36. ASING

8 8 0
                                    

36. ASING
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Kita yang asing membuat cerita itu menjadi usang.
ㅡ Zeyna Geovanka.

"Lo lagi kenapa sama Zeyna? Berantem?" tanya Naufal saat Gilang sudah sampai di kelas.

"Biasa aja," jawab Gilang singkat.

"Di gaet orang lain baru tau rasa lo!" ujar Bara sadis.

"Emang kenapa si dia? Kasian Lang. Dia pacar lo jangan lo gituin lah dia," Farel datang dengan semangkuk mie rebusnya.

"Kita temen kan? Tolong jangan jauhin gue gimanapun keadaannya besok," kata Gilang pada teman-temannya.

"Mana ada kaya gitu Lang! Buat apa juga kita jauhin lo? Kita kan dari dulu udah pren!" ujar Gevano dengan tawanya. Namun beberapa detik kemudian ia melanjutkan ucapannya dengan serius,

"Tapi kalau sampe lo nyakitin Zeyna. Jangan harap lo bisa dapetin dia lagi. Sekalinya lo lepas gue bakalan maju buat gantiin posisi lo," ucap Gevano lalu tertawa tanpa berdosa. "Bercanda Lang! Mana berani gue!"

Tapi tidak ada yang tertawa selain Gevano. Setelah Gevano mengucapkan itu seasana menjadi hening. Tidak ada yang bersuara.

"Lah kok jadi pada diem-diem kaya gini si? Ayolah kita makan dulu, sarapan nih sarapan! Enak banget mie rebus di tambahin gorengan sumpah dah kaga boong gue!" seru Farel dengan mulut masih mengunyah makanan.

"Makan dulu habisin! Jangan sambil ngomong," ujar Kenzo mengingatkan.

Farel terkekeh di samping Naufal yang sedang memakan nasi ayamnya. "Iya dah sorry sorry. Gak lagi,"

Gevano duduk di samping Gilang. "Sorry Lang. Barusan gue kelewatan banget bercandanya," ucap Gevano merasa bersalah.

Gilang menepuk bahu cowok itu, "santai aja. Ngerti kok gue,"

⋆ ⋆ ⋆ ⋆

Entah perasaan Zeyna saja atau memang hanya sebuah kebetulan. Zeyna merasa Gilang jadi banyak diam. Cowok itu bahkan tidak banyak bicara dan menjawab ocehan Zeyna dengan singkat.

Taman belakang sekolah. Saat ini mereka sedang duduk berdua di sana. Tidak ada siapa-siapa selain mereka di sana karena murid lain sedang sibuk di kantin untuk mengisi perutnya.

Zeyna meremas pinggiran roknya kuat-kuat. Merasa takut sekaligus cemas dalam satu waktu karena Gilang ingin mengatakan sesuatu yang serius. Melihat gestur tubuh Gilang saja orang lain sudah tahu jika cowok itu sedang tidak bermain-main.

"Kamu sayang aku kan?" tanya Gilang tiba-tiba membuat Zeyna yang tadinya merunduk kini menatap Gilang dengan pandangan bersungguh-sungguh.

Zeyna mengangguk yakin. "Lebih dari itu. Lebih dari yang kamu tau,"

"Kenapa?" pertanyaan Gilang jelas-jelas membuat Zeyna bingung. Sebenarnya ada apa dengan cowok ini?

"Kenapa apanya?" tanya Zeyna lugu.

"Kenapa kamu suka bahkan sayang sama aku?"

Zeyna terkekeh di sampingnya. Lalu perempuan itu menjawab dengan tenang,

"kamu itu lucu ya? Iya emang aku dulu gak suka sama kamu, aku akuin itu. Tapi setelah kenal kamu aku jadi ngerasa nyaman sama kamu. Kamu berhasil narik aku ke dunia kamu dengan gravitasi kamu sendiri. Dengan cara kamu sendiri. Sayang sama suka itu gak perlu sebuah alasan kan Lang? Karena semua itu di landasi oleh perasaan yang gak pernah bisa kita prediksi," ucap Zeyna berusaha menjelaskan semaksimal mungkin agar Gilang mengerti jika Zeyna juga bersungguh-sungguh menjalani hubungan dengan laki-laki ini.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang