39. JARAK

8 9 1
                                    

39. JARAK
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Ada penghalang yang membuat pergerakan kita di batasi. Dan jarak yang menyakiti.

"Aku tau ini susah buat kamu. Tapi aku minta tolong jangan temui aku dulu buat beberapa hari ke depan ya. Aku lagi banyak urusan," kata Zeyna berat.

Gilang sedikit terkejut saat Zeyna mengatakannya. Gilang tidak tahu salah dia di mana sampai perempuan itu memberi jarak pada hubungan mereka. Ada sedikit rasa takut yang terbesit di benak Gilang saat melihat Zeyna yang bertingkah aneh seperti ini padanya.

Gilang tertawa hambar. Tidak mengerti. "Kamu itu kenapa? Gak biasanya kaya gini." ucap Gilang.

"Aku serius. Kamu bisa kan? Bentar lagi juga ada banyak ulangan harian terus banyak lomba yang bakalan di adain. Jadi aku harus banyak belajar. Aku juga lagi latihan buat pentas seni kelas nanti buat ulangan harian juga." ujar Zeyna memberi alasan lain yang lebih logis dan bisa Gilang mengerti. Memberi alasan yang cukup nyata untuk cowok itu.

"Emang kamu bisa jauh-jauh dari aku?" tanya Gilang.

"Bisa! Ini buat kebaikan kita berdua juga. Kamu juga harus rajin belajar. Kamu juga ada lomba basket sama antar kelas kan? Banyakin latihan juga. Tapi jangan sampai lupa buat istirahat," ujar Zeyna memberitahu.

Gilang menatap Zeyna aneh. Ada apa dengan perempuan ini? Tidak biasanya Zeyna bersikap seperti ini. Biasanya saat-saat seperti ini Zeyna akan perhatian dan bersikap lembut padanya.

"Iya Zeyna," sahut Gilang sabar.

"Iyaudah aku ke kelas dulu." pamitnya pada Gilang. "Duluan ya," ujar Zeyna lagi pada teman-teman Gilang.

Naufal merangkul Gilang saat Zeyna sudah jauh dari jangkauan mereka.

"Cewek emang biasa kaya gitu. Lo ada buat salah sama Zeyna? Atau lo lagi ribut sama Zeyna?" tanya Naufal prihatin.

Gilang menggeleng. "Enggak. Gue gak kenapa-napa sama dia. Gue juga gatau kenapa dia jadi kaya gitu. Gak kaya biasanya," ujar Gilang merasa ada yang hilang.

"Lo ada buat salah yang gak di sengaja kali sama dia. Dia yang ngerasain itu bukan lo. Coba dah lo inget-inget," ujar Gevano memberi saran sekaligus masukan.

Jarang-jarang cowok itu seperti ini. Biasanya kerjaan Gevano hanya ngerusuh tidak jelas. Dari mulai mengajak teman-temannya mengobrol dengan topik yang aneh dan bermacam-macam. Bisa saja dari perempuan bisa beralih ke hewan buas. Pernah laki-laki itu berkata seperti ini saat mengobrol tentang perempuan dengan Naufal;

"Emang cewek kalau udah marah galaknya gak ketolong. Mendadak bisa jadi hewan buas. Udah galak, agresif pula. Kadang gue suka gak abis pikir sama cewek," keluh Gevano pusing sendiri.

"Cewek. Satu kata yang gak bisa gue ngerti!" ucap Gevano lagi.

Naufal tergelak karenanya. "Perempuan dengan segala kerumitannya!" ujar cowok itu.

"Kayanya ada. Tapi apa? Gue gak inget. Gak ngeh juga," jawab Gilang membuyarkan lamunan Gevano.

"Kenapa dia gak langsung bilang aja kalau gue ada buat salah sama dia? Kalau dia kaga bilang mana bisa gue ngertinya. Mau sampe kapanpun gue gak bakalan tau salah gue di mana kalau dia gak negur gue. Gue juga sama-sama manusia. Pasti ada buat salah juga." ucap Gilang pada teman-temannya.

Naufal terkekeh, "cewek udah biasa kaya gitu. Gak bisa kita tebak,"

"Tapi waktu itu gue pernah beliin dia dress, sepatu, sama asesoris buat dia pake. Gue mau yang terbaik buat dia biar dia gak di pandang sebelah mata sama keluarga gue. Itu aja,"

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang