35. MENJAUH
━━━━━────────── • • • ✦Dalam sekejap semuanya berubah.
Kamu yang pernah singgah perlahan menjauh.
Memberikan sebuah luka yang tak terbaca.
ㅡ Zeyna Geovanka."Belum pulang?" tanya Zeyna pada Gilang yang berada di parkiran.
"Belum," jawab Gilang cuek.
"Lagi nunggu siapa?" Zeyna berharap jika Gilang sedang menunggunya untuk mengajak perempuan itu pulang bersama.
"Maya," jawab Gilang malas.
Zeyna tercenung mendengarnya. Kenapa jadi seperti ini? Kenapa perasaan dan fikirannya menjadi tidak terkontrol saat Gilang menyebut nama Maya bukan dirinya?
Zeyna berusaha untuk berfikir positif dan mengenyahkan segala fikiran buruknya untuk Gilang. Tapi usahanya gagal. Perasaan itu malah semakin menggerogoti akal sehatnya.
"Kamu kenapa jadi berubah kaya gini? Cepet banget berubahnya," Zeyna mengeluarkan unek-uneknya pada Gilang. Gerah melihat tingkah Gilang.
"Siapa yang berubah? Lo kira gue power ranger?" sebut Gilang marah. Kesal karena dia tidak bisa mengatakan yang sejujurnya pada Zeyna.
"Kamㅡ" perkataan Zeyna terpotong saat Maya berdiri di samping Gilang. Menggandeng tangan cowok itu di hadapan Zeyna, pamer. Tapi Zeyna tidak meresponnya.
"Sayang, ayo kita pulang!" ucap Maya menekan kata sayang di awal kalimat membuat tubuh Zeyna panas dingin.
Gilang mengusap puncak kepala Maya seperti yang Gilang sering lakukan padanya. Membuat Zeyna tertohok di tempatnya. Jelas Zeyna cemburu. Tapi ia berusaha untuk bersikap dewasa dan membiarkannya begitu saja.
Sementara Gilang tidak peduli dengannya bahkan cowok itu terlihat acuh padanya. Dengan tidak berperasaannya Gilang menarik tangan Maya untuk memeluk tubuhnya agar perempuan itu tidak jatuh. Sedangkan Maya menatap remeh kearah Zeyna dan tersenyum penuh sarat kemenangan.
Ghesya yang kebetulan lewat menghampiri Zeyna saat Gilang dan Maya sudah pergi. Merangkul dan mengusap bahu Zeyna berusaha menguatkan. Melihat adegan yang Ghesya tonton tadi membuat hatinya jadi nyeri sendiri. Apalagi Zeyna yang notabenenya adalah pacar Gilang si ketua Glory yang songongnya nauzubillah itu?
"Tuh cowok lo kenapa sih? Heran gue! Bentar-bentar nyariin lo, beberapa menitnya lagi sama tuh uler! Kesel gue liatnya," celetuk Ghesya tidak terkontrol.
"Udah gapapa," sahut Zeyna tenang.
Ghesya berdecak kesal di samping Zeyna. "Yang kaya gitu lo bilang gapapa? BUTA LO? Jangan gitu-gitu amatlah Zey, tuh cowok lo juga ngapain kecantol sama cewek yang modelannya uler banget kaya Maya?" gerutu Ghesya.
"Lo mau pulang? Gue nebeng ya?" ujar Zeynaㅡmengalihkan pembicaraan.
Ghesya mendengus sebal karenanya. "Iyaudah ayo. Mumpung gue lagi di izinin bawa mobil,"
⋆ ⋆ ⋆ ⋆
Gilang Zervano: Zeyna udah tidur?
Zeyna menatap room chatnya yang berisikan beberapa pesan dari teman-temannya. Namun pandangannya tidak bisa lepas dari satu nama. Gilang Zervano. Zeyna ingin membalasnya namun perasaannya masih kesal pada laki-laki itu.
Zeyna Geovanka: Belum. Kenapa?
Gilang Zervano: Cepet siap-siap, mau aku jemput.
Zeyna Geovanka: Mau kemana emang? Ini udah malem gak enak sama keluarga.
Gilang Zervano: Nanti aku yang minta izin sama orangtua kamu. Biar di kasih buat keluar malem. Jadi kalau ada apa-apa, orangtua kamu bisa minta tanggung jawab sama aku.
Gilang Zervano: Cepetan. Jangan lama-lama.
Zeyna Geovanka: Iya sebentar
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYNA
Teen FictionZeyna Geovanka. Orang-orang mengenalnya karena julukan perempuan itu. 'Perempuan Berdarah Dingin' atau 'Perempuan Berhati Es'. Sejak dulu Zeyna selalu sulit untuk menerima orang baru karena sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan b...