5. KAMU﹐SENJA﹐& JINGGA

16 10 4
                                    

5. KAMU﹐SENJA﹐& JINGGA
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Seperti daun yang jatuh kearahmu tadi.
Berusaha untuk mengingatkan jika jatuh hanya untuk bangkit kembali.
ㅡ Gilang Zervano Nugraha

Kenapa Senja terdengar lebih romantis dari Fajar? Karena perpisahan akan lebih mudah dikenang dari pada pertemuan.
ㅡ Zeyna Geovanka Xandier

Saat Gilang bertanya dimana letak rumah Zeyna, tiba-tiba Zeyna mengajaknya untuk kesuatu tempat membuat Gilang sedikit gugup dan merasa canggung. Apalagi saat ini yang sedang ia boncengi adalah Zeyna. Perempuan yang sudah ia sukai sejak saat MOS dilaksanakan.

"Mau kemana Zey?" tanya Gilang bingung

"Anterin gue ke suatu tempat, lumayan agak jauh tapi. Lo gak apa-apa kan?" tanya Zeyna ragu, takut merepotkan. "Sorry ngerepotin," gumamnya pelan yang masih mampu di dengar oleh Gilang.

"Gak ngerepotin kok, mau jauh banget juga gak apa-apa padahal, malahan gue jadi makin seneng." Gilang tertawa menumpahkan kebahagiaannya lewat tawa.

Zeyna ikut tertawa, "iyaudah dari sini lurus terus abis di pertigaan belok ke kanan, oke?"

"Siap tuan putri!" Gilang mengacungkan ibu jarinya lalu menjalankan motornya ke arah yang sudah di beri tahu Zeyna.

Setelah sampai Gilang turun dari motor, membuka helm dan merapihkan kembali rambutnya yang sedikit berantakan. Namun tiba-tiba pergerakan tangannya terhenti saat ia baru menyadari tempat apa yang sedang mereka datangi.

Hanya rumah besar. Tua. Dan sangat terbengkalai sekali. Dipenuhi dengan tanaman ilalang yang menjulang tinggi menghalangi pandangan-nya.

"Serius ini tempatnya?"

Zeyna mengangguk, tangannya menggenggam tangan Gilang kuat. Seolah-olah ia sedang menyalurkan energi dan kebahagiaannya yang membuncah seketika kepada Gilang.

Zeyna menuntun Gilang masuk kedalam rumah tua itu, hingga mereka berada di belakang pekarangan rumahnya. Membuat Gilang Bengong di tempatnya.

Matanya tak lepas memandang pemandangan indah yang tercipta di depan matanya.

Gilang menatap Zeyna, "Zey?" tanyanya meminta penjelasan yang langsung di fahami oleh Zeyna.

Zeyna balik menatap Gilang, "Ini tempat dimana gue bisa ngelepasin semua beban gue," Zeyna tersenyum membuat Gilang tidak berhenti menatapnya hingga tidak berkedip.

'Senyuman lo lebih indah dan lebih narik perhatian gue ketimbang pemandangan indah yang ada di hadapan gue saat ini Zey.' ungkap Gilang dalam hati.

⋆ ⋆ ⋆ ⋆

"Jadi lo sering kesini?"

"Sering, bahkan hampir tiap hari gue kesini. Kalau gue lagi banyak fikiran gue pasti larinya kesini." ujar Zeyna

Mereka sedang duduk di kursi, di bawah pohon rindang. Begitu banyak bunga matahari, mawar, anggrek, melati, dan bunga krisan. Zeyna sengaja memupuknya disini. Karena ia sangat menyukai kelima jenis bunga itu.

"Terus bunga-bunga ini? Emang udah dari lama ada disini? Atau sengaja lo yang tanam?" Gilang bangkit dari duduknya, memperhatikan bunga anggrek. Ia teringat Ibu-nya yang sangat menyukai bunga anggrek.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang