12. GILANG ATAU ZIDAN?
━━━━━────────── • • • ✦Privasi tentang hubungan saya itu bukan sebuah hal yang perlu kalian ikut campuri. Karena siapa pun pilihan-nya, itu hanya menjadi keputusan pribadi saya.
ㅡ Zeyna Geovanka
"Ada kalung bagus banget nih, coba liat dulu deh," titah Zeyna pada Gilang.
"Sederhana banget pilihan lo," ujar Gilang pada Zeyna saat melihat kalung pilihan Zeyna.
"Mau sederhana atau mewah itu gak terlalu penting. Yang penting itu niat kita tulus buat ngasih sesuatu ke orang lain. Meski nilainya gak terlalu tinggi," ujar Zeyna.
Zeyna melihat-lihat kalung yang lainnya dan mengambil salah satu kalung yang modelnya berbeda. Ia tersenyum lalu menaruhnya kembali.
Gilang yang sedari tadi memperhatikan Zeyna pun menyuruh Zeyna untuk membayar kalung yang Gilang genggam.
Zeyna tersenyum, "jadi ngambil yang gue pilih nih?" Gilang hanya mengangguk.
"Enggak apa-apa Lang. Kadang sesuatu yang menurut kita kecil itu bisa berarti besar buat orang lain," ujar Zeyna lagi.
Saat Zeyna menarik pergelangan tangan Gilang, Gilang melepas pelan tangan Zeyna dari pergelangan tangannya. Membuat Zeyna menatapnya bingung.
"Lo duluan aja, gue mau liat asesoris yang lainnya. Entar gue nyusul," Gilang memberikan dua lembar uang berwarna merah kepada Zeyna.
"Mau sekalian sama kotak kado asesorisnya gak? Biar entar sekalian di bungkusin di sini. Jadi lo tinggal ngasih aja ke adik sepupu lo," ujar Zeyna yang pendapatnya langsung di setujui oleh Gilang.
"Boleh biar gue gak perlu ribet-ribet bungkusin kadonya," sahut Gilang. "Oh iya Zey, uang nya kurang gak buat beli bahan lainnya?"
"Enggak kok Lang, cuman tinggal nambahin kotak kadonya sama bungkus kado udah deh. Kalau kurang biar gue yang tambahin aja," Zeyna tersenyum saat matanya menatap Gilang.
"Gak usah, kalau kurang nanti lo bilang aja sama gue. Biar uangnya gue ganti. Lo gak boleh nambahin sepeser pun." ujar Gilang memaksa.
Zeyna tertawa, "oke-oke, santai aja kali Lang. Entar gue juga titip kado buat adik sepupu lo ya?"
"Eh kok lo malah ikutan ngado juga? Kan gak di undang,"
"Apa ngasih sesuatu ke orang lain itu sekarang perlu undangan juga ya?" tanya Zeyna membuat Gilang gelagapan.
"Eh, bukan gitu Zey. Maksud gue itu iya enggak enak aja ke lo nya. Gak di undang tapi lo malah ngasih kado juga," ujar Gilang tidak enak.
"Enggak apa-apa. Sebagai perkenalan aja sama ucapan selamat ulang tahun," ujar Zeyna tetap memaksa.
"Iyaudah kalau gitu lo dateng aja ke acara ulang tahun sepupu gue. Gue yang ngundang lo. Lo bakalan dateng kan?" tanya Gilang.
"Iyaudah, oke deh. Entar gue dateng,"
Gue harap ni cewek beneran dateng, batin Gilang berharap.
"Yaudah lo cari kado dulu aja buat adik sepupu gue. Gue juga mau liat-liat yang lain dulu," ujar Gilang pada Zeyna.
Zeyna pergi meninggalkan Gilang untuk mencari apa yang akan ia beli untuk sepupunya Gilang. Zeyna melihat-lihat jam tangan yang berjajar rapih di rak.
"Emm Kak, tolong jam tangan warna merah muda yang ini ya? Saya mau liat dulu," ujar Zeyna menunjuk jam yang akan ia lihat.
Pelayan toko itu memberikan jam tangannya pada Zeyna, "silahkan," ujarnya ramah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYNA
Teen FictionZeyna Geovanka. Orang-orang mengenalnya karena julukan perempuan itu. 'Perempuan Berdarah Dingin' atau 'Perempuan Berhati Es'. Sejak dulu Zeyna selalu sulit untuk menerima orang baru karena sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan b...