PART 36

394 22 0
                                    

Kantin sekolah di penuhi oleh siswa-siswi yang sedang menikmati jam istirahat. Gadis yang sedang malas di keramaian lebih memilih berdiam di sisi lapangan sekolah sambil melihat orang-orang bermain basket.

Tubuh Gadis tersentak kaget saat Javier meletakkan es krim ke pipinya. Lalu Javier mengelus pipi Gadis.

"Ngelamunin apa sih?" Tanya Javier

Gadis bergeser sedikit untuk memberi space kepada Javier "Engga ada. Kamu udah makan?" Tanya balik Gadis

"Belum. Tadi ke kantin engga ada kamu jadi males makan" jawab Javier manja

"Lebay lo!" Gadis mendorong tubuh Javier

SREG! Tiba-tiba Javier mengambil roti sobek anak kelas 1 yang kebetulan lewat di depan mereka. Anak kelas 1 itu hanya melongo ketakutan

"Gue beli. Nih" Javier menyodorkan selembar 50.000 kepada adik kelasnya it

Gadis menggelengkan kepalanya "Jav lo engga sopan banget"

Gadis berdiri dari duduknya lalu mengambil roti dalam genggaman Javier "Maaf ya, ini ambil lagi" ucap Gadis kepada anak kelas 1 itu

"Eh engga kak gapapa buat kakak aja lagian saya bekel juga kok. Permisi kak" jawab adik kelas itu buru-buru

"See? Ayo kita makan bareng" Javier kembali menarik Gadis duduk

Raut wajah Gadis berubah menjadi bete "Engga. Aku engga suka cara kamu kayak gitu. Engga lucu. Kamu pikir kamu berkuasa di sekolah ini?"

"Ayolah Gadis masa hal kayak gini aja di gede-gedein? Dia nya juga engga masalah gue beli rotinya" ucap Javier

"Apa? Gede-gedein? Kamu engga sadar cara kamu itu engga sopan? Kamu bisa kan beli sendiri ke kantin? Kamu pikir semua hal bisa di beresin pake uang?" Cecer Gadis

"OKE! OKE! FINE! I'M SORRY OKE?!" Javier membentak Gadis frustasi

Gadis tersentak kaget mendengar bentakan Javier. Gadis hanya terdiam tidak menjawab ucapan Javier.

"Ekhm" tiba-tiba Asta datang menghampiri mereka. Gadis dan Javier langsung melihat ke arah Asta

"Sori gue ganggu. Gue ada perlu sama Gadis" ucap Asta

"Disini aja" jawab Javier

Gadis yang malas berdebat langsung menangguk kepada Asta tanda memberikan isyarat ikuti perkataan Javier.

"Oke. Gue cuman mau nanya Dis, kapan Gentala balik ke Indo? Gue kontak dari kemarin engga ada balasan. Sebentar lagi ujian kelulusan banyak tugas-tugas yang belum dia lengkapin" jelas Asta

Javier yang mendengar perkataan Asta langsung mengepalkan kedua tangannya dan menggertakan rahangnya.

"Lusa udah balik harusnya, lagian dia di kasih waktu sama nyokap juga cuman seminggu"

"Emang Gentala kemana?" Tanya Javier penasaran

"Dia di mintain tolong tante untuk desainin cafe baru nya di aussie" jawab Gadis

"Kabarin gue kalau ada apa-apa sama Gentala" ucap Asta dengan raut wajah khawatir

Gadis yang melihat wajah Asta sangat serius langsung ikut memasang wajah bingung

"Emang dia udah urgent banget soal nilainya?" Tanya Gadis penasaran

"Ha? Engga kok. Udah ya gue cabut dulu. Gue duluan bro, hati-hati" Asta menepuk pundak Javier 2x sambil membuang nafas panjang tepat di telinga Javier.

Javier semakin mengepalkan kedua tangannya. Gadis hanya menatap mereka kebingungan, perasaannya mendadak tidak enak terhadap Gentala juga Javier. Asta seperti memberikan kode banyak kepada Gadis namun Gadis tidak bisa mengartikannya sama sekali.

GADIS (Lengkap belum revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang