PART 7

982 58 0
                                    

Rumah bernuansa klasik modern ini adalah milik relasi bisnis ayahnya yang akan Gentala temui malam ini. Sudah terlihat dari dalam mobil sepasang suami istri menggunakan pakaian semi formal warna biru senada menyambut mereka.

"Damar, Nayana. Akhirnya main juga lo kesini" sapa om brada. Ya namanya Brada Hanubrata pemilik resort group di Indonesia.

"Long time no see brada" sambut Damar dan Nayana girang

"Kamu pasti Gentala?" Sapa Brada

"Halo om, saya Gentala salam kenal" sapa Tala mencoba ramah. Jika bukan karna mamah papahnya dia ogah menghadiri acara jamu menjamu ini.

"Ayo masuk" ucap istri brada, tante Anisa.

Perpaduan desain interior putih dan abu membuat Gentala terkesima saat memasuki rumahnya. Oke juga selera om brada dan istrinya, ucap Tala dalam hati.

Gentala telah biasa dan paham mengenai desain interior dan arsitektur, siapa lagi kalau bukan Damar yang mengajarinya.

"Gentala senyum dong" bisik Nayana

"Hmmm" jawab Tala dingin

"Halo selamat malam" sapa seorang gadis yang baru saja menuruni tangga.

Diana Hanubrata. Anak tunggal satu satunya keturunan Hanubrata yang memilik paras lembut, anggun, cantik, tapi egois dan juga gapernah pacaran alias jomblo dari lahir. Bingung? Kok bisa? Karena prinsip Diana adalah satu untuk selamanya.

Gentala yang melihat wajah polos nan menghangatkan Diana terkesima di buatnya. Gentala tak mengedipkan mata sedetik pun seolah-olah dunia menarik dirinya.

"Ekhm... hai cantik" deheman Nayana membuyarkan Gentala.

"Tante bisa aja, makasih tante" jawab Diana sambil menarik kursi di depan Gentala

"Gue Gentala" tala mengulurkan tangannya

"Diana, kamu bisa panggil aku ana atau diana its oke" timpal diana ramah.

"Tala, diana seumur dengan Gadis. Om denger kamu posesif sekali ya dengan ade kamu? Om harap kamu bisa menjaga Diana juga nanti" ucap brada

"Maksud om?" Tanya Tala bingung

"Om seneng punya calon mantu yang sangat menjaga wanitanya" om brada tersenyum

Tala hanya bisa tersenyum. Entahlah dia masih bingung dengan situasi ini. Di sisi lain Diana memang berhasil menarik perhatian Gentala, namun disisi lain dirinya masih teringat dengan Anes cinta pertamanya. Biar waktu yang menjawab pikirnya.

Saat ini mereka semua sedang mengobrol santai di depan kolam renang. Gentala yang merasa bosan ijin pamit masuk kedalam melihat-lihat desain interior rumah ini disusul dengan Diana

"Lo gausah merasa terbebani dengan parkataan bokap gue barusan" diana membuka topik

"Lo terima di jodohin?" Tanya Tala

"Gue ga terima, gue pemilih orangnya. Prinsip gue satu untuk selamanya" jawab Diana

"Lo jomblo seumur hidup lo? Munafik" balas Tala dingin

"Yes i'am. Terserah lo mau percaya atau engga. Gue males main-main orangnya" diana duduk di ruang tengah

"Lo ribet" sarkas Gentala dan hanya di jawab tertawa oleh Diana.

-

"GADISSSS" teriak Gentala dari garasi.

Saat ini mereka telah pulang. Gentala yakin adeknya pasti sedang puas menertawakan dirinya mengenai perjodohan ini.

"Gimana calon ipar gue?" Tanya Gadis mengejek

Tuhkan, batinnya. "Cantikan kamu. Mana si bangsat Javier?" Tanya Tala menelisik rumah

"Masa? Yakin lo?. Udah pulang lah kak, besok kan sekolah" jawab Gadis berdiri

"Bukain kamar gue cepet, gue cape" tambah Gadis

"Sini gue gendong" Tala mengangkat Gadis ďi belakang

"Anes dulu cemburu ga sih kak liat lo lebay gini ke gue?" Tanya gadis takut

DEG. Jantung Tala berdetak kencang tiap nama itu disebut lagi.

"Enggalah, dia paham" jawab Gentala so santai, padahal saat ini pikirannya jadi balik lagi ingat anes. Sialan lo, batin tala dalam hati.

Sesampai nya dikamar Gentala langsung meniduri Gadis di kasur dan menyelimutinya. Tongkatnya ia simpah di sebelah kasur Gadis.

"Uuuu kakaku loveyou" rajuk Gadis manja

"Loveyou more gadisku" jawab Tala sambil mematikan lampu kamar Gadis dan berlali keluar.

Anes? Apakabar dia? Gue jadi kangen, batin Tala gusar.

-
Gadis berada di kantin sekolah bersama ketiga temannya menunggu pesanannya tiba. Saat ini kakinya masih terasa sakit namun bengkaknya mulai mengecil.

"Lo udah tau nanti mau nyanyi apa?" Tanya Dini

"Apa ya? Bingung gue ada ide ga?" Tanya gadis balik

Dari kejauhan dia melihat Tala dan Asta memasuki kantin

"Eh bentar gue ke kak Tala dulu" gadis langsung pergi menghampirinya

"Kak Tala! Kak asta" Panggil Gadis "pulang sekolah gue ijin ikut Javier jenguk rendi ya? Kasian dia gue mau doain" tanya Gadis sehalus mungkin

Tala tidak langsung menjawab, melainkan menimang-nimangnya terlebih dahulu.

"Lo ga kasian Gadis mukanya udah berharap gt? Lagian jenguknya juga di Rumah sakit kota, deket" bantu Asta meyakinkan. Gadis memberikan jempol tanda terimakasih kepada kak Asta mau membantunya

"Hmm oke. Jam 5 udh dirumah" jawab Tala jutek sambil pergi meninggalkan gadis.

Yes yuhu!!!! Jingkrak gadis kegirangan

"Siapa yang bikin lo seseneng ini?" Tiba-tiba Javier datang dan merangkul Gadis.

Jantung Gadis langsung berdegub cepat saat dirangkul dadakan oleh Javier.

"Kepo" jawab Gadis salting

Cup. Javier mencium pipi Gadis.

"Muka lo merah lucu, cantik. Gue suka" Javier mengelus pipi Gadis, lalu berlalu pergi.

Gadis mematung di tempat tidak percaya apa yang baru saja terjadi. Jantungnya sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi, rasanya seperti mau meledak.

GADIS (Lengkap belum revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang