34. LANGIT GELAP

7 8 0
                                    

34. LANGIT GELAP
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Setiap orang pasti berubah.
Hanya soal waktu dan masa saja yang menjadi penawar rasa sakit untuk sementara.
Zeyna Geovanka.


Langit semakin gelap. Malam menjelang begitu cepat. Zeyna sedang duduk di kursi taman rumah sakit di temani oleh Kenzo. Sekarang hanya ada cowok itu di dekatnya.

Zeyna melirik Kenzo yang duduk di sebelahnya dengan tangan di kedua pahanya. Menatap lurus ke depan tanpa menoleh kemanapun.

"Enggak laper, Ken?" tanya Zeyna basa-basi.

Kenzo tidak menjawab. Cowok itu mendiamkannya. Memilih sibuk dengan pandangan yang menatap kearah tumbuhan-tumbuhan hijau.

"Dari tadi lo disini?"

Kenzo masih mendiamkannya.

"Lo kalau bosen terus mau pulang gapapa pulang aja. Lagian udah malem juga. Gue mau disini dulu," ucap Zeyna pada Kenzo.

"Entar ada yang marahin gue kalau ninggalin lo sendirian disini," kata Kenzo. Dia tidak menatap atau bahkan menoleh pada Zeyna. Cowok itu malah menatap lurus sambil memagang ponsel.

"Siapa? Gilang? Udah gapapa Ken. Kalau lo mau pulang, pulang aja. Nanti biar gue yang bilang sama Gilang kalau gue nyuruh lo buat pulang duluan,"

"Jangan kaya gitu Zey. Cowok lo nyuruh gue buat jagain lo dan nganterin lo pulang." Kenzo memasukan ponselnya pada celana abu-abunya.

"Ken, apa Gilang ada sesuatu sama Maya?" tanya Zeyna. Beberapa menit Kenzo terdiam lalu menjawab,

"Gue gatau," Kenzo tidak mau memberitahu lebih pada Zeyna. Membiarkan perempuan itu terpekur dalam fikiran dan perasaannya sendiri. "Jangan tanya soal privasi Gilang sama gue Zey, karena lo udah tau jawaban gue,"

Zeyna makin termenung. Menatap perban, darah di telapak tangan kirinya, dan lukanya di bagian sikut yang tergores tadi sore saat menyelamatkan anak kecil dari sebuah mobil yang hampir saja akan menabrak anak laki-laki itu jika Zeyna tidak cepat-cepat menolongnya.

"Apa Gilang berubah sama kalian?"

"Setiap orang pasti berubah Zey," jawab Kenzo.

Zeyna tahu. Kenzo tidak mau terlalu ikut campurㅡkarena cowok itu sangat menghargai privasi orang lain. Kenzo bukan tipikal orang yang mudah memberikan informasi tentang teman-temannya pada orang lain. Sekalipun itu Zeyna atau orangtua Gilang.

Bukan berarti jika Zeyna pacar Gilang. Kenzo akan dengan mudah memberikan informasi tentang temannya itu pada Zeyna. Sebelum mendapat izin dari Gilang, Kenzo akan tetap bungkam. Atau laki-laki itu akan menyuruh balik pada Gilang untuk memberi tahukannya sendiri pada orang tersebut karena Kenzo tidak mau banyak ikut campur dalam masalah orang lain.

"Lo yakin kan Ken kalau Gilang gak bakalan berbuat macem-macem di belakang gue?" tanya Zeyna memastikan.

Kenzo mengangguk. "Lo pacar pertamanya. Tenang aja. Temen gue emang berengsek tapi bukan berarti dia bisa berbuat seenaknya di belakang lo."

Kenzo bukan teman yang mempunyai banyak muka. Dia juga bukan cowok kepo yang harus tau apa yang di alami oleh teman-temannyaㅡkecuali saat temannya cerita. Dia akan menjadi pendengar yang sangat baik seperti sekarang.

"Lo bener. Semua orang berubah. Setiap orang pasti berubah. Hanya soal waktu dan masa saja yang menjadi penawar rasa sakitnya untuk sementara." ucap Zeyna.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang