15. EUFORIA
━━━━━────────── • • • ✦She's Mine. ㅡ Gilang Zervano.
"Lo kenapa bisa sampe kelepasan kaya gitu?" Zeyna meraih tangan Gilang yang di penuhi luka-luka ringan.
Hari ini Zeyna sudah menyaksikan seberingas apa Gilang saat bertarung. Lalu tangan Zeyna menyentuh luka di pelipis dan sudut bibir Gilang.
"Gue ke dalem dulu buat ngambil kotak P3K. Lo tunggu di sini ya?"
Saat Zeyna berdiri tangannya di cekal oleh Gilang. Membuatnya kembali berbalik dan menatap Gilang yang sedang menatapnya juga.
Zeyna merunduk, "kenapa? Enggak lama kok," bujuknya.
"Jangan jauh-jauh dari gue," kata Gilang begitu sendu, terlihat jelas dari sorot matanya.
"Sebentar aja," bujuk Zeyna kekeuh.
"Eh Nald sini!" panggil Zeyna tidak sengaja melihat Reynaldi yang sedang berada di taman belakang hotel. "Minta tolong jagain Gilang sebentar. Gue mau ke dalem dulu. Bisa?"
Reynaldi menatap Gilang lalu pandangannya jatuh kepada Zeyna kembali, "boleh, jangan lama-lama."
Zeyna pergi ke dalam tanpa mengucap sepatah kata pun lagi.
Seperti magic saat Zeyna membutuhkan sesuatu tiba-tiba datang seorang perempuan yang menyodorkan kotak obat itu dengan senyuman yang sangat manis.
"Obatin sana,"
Zeyna mengerutkan keningnya merasa bingung. Namun beberapa detik kemudian Zeyna teringat pada Gilang.
"Rayna Pitaloka, adik sepupunya Gilang," Rayna mengenalkan dirinya membuat Zeyna mengerti.
Zeyna meraih uluran tangan Rayna. Menjabat dengan sama ramahnya.
"Zeyna Geovanka Xandier," balas Zeyna membuat Rayna sedikit terkejut.
"Iyaudah obatin Gilang sana,"
Setelah Zeyna berpamitan dengan Rayna ia pun segera menghampiri Gilang. Namun saat di perjalanan ia di hadang oleh seorang laki-laki. Tapi ralatㅡtiga orang laki-laki.
"Oh jadi ini ceweknya Gilang, Bram?" tanya cowok bertuxedo hitam. Arlan namanyaㅡsepupu Gilang.
"Cantik, manis, sexy juga. Di bayar berapa lo buat muasin hasrat cowok lo itu?" sebut Dafa.
Zeyna menatap mereka dengan malas.
Apa mereka tidak ada kerjaan lain selain mencari ribut?
"Gue gak kenal siapa kalian. Jadi tolong jangan buang-buang waktu. Gue lagi buru-buru," ujar Zeyna dingin.
"Berani juga lo ya? Gak cewek, gak cowoknya sama-sama gak sopan." tukas Arlan.
"Apa dengan lo bilang kaya gitu, lo bisa jadi sopan dan keliatan lebih baik dari orang yang lagi lo bertiga omongin?" Zeyna menatap mereka muak. "Gue rasa kata-kata lo lebih cocok buat diri kalian sendiri ketimbang buat orang lain. Permisi,"
Dengan sangat anggun Zeyna pergi meninggalkan mereka namun tali belakang dress bagian tengah-tengah bahunya di tarik oleh Bram saat Zeyna melangkah maju.
"JANGAN LANCANG!" Zeyna memperingati Bram dengan telunjuk yang tepat berada di depan wajah Bram.
"WOOOO!! Jalang tapi sok jual mahal," cemooh Dafa.
Saat Bram mendekati Zeyna membuat Zeyna menabrak tembok gedung hotel. Ia meringis karena rasa ngilu akibat punggungnya yang berbenturan dengan tembok.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEYNA
Teen FictionZeyna Geovanka. Orang-orang mengenalnya karena julukan perempuan itu. 'Perempuan Berdarah Dingin' atau 'Perempuan Berhati Es'. Sejak dulu Zeyna selalu sulit untuk menerima orang baru karena sangat sulit baginya untuk beradaptasi dengan lingkungan b...