38. EXLUSIVE: KEPINGAN

7 8 3
                                    

38. EXLUSIVE: KEPINGAN
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Jangan berharap jika tidak ingin terluka kembali.

Zeyna meremas dressnya. Keringat mulai membasahi telapak tangannya. Beberapa kali Zeyna mengirimkan pesan pada Gilang namun tak kunjung ada balasan. Membuat Zeyna semakin mati kutu di tempatnya karena perasaan yang bercampur aduk jadi satu.

Zeyna berusaha untuk berfikiran positif tapi tetap saja fikiran buruk mulai merasuki dirinya. Yang Zeyna rasakan saat ini hanya perasaan takut, bingung, dan kecewa. Beberapa menit Zeyna menunggu balasan dari Gilang dengan sabar. Hingga kesabarannya berbuah manis.

Gilang Zervano: Kamu tunggu di sana. Jangan kemana-mana.

Zeyna menghembuskan nafasnya pelan. Jika ia di suruh untuk berkata jujur. Zeyna akan mengatakan jika dirinya benar-benar sudah lelah menunggu.

Menunggu lama seperti ini sudah biasa bagi Zeyna. Tapi baru kali ini Zeyna di suruh menunggu sangat lama di mall. Itu pun sendirian tanpa ada siapapun yang ia kenal untuk di ajak mengobrol agar tidak merasa canggung, gugup, sekaligus malu.

Dua puluh menit lebih Zeyna menunggu Gilang saat Gilang mengirimkan pesan padanya. Hingga Gilang datang menghampirinya dengan lesu. Awalnya Zeyna ingin bertanya lebih dan ingin sekali marah. Tapi ia harus menekan egonya dalam-dalam.

"Kamu dari mana aja?" tanya Zeyna saat Gilang duduk di sampingnya.

Gilang menoleh saat mendengar suara lembut Zeyna. Hatinya mendadak nyeri namun Gilang berusaha untuk bersikap tegas demi kebaikan Zeyna.

"Kayanya kamu gak usah dateng," ucap Gilang membuat Zeyna semakin kecewa.

Zeyna tetap tersenyum meski perasaannya tidak tentu arah. Zeyna berusaha menahan dirinya agar tidak menangis. Ia tidak mau membuat Gilang merasa terbebani oleh rasa bersalah.

"Iya gak pa-pa. Ayo pulang!" ajak Zeyna.

Gilang menatap Zeyna intens. Gilang tahu jika perempuan itu sedang kesal saat ini karena telah menunggunya hampir setengah jam lebih. Meski perempuan itu tidak mengatakan apapun. Di tambah sekarang ia membatalkan ajakannya begitu saja tanpa sebab yang jelas.

Gilang harus bersikap tegas pada dirinya sendiri. Hidupnya bukan tentang kebahagiaan orang lain saja. Tapi dia juga punya hak atas dirinya sendiri. Jadi tidak apa-apa kan jika Gilang bersikap egois sekali saja untuk diri sendiri?

"Langsung pake aja dressnya. Masih ada satu jam lagi buat kita siap-siap. Nanti aku anter kamu ke salon tempat biasa mama di rias. Kalau udah selesai chat aku biar langsung aku jemput,"

"Gilang? Kayanya ini berlebihan deh. Aku gak enak, bener-bener gak enak. Gak usah ke salon aku bisa ngerias diri aku sendiri kok. Kamu tenang aja," ucap Zeyna mengeluarkan pendapatnya.

Saat ini Zeyna merasa harga dirinya jatuh. Melihat perlakuan Gilang yang menurutnya berlebihan. Seakan ia seperti perempuan matre yang sedang memeras kekasihnya dengan berbelanja di tempat mahal.

"Iya terserah kalau itu. Yang penting kita harus tepat waktu. Ayo!" Gilang mengulurkan tangannya untuk membantu Zeyna berdiri yang di sambut hangat oleh perempuan itu.

"Aku ganti dulu. Tunggu sebentar,"

⋆ ⋆ ⋆ ⋆

Benar apa kata Gilang sore tadi. Zeyna memakai apa saja selalu cantik. Perempuan itu mempunyai pesonanya tersendiri yang mampu memikat orang-orang di sekelilingnya. Dengan tampilan yang sangat sederhana dan natural.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang