17. GLORY (2)

9 8 0
                                    

17. GLORY (2)
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Kita masih muda, terluka adalah hal yang biasa. ㅡZidan Syamalik.

Zidan yang mendengar ucapan Deon pun berbalik untuk menatapnya dengan benar. Zidan tersenyum melihatnya.

"Gue gak mungkin ngebiarin temen gue disini sendirian. Gak usah maen kroyokan!" Gilang yang merasa cemas karena Kenzo memberi tahu bahwa sambungan telfon Zidan dan Kenzo terputus saat Zidan mendobrak paksa pintu markas Story.

Zidan bangkit dengan tubuh yang masih terbilang baik-baik saja tidak ada luka berat selain memar pada wajahnya dan lengan seragam pemuda itu saja yang robek.

"Lo gak apa-apa Dan?" tanya Fadlan merasa lega saat melihat Zidan.

Zidan menggeleng, "gue nggak apa-apa Dlan, tapi gue nemuin ini di pojokan markas."

Zidan menunjukan bando kain yang ia temui beberapa menit yang lalu. Gilang merasa tidak asing dengan bando itu. Bando milik Zeyna.

Gilang menarik paksa kerah kemaja sekolah Deon dengan kuat. Matanya menatap nyalang ke arah Deon.

"Mana Zeyna?" Gilang bertanya dingin. Terdengar begitu pelan tapi mampu membuat beberapa orang disana menatap Gilang ngeri.

"Ternyata bener cewek itu berharga banget buat lo?" kekeh Deon membuat emosi Gilang semakin tersulut.

"GUE TANYA DIMANA DIA ANJING!" sentak Gilang tangannya menarik kerah kemeja Deon lebih kuat dan erat dari sebelumnya membuat jarak di antara keduanya semakin terkikis.

Dengan arahan Deon, Fauzan meminta Elang untuk membawa Zeyna keluar menemui Gilang.

Gilang meringis menatap nanar gadis kecilnya itu. Penampilannya begitu acak-acakan. Rambut yang berantakan, sudut bibir yang mengeluarkan darah yang sudah kering, dan luka di bagian siku dan pelipisnya membuat Gilang iba sekaligus khawatir.

Pandangannya menatap tajam lelaki yang masih berada tepat di hadapannya. "Lo apain cewek gue bangsat?!!" nafasnya memburu menahan emosi yang akan meledak kapan saja.

"Gak gue apa-apain, masih terjaga. Gue gak ngerusak segelnya. Tapi gue cuman nampar dia aja sampe dia kesungkur. Habisan cewek lo susah di atur, keras kepala, tapi dia cantik," Senyuman Deon yang begitu senang membuat Gilang mengernyit.

"Rambutnya wangi, lembut, halus. Gue suka sama cewek lo," entah itu hanya sebuah pancingan atau nyata tapi Gilang tidak menyukai pernyataan yang terlontar dari mulut Deon itu.

"BERENGSEK LO ANJING!" Gilang langsung mendaratkan bogeman mentah tepat ke rahang Deon.

Gilang memukulnya secara membabi-buta tanpa kenal ampun. Sisi kemanusiaannya mulai terkikis karena Deon tidak hanya menyakiti temannya dan harapan Glory selanjutnya tapi juga gadis kesayangannya, Zeyna.

"BERANI LO MACEM-MACEMIN CEWEK GUE?!" Gilang meninju Deon dengan sangat kuat hingga Deon lunglai.

Saat Gilang akan mendaratkan pukulannya lagi ke arah Deon tiba-tiba ada beberapa anggota Story yang akan memukulnya. Namun langsung di hadang balik oleh Jordik, Bara, dan Naufal.

Sedangkan Zidan, Farhan, dan Fadlan melepas paksa cengkraman tangan Elang dari pergelanggan tangan Zeyna yang di ikat kuat di belakang punggung.

Farhan dan Fadlan menjauhkan Zeyna dari Elang dan Zidan yang sedang berkelahi. Zidan sama persis seperti Gilang. Ia memberikan bogeman mentah secara membabi buta hingga Gevano dan Arvian menarik paksa Zidan untuk menjauh dari Elang sebelum pemuda itu tewas di hajar oleh Zidan.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang