25. SIAPA

12 8 0
                                    

25. SIAPA
━━━━━──────────  •  •  • ✦

Siapapun dia. Aku harap dia tidak melukaimu.
ㅡ Gilang Zervano.

"Nah kebetulan nih, Ko. Ada gebetannya adik kesayangan gue," seru Akmal heboh yang dengan mendadak bangkit dari duduknya hingga sofa itu bergeser. Membuat beberapa orang di sana terkejut.

Gilang bertos dengan Akmal dengan gaya mereka sendiri. "Temen doang Bang," ujar Gilang seraya bersalaman dengan teman-temannya Akmal.

Riko menjabat tangan Gilang ramah. "Pantes aja adik lo betah di ajakin main sama nih anak. Orang dia lebih cakep dari gue," puji Riko pada Gilang.

Gilang tertawa, "biasa aja gue Bang," hardik Gilang.

"Wah anjir motor lo cakep banget!" teriak Elvan heboh.

Jika boleh jujur Elvan itu sangat menyukai moge. Ia tahu jenis moge apa saja yang sedang menjadi incaran semua orang.

Elvan Zikry Argasan. Sosok yang sering di sapa dengan panggilan El atau Zikry itu salah satu teman Akmal. Pecinta motor gede atau moge. Elvan sangat tahu segala jenis moge dari yang paling murah hingga yang termahal sekalipun ia pasti tahu.

"Keluaran terbaru motor lo?" tanya Elvan pada Gilang.

Gilang menggaruk kepalanya, "oh, iya Bang. Itu keluaran terbaru," kekehnya.

"Mau beli motor inceran gue tapi pas liat motor itu gue jadi tertarik sama yang ini ketimbang motor inceran gue,"

Elvan memijat keningnya, pusing. "Selera lo tinggi juga ya?"

"Enggak juga Bang. Cuma seneng aja gitu ngoleksinya,"

Zeyna yang merasa di abaikan pun berdeham. Hingga semua orang yang berada di sana memusatkan perhatiannya pada Zeyna.

Hugo menatap Zeyna nelangsa. "Baru kali ini gue liat adik lo kalah saing sama barang Mal," kekehnya.

Akmal melempari Hugo dengan kuaci yang berserakan di atas meja. Ada roko, kuaci, bensin, kopi kaleng, dan beberapa cemilan juga minuman dingin. Bahkan kunci motor para lelaki itu tergeletak asal.

"Oh, gue lupa kalau ada lo Zey, maaf. Gue kira lo udah masuk kamar buat ganti baju," ujar Gilang kaku saat melihat wajah galak Zeyna.

"Permisi, Zeyna mau ngobrol berdua dulu sama Gilang," ujar Zeyna pada mereka semua.

"Boleh kan Bang?" Zeyna menatap Akmal meminta persetujuan.

Zeyna membawa Gilang menuju halaman depan rumah. Menatap lelaki itu dengan tatapan khawatir sekaligus takut. Ia tidak bisa membicarakan hal ini di depan Abang sekaligus teman-teman Abangnya kan?

Zeyna terus berfikir keras mencari jalan keluar untuk masalah ini. Tiba-tiba sepintas ide muncul di dalam fikirannya. Zeyna mencari handphonenya namun hpnya sudah mati total karena kehabisan baterai.

Gilang menatap Zeyna bingung dengan tingkah Zeyna. Saat Gilang sedang menatap Zeyna dengan tatapan aneh tiba-tiba perempuan itu meminta Gilang untuk memberikan handphonenya pada Zeyna. Tanpa ragu Gilang memberikan ponsel itu pada Zeyna.

Zeyna mengetik sesuatu di note handphone milik Gilang cukup lama. Gilang rasa jika Zeyna menuliskan sesuatu hal yang sangat penting karena terdapat kerutan di dahi Zeyna.

Lang, gue rasa beberapa hari ini semenjak lo gak ada dan gak masuk sekolah itu gue ngerasain ada yang janggal atau hal-hal aneh lainnya di sekitar gue. Semacam ada orang yang terus merhatiin gue. Gue gak berani buat bilang kesiapa-siapa secara terang-terangan. Gue cuman berani bilang ke lo doang.

ZEYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang