28. JATUH CINTA, LAGI.

9 9 1
                                    

28. JATUH CINTA, LAGI.
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Ada rasa yang berbeda dalam setiap dekapannya. Jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya. ㅡ Gilang.

"Gue pikir lo gak bisa romantis," ceplos Rezvan pada Gilang.

"Buat neng Zeyna, apasih yang enggak bisa. Iya gak Aa Gilang?" ujar Bara menggoda Gilang. Lelaki itu beridiri dengan baju hitam yang melekat di tubuhnya.

"Cinta banget Aa sama Neng," ucap Farel. Mencolek dagu Gilang ikut menggoda cowok itu.

"Gue gak nyangka kalau Zeyna bakalan nerima Bang Gilang," ujar Farhan masih tidak percaya. "Zeyna kan orangnya susah buat di deketin apalagi di pacarin,"

"Emang bener ya. Usaha tidak pernah menghianati hasil," ujar Gevano menguntip kata-kata Arvian.

"Gue udah sering usaha. Tapi hasilnya gak pernah ada," ujar Rezvan mendadak sendu.

Semua orang di posko depan melihat Rezvan, prihatin. Memang usaha Rezvan sebelas duabelas dengan Bara meski usaha mereka selalu gagal. Zahra yang sering kali menghindar dari Rezvan. Sedangkan Dara yang selalu acuh pada Bara.

"Nama doang yang cocok. Bara, Dara. Tapi orangnya gak pernah cocok." celetuk Arvian.

"Ar!" tegur Kenzo. "Mau sampai kapan pun juga setiap orang pasti gak akan cocok. Yang awalnya ngerasa cocok sampe nikah aja ujungnya pasti ada rasa kaya gitu. Ngerasa gak cocok sama pasangannya sendiri. Padahal pada dasarnya semua orang itu gak ada yang cocok. Makanya setiap orang di kasih pasangan itu buat saling melengkapi," jelas Kenzo panjang lebar.

Meski cowok itu sering kali diam dan tidak banyak bicara. Tapi saat-saat seperti ini Kenzo sering memberi masukan positif pada mereka semua. Bahkan Gilang saja sempat di buat bingung. Sebenarnya apa isi otak laki-laki itu.

Kenzo selalu tahu hal apa saja mengenai teman-temannya hanya lewat mata, mimik muka, dan gerakan tubuh dari teman-temannya.

"Ken, gue sering mikir. Sebenernya apa sih isi otak lo?" tanya Gilang. "Kadang gue sering heran sendiri. Lo banyak diem tapi lo tahu semuanya,"

"Isi otak gue ya gitu-gitu aja. Gak ada yang aneh-aneh," ucap Kenzo.

"Lo gak mau nerima si Amara, Ken?" ujar Gilang bertanya.

"Ngapain? Gue gak minat pacaran," sahut Kenzo dingin.

"Bilangnya sih gitu. Gak tau tuh kalau nanti-nanti," ujar Bara.

"Waktu itu berputar Ken. Gak selamanya diem di satu titik terus. Siapa tau kan besok lo yang ngejar-ngejar tuh cewek? Hargain Ken, sebelum di ambil orang," ujar Bara mengingatkan. Agar Kenzo tidak menyesal.

"Kalau gak mau buat gue aja. Gue siap sedia nyambut tuh cewek. Udah cantik, baik, ceria lagi," ujar Gevano memanas-manasi.

Kenzo menoleh, menatap berang Gevano. Dan yang di tatap hanya cengengesan tidak jelas. Teman-temannya itu begitu merepotkan.

"Udah keliatan dari reaksinya. Bukannya lo bilang langsung aja di depan orang nya Ge. Terus lo pegang tangan si Amara depan muka si Ken. Baru mempan," saran Gilang memberi ancang-ancang.

Semua orang tergelak karena melihat wajah Kenzo yang berubah drastis setelahnya. Berusaha bersikap biasa saja dan tidak terpancing oleh teman-temannya.

"BU SRIII, BIASA YAAA MIE REEEBUUUUUSS!! PAKE TELOR SAMA CABE YANG BANYAK YAAA! BU SRI GEULIS PISAN, ASLI!" ujar Jordik dari belakang.

"Abis di buatin bayar ya hutang kamu yang kemaren!"

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang