22. HILANG!
━━━━━────────── • • • ✦Ternyata jauh dari kamu, itu adalah hal yang paling menakutkan tanpa aku sadari.
ㅡ Zeyna Geovanka.Sudah empat hari penuh Zeyna tidak melihat Gilang berkeliaran di sekitarnya. Bahkan dia tidak ada di dekat teman-temannya.
Kali ini Zeyna benar-benar merasa di hantui oleh bayang-bayang Gilang. Kenapa Zeyna merasa cemas secara berlebihan ketika Gilang tidak ada di sampingnya.
Zeyna menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Menunjukan pukul satu siang hari. Semua murid di perintahkan untuk berkumpul di lapangan.
"JORDIK! BARIS YANG BENER!! GAK PUNYA BARISAN KAMU DIEM DI BELAKANG KAYA GITU?!! MAJU KAMU!! BARIS DI DEPAN!!!" Bu Atun dengan tangan memegang tongkat yang menunjuk kearah Jordik.
"ASYAAAAAPP BUUUU!" balas Jordik melenggak-lenggokan pinggulnya.
Fadlan menoyor kepala Jordik dari belakang. "Alay banget lo jalan di begituin," ujar Fadlan sinis sekaligus geli. Karena Fadlan pernah di godai oleh bencong saat malam hari.
Memang Fadlan pernah di ganggu oleh bencong. Saat Fadlan hendak pergi menemui teman-temannya. Untung saja Fadlan menggunakan mobil. Ia melihat bencong itu lewat kaca spion mobilnya. Berjalan berlenggak lenggok membuat Fadlan ngeri sendiri. Jadi sampai sekarang Fadlan masih troma. Setiap ia melihat orang berjalan seperti itu. Fadlan pasti teringat kejadian itu.
"Bilang aja lo iri! Gue kan bisa jalan syantik tapi lo kaga," ujar Jordik membuat beberapa orang di barisan belakang dan pinggirnya tergelak.
"Mana ada goblok!" balas Fadlan semakin sensi. "Dasar bocah gak ngotak. Udah tau temen nya phobia sama yang begituan,"
Lagi-lagi mereka tertawa. Kali ini hampir semua orang yang berada di dekat mereka tertawa membuat Bu Atun naik pitam.
"HEI KALIAN! FADLAN NGAPAIN KAMU KASAR-KASAR GITU BAHASANYA HAH?!! ADA GURU-GURU PERNAH NGAJARIN KAMU BILANG KAYA GITU SAMA TEMEN KAMU SENDIRI?!!!" Bu Atun menghampiri Fadlan dan menjewer kupingnya hingga berada di depan semua murid. Tepat di depan bendera Merah Putih.
"AW! AW! BU! SAKIT INI KUPING SAYA BU!! IBU KOK GAK BERPERASAAN BANGET SIH SAMA SAYA???" Fadlan terus mengoceh sampai Bu Atun melepaskan jewerannya.
"Buju buset. Perih banget," gumam Fadlan mengusap sebelah kupingnya yang sudah memerah dan sangat panas.
"ZIDAN!! DASI KAMU MANA?!!" tanya Bu Atun melihat Zidan tidak memakai dasi.
Zidan gelagapan di tempatnya. Ia lupa menaruh dasinya dimana. Zeyna yang melihat Zidan kebingungan pun akhirnya memberi dasi cadangan yang selalu di simpan di saku roknya. Berjaga-jaga jika ia lupa memakai dasi karena terburu-buru.
Zidan tersenyum untuk ucapan terima kasihnya pada Zeyna. Ia beruntung kali ini. Jika tidak ada Zeyna mungkin ia sudah berakhir dengan panas-panasan.
"INI BU INI! ADAA KOK!!" Zidan memakai dasinya dengan terburu-buru. Sudah seperti di kejar oleh depcoleptor.
Bu Atun menepuk-nepukan tongkat pada telapak tangannya. Memperhatikan setiap barisan dengan berjalan di sela-sela barisan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYNA
Roman pour AdolescentsZeyna Geovanka. Orang-orang mengenalnya karena julukan perempuan itu. 'Perempuan Berdarah Dingin' atau 'Perempuan Berhati Es'. Sejak dulu Zeyna selalu sulit untuk menerima orang baru karena sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan b...