37. EXLUSIVE: DEKAP LUKA
━━━━━────────── • • • ✦Mendekapmu sama seperti menginjak duri. Semakin aku melangkah semakin aku tersakiti.
ㅡ Zeyna Geovanka.Satu tujuan yang gue kejar saat ini.
Ngejaga lo dari jarak jauh biar bisa mastiin lo baik-baik aja. ㅡ Gilang Zervano."Lo serius mau ngajakin Zeyna?" tanya Naufal ragu.
Gilang hanya mendiamkannya. Gilang berfikir. Jika dia ragu, apalagi mereka teman-temannya. Teman-temannya lebih tau seluk beluk keluarganya lebih dulu dari Zeyna. Meski tidak sepenuhnya.
"Kalau lo ngerasa ragu, gak yakin, dan gak percaya diri. Mending gak usah sekalian. Jangan setengah-setangah kaya gitu. Entar yang ada malah kacau jadi repot nantinya," ucap Kenzo saat melihat keraguan dari gestur tubuh dan mata Gilang.
Naufal melongo mendengarnya.
"Gue bukan cenayang!" kata Kenzo tau apa isi fikiran Naufal saat ini.
Naufal semakin cengo. Beberapa detik kemudian cowok itu cengengesan, menggaruk tengkuk lehernya kikuk.
"Berasa di telanjangin habis-habisan gue kalau kaya gini terus jalan ceritanya," ujar Naufal.
Gilang sudah menceritakan semuanya pada Naufal dan Kenzo. Untuk saat ini hanya mereka berdualah yang Gilang percayai dengan penuh. Bukannya ia tidak percaya kepada teman-teman lainnya. Tapi jika berbicara dengan dua orang saja sudah membuat dia mengerti akan situasinya untuk apa cerita kepada yang lain?
Gilang hanya sedang membutuhkan saran, pencerahan, dan masukan yang bisa ia jadikan sebagai jalan keluarnya. Bukan yang lainnya. Gilang juga tidak mau membebani teman-temannya dengan membagi bebannya kepada mereka. Karena setiap orang memiliki beban dan masalahnya sendiri-sendiri.
Kadang beberapa orang hanya ingin tahu. Tidak sepenuhnya ingin membantu.
"Gue gak yakin sama Kakek lo Lang. Dia pinter ngomong. Sedangkan Zeyna? Dia cewek yang gak tegaan orangnya." ucap Kenzo dengan gaya stay cool.
Naufal mengangguk setuju. "Gue setuju sama yang di bilang Ken," yakinnya.
Gilang menghembuskan nafas beratnya. "Udah gue duga! Cepat atau lambat pasti bakal kejadian."
⋆ ⋆ ⋆ ⋆
Jam istirahat adalah jam yang di tunggu-tunggu oleh Gilang dan murid yang lainnya. Sepuluh menit sebelum bel istirahat Gilang meminta izin untuk pergi ke toilet sebagai alasan dari tujuannya untuk menemui Zeyna. Gilang menunggu Zeyna. Bersender di tembok kelas Zeyna tepat di pinggir pintu. Dengan kedua tangan masuk kedalam celana abu-abunya.
Bertepatan dengan bel dan sorak gembira dari dalam kelas di susul oleh gesekan pintu yang terbuka membuat Gilang memperhatikan setiap orang yang keluar dari dalam kelas.
Banyak orang yang menyadari kehadiran Gilang di depan kelasnya. Bagaimana tidak? Gilang begitu mencolok dengan gayanya sendiri. Baju yang keluar. Rambut yang sedikit acak-acakan. Jam tangan hitam G-Shock. Dan tidak lupa dengan dasi yang melingkar asal di kerah baju seragamnya.
Saat Gilang akan memanggil Zeyna tiba-tiba saja Bu Atun datang keluar dari dalam kelas membuat Gilang terkejut. Beberapa detik kemudia raut wajahnya berubah menjadi dingin. Bukan rahasia umum lagi jika Bu Atun dengan anak-anak Glory seperti bermusuhan apalagi dengan Gilang. Kecuali dengan Kenzo guru dengan perawakan seperti wanita kraton itu akan bersikap manis.
Bu Atun melirik Gilang tajam dengan berkacak pinggang. Gilang yang melihat itu langsung cengar-cengir. Membuat Bu Atun menatapnya dengan tatapan aneh.
![](https://img.wattpad.com/cover/265849539-288-k431216.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYNA
Roman pour AdolescentsZeyna Geovanka. Orang-orang mengenalnya karena julukan perempuan itu. 'Perempuan Berdarah Dingin' atau 'Perempuan Berhati Es'. Sejak dulu Zeyna selalu sulit untuk menerima orang baru karena sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan b...