan Zeyna meremas dress-nya gugup. Sehingga mereka benar-benar masuk kedalam hotel tersebut.
"Gak usah gugup. Ada gue di sini, lo bisa cengkram tangan gue erat pas lo ngerasa gak nyaman. Entar biar gue bawa lo pergi dari sini," ujar Gilang pada Zeyna, berbisik.
Gilang mengajak Zeyna untuk bertemu dengan teman-temannya di dekat kolam.
"Temen-temen lo banyak banget," ujar Zeyna.
"Ada temen-temen sekelas lo juga kok. Cowoknya aja sih," ujar Gilang seraya tertawa pelan.
"Wahh ada lo juga ternyata?" ujar Fadlan tidak tahu jika Zeyna juga di undang.
Zeyna tersenyum dan tangannya hendak ia lepaskan dari tangan Gilang. Namun di tahan oleh laki-laki itu. Gilang menggeleng. Tidak setuju. Akhirnya Zeyna membiarkan tangannya melingar manis di tangan Gilang.
"Dasar bucin!" gerutu Naufal, "gak dimana-mana ada aja. Kalau gue gak marahan sama Lily udah gue bawa tuh cewek,"
"Loh, perasaan waktu lo telat dateng ke pengumuman Glory bilangnya lagi nganterin Lily?" tanya Bara
"Iya pas gue jemput itu diem aja. Gue tanyain kenapa bilangnya gak apa-apa. Ya gue bingung sendiri lah," ujar Naufal gregetan.
"Gak lo bujukin?" tanya Kenzo pada Naufal.
"Udah gue bujuk-bujukin, tetep bilangnya gak apa-apa. Tapi dia sempet nanya, kemarin pergi kemana?" Naufal mencoba mengingat, "gue jawabnya lagi nongkrong sama lo pada,"
Zeyna menatap mereka tanpa ekspresi, "boleh gue jernihin?" ujar Zeyna membuat semua pandangan teman-teman Gilang dan Zidan mengarah padanya.
"Kenapa?" tanya Gilang.
"Gak apa-apa sih. Sebenernya gak terlalu penting juga buat gue tapi ada yang perlu gue jernihin disini," kata Zeyna lagi, menatap Naufal.
Naufal yang di tatap oleh Zeyna hanya menatap balik dengan tatapan bingung, "kenapa Zey?"
"Jadi waktu itu gue kan lagi main bareng sama temen-temen gue di rumah. Abis itu gue nyuruh Lily sama Agista belanja cemilan," Zeyna mulai berasumsi. "Terus pas mereka pulang gue liat Lily gak baik-baik aja. Kaya orang habis nangis. Selebihnya itu privasi lo sama Lily doang Fal. Gue gak bisa ikut campur."
"Kamu dewasa banget ya?" Gilang memperhatikan Zeyna dengan jarak yang cukup dekat.
Zeyna mengedikan bahunya, "boleh tau di mana toiletnya?"
"Ada di belakang. Paling ujung sebelah kiri di sudut," balas Gilang. "Mau gue anter?"
Zeyna menggeleng, "enggak usah, permisi."
Zeyna pergi meninggalkan mereka menuju toilet. Ia benar-benar sudah merasa tidak nyaman berada di pesta ini lebih lama lagi.
"Gue gak nyangka lo bisa suka sama cewek sederhana kaya Zeyna Bang," Farhan terheran-heran.
"Coba kalau lo bisa liat dia kaya gue ngeliat dia. Apa lo gak bakalan jatuh cinta sama Zeyna?" Gilang menatap Farhan dalam diam.
"Pandangan lo aja udah nunjukin kalau lo terkesan sama dia. Tapi semakin lo berusaha nantinya semakin dia bersikap seolah-olah dia gak tau apa-apa. Gitu kan Han?" tanya Gilang lagi telak.
"Lo juga kaya gitu kan sebenernya?" Naufal menatap Gilang dingin.
"Banyak cowok yang dia tolak secara halus dengan cara ngajakin mereka untuk jadi sahabat dia aja gak lebih dari itu." Naufal menerawang.
"Gue gak tau dia bakalan nerima gue atau enggak nantinya. Yang penting gue udah berusaha buat dia dengan tulus. Gue bakalan coba ngeluarin semua perasaan gue sama dia," putus Gilang.
"Good luck Bos!" ujar Rezvan antusias.
⋆ ⋆ ⋆ ⋆
Saat Zeyna keluar dari bilik toilet tiba-tiba langkahnya terhenti karena Mayaㅡperempuan yang sangat terobsesi pada Gilang menghampirinya.
"Permisi." Zeyna berusaha bersikap sopan lalu memilih mengambil arah lain untuk keluar dari toilet tersebut.
Zeyna menuju ke arah wastafel untuk mencuci tangannya. Tapi lagi-lagi Maya menghalangi jalannya untuk keluar dari toilet. Membuat Zeyna menatapnya jengah.
"Jadi lo yang di iming-imingi bakalan pacaran sama Gilang?" cemooh Maya membuat alis Zeyna terangkat sebelah.
"Pasti lo pacaran sama Gilang nanti cuma buat pansos sama morotin Gilang doangkan?" Maya menatap Zeyna dari bawah hingga atas. "Gue heran deh, kok Gilang bisa-bisanya suka sama cewek sederhana kaya lo yang gak ada apa-apanya ketimbang cewek-cewek yang ngejar-ngejar Gilang dari lama?"
"Sorry, gue gak ada waktu buat jawab semua pertanyaan lo yang gak penting itu. Permisi." ujar Zeyna datar pergi begitu saja meninggalkan Maya yang menatapnya dengan kesal.
Maya fikir Zeyna akan terpengaruh? Jelas tidak.
Maya fikir dia siapa bisa mempengaruhi Zeyna dengan perkataan-nya yang melantur tidak jelas? Bodoh.
Saat Zeyna kembali menuju ballroom. Tiba-tiba ia di kejutkan dengan Gilang yang sedang memukul laki-laki di hadapannya secara membabi buta. Seperti orang yang kesetanan.
"Gak usah sebut-sebut nama Mama gue anjing!" sentak Gilang.
Zeyna yang melihat perseteruan itu pun terpaku. Zeyna tidak memikirkan apa-apa selain memisahkan kedua laki-laki itu dengan cara membawa Gilang ke tempat lain yang cukup sepi dan hening.
Tanpa fikir panjang Zeyna meraih pergelangan tangan Gilang yang hendak memukul laki-laki ituㅡkembali. Membuat Gilang hingga beberapa pasang mata menatapnya.
Zeyna melerai perdebatan itu membuat suasana menjadi hening seketika. Di tambah Gilang yang langsung berdiri dan memeluknya. Dalam hati Zeyna sangat takut. Tapi ia harus memberanikan diri agar acara tidak semakin berantakan dan suasana tidak semakin ricuh.
"Gue sayang lo Zey." ucap Gilang membuat Zeyna terpaku di tempatnya.
Seluruh teman-teman dan tamu-tamu di sana menatap kedua remaja itu dengan tatapan bermacam-macam. Ada yang tidak suka, ada yang turut bahagia, ada yang menatap Zeyna dengan penuh kebencian, dan ada yang menatap Gilang penuh rasa kecewa.
⋆ ⋆ ⋆ ⋆
N: Hai! Lama gak nyapa kalian.
Apa kabar?Gimana sama part ini?
Terlalu pendek atau kurang panjang?Beberapa kata buat part ini?
Banyak tokoh-tokoh lain yang bukan inti di cerita ini yang akan terus bermunculan untuk menyeimbangi konflik-konflik lainnya.
Kalian suka sama cerita yang banyak konfliknya atau cerita yang gak banyak konfliknya? Kalau cerita tanpa konflik rasanya gak afdol. Iya gak sih? Bakalan berasa ada yang kurang.
Jadi aku putusin kalau kalian gak terlalu suka sama cerita yang kebanyakan konfliknya aku bakalan kurangin di bagian kaya gitunya. Demi kenyamanan kalian.
Sampai ketemu di part selanjutnya ya!
Jangan lupa share ke temen-temen kalian biar mereka bisa baca cerita ZEYNA juga.See you the next chapter!❤
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYNA
Teen FictionZeyna Geovanka. Orang-orang mengenalnya karena julukan perempuan itu. 'Perempuan Berdarah Dingin' atau 'Perempuan Berhati Es'. Sejak dulu Zeyna selalu sulit untuk menerima orang baru karena sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan b...