'You can decide whatever you want but you can't walk away from what God has planned'
8 tahun kemudian..
Gadis tengah menatap figura foto yang ada di atas meja kantornya. Ia menatap sendu foto Gentala bersama dirinya saat ulang tahun Gentala ke 17.
Ilustrasi foto Gadis - Gentala
Andaikan Gentala ada disini pasti dunianya akan kembali ceria seperti di foto. Andaikan dia tidak pernah menyuruh Gentala menjauhi hidupnya pasti dia sedang ada disini mengganggu kehidupannya.
Gadis rindu dengan kejahilan kakak nya itu, Gadis rindu setengah mati dengan pelukan Gentala yang selalu ada untuknya, Gadis rindu dengan keras kepalanya Gentala, Gadis rindu dengan cerewet dan posesifnya Gentala, Gadis rindu akan semua tentang kakaknya.
Tok... tok.. ketukan pintu membuyarkan lamunan Gadis. Muncul lah sekretaris Gadis di depan pintu.
"Permisi bu di tunggu di ruangan pak Albert sekarang"
Gadis saat ini bekerja di perusahaan advertising nomer 1 se-Asia. Jabatan yang Gadis tempati saat ini sebagai asistent head of marketing and social media.
"Ada apa lagi?" Tanya Gadis heran karena CEO nya itu jarang memanggil dirinya, sekalinya memanggil karena ada urusan urgent atau ada kesalahan orang lain yang harus dia perbaiki.
"Kurang tau bu.. tadi nada bicaranya di telfon juga kayak mau marah" jelas sekretarisnya.
Gadis mendengus kesal lalu segera berlalu ke ruangan pak Albert. Di hentakkan sepatu sneakernya sengaja agar semua orang mendengar kekesalannya.
"Permisi pak, bapak cari saya?" Tanya Gadis pada atasannya
"Yes! We have big problem Gadis. Perusahaan Gen Z engga mau terima ide campaign kita, mereka udah minta revisi 2x ke kita masih belum puas juga. Mereka perusahaan unicorn Gadis come on lah kamu bisa engga ngerjain tugas kamu dengan benar?" Bentak Albert
Tuhkan bener, pikir Gadis. Pasti ada hal buruk terjadi yang harus dia selesaikan.
"Maaf pak akan saya dan tim perbaiki lagi, kali ini revisi bagian mana pak?" Gadis mencoba menahan emosinya
Albert menggebrak meja kerja nya "Mereka engga mau revisi. Mereka mau di balikin dana campaignnya 100% karna mereka merasa kita engga becus. Udah saya nego mereka tetap bersikeras tidak mau, malah akhirnya mereka ngelempar saya ke tim legal nya. Saya engga terima Gadis kita di cap minus oleh perusahaan besar, kamu urus urusan ini dengan mereka saya engga mau tau"
Gadis membuang nafas panjangnya lalu mencoba tersenyum ramah agar terlihat tetap profesional.
"Baik pak akan saya urus, saya akan hubungi langsung pihak mereka" ucap Gadis lalu pergi meninggalkan ruangan pak Albert.
KAMU SEDANG MEMBACA
GADIS (Lengkap belum revisi)
Teen Fiction[Thank you for your support! Terima kasih juga Follow dan Votenya^^] Apa jadinya Gadis yang gasuka di atur dan di protektifin orang malah dijaga ketat sama kakaknya sendiri, Gentala? Sialnya Gadis malah berurusan sama Javier ketua geng HANK di First...