PART 18

512 31 0
                                    

Suara adu boxing terdengar nyaring di ruang latihan boxing bawah tanah. Tempat Javier melatih bela dirinya dan juga tempat pelarian Javier ketika sedang ada masalah.

"Jav! Stop! Lo bisa bunuh mark Jav!" Teriak Aldo dari ruang ring Boxing

BUGH! BUGH! BUGH!

"ayo pukul gue Mark! Segini doang kemampuan lo? Banci lo!" Ucap Javier sengaja memancing Mark lawan tempurnya

Mark yang tahu Javier ingin memberikan pelajaran kepada dirinya sendiri langsung mengeluarkan seluruh tenaganya untuk melawan Javier.

BUGH! Javier jatuh terkapar dengan wajah penuh luka. Berbeda dengan Mark yang tidak ada luka sama sekali karena Javier hanya menahannya bukan memukulnya.

Javier hanya ingin dirinya yang di pukul habis-habisan.

"Ahahahahaha" Javier tertawa sendiri

"Lo ga asik! Dan gue rasa luka lo udah cukup banyak" ucap Mark lalu meninggalkan Javier dan Aldo.

Aldo yang khawatir dengan keadaan Javier yang menuju setengah gila menghampirinya.

"Bangun!" Aldo mengulurkan tangannya di terimanya oleh Javier dan berdiri

"Nih minum dulu" Aldo menyerahkan botol minum

"Lo gabisa kayak gini Jav. Lo, Gentala dan Gadis lagi dalam kondisi mood yang ga stabil. Lo harus ngertiin posisi Gadis Jav untuk saat ini, kasih dia waktu buat nenangin dirinya dulu" tambah Aldo

Javier hanya terdiam mendengarkan kata Aldo.

"Gue cabut" Javier pergi

Dikendarainya motor itu dengan kecepatan penuh hingga pengendara lain bisa merasakan hembusan anginnya.

Tiba-tiba ada seorang cewek berjalan ke arah tengah jalan secara mendadak. Javier langsung menekan rem cepat hingga terdengar decitan remnya.

"Aaaaaa" teriak cewek itu berjongkok di depan motor Javier, hampir saja tertabrak batinnya.

Javier turun dari motornya dan membuka helmnya kasar "LO BOSEN HIDUP HAH?!" teriak Javier kencang

Perempuan itu mengangkat kepalanya dan berdiri.

"Kak Javier?" Ternyata itu Salma

"Salma? Lo ngapain hah? Lo mau nyusul kakak lo?" Javier menggoyangkan bahu Salma

"Maaf kak tadi aku mau ambil anting aku jatoh ke tengah jalan" ucap Salma takut

Salma memegang luka di wajah Javier "kakak kenapa?" Tambahnya

Javier menjauhkan tangan Salma "bukan urusan lo. Udah ayo gue anter balik" Javier menaiki motornya. Salma hanya mengangguk.

Selama di perjalanan hanya keheningan yang tedengar.

"Kaak.." tanya Salma ragu

"Hmm" jawab Javier dingin

"Aku mau minta maaf soal kak Gadis, gara-gara aku kak Gad--"

"Gaperlu. Lo ga salah" Potong Javier

"Tapi kak.."

"Gue udah bilang lo ga salah ya ga salah! Sekali lagi lo ngomong gue turunin di jalan"

Salma hanya terdiam mendengar omongan Javier. Salma yang tahu emosi Javier sedang tidak bagus tidak mau memperkeruh suasana.

Salma turun dari motor Javier saat sampai di depan gerbang rumahnya "makasih ya kak, mau masuk dulu? Aku bantu obatin lukanya"

"Engga usah gue bisa sendiri. Salam buat om dan tante" Javier menyalakan motornya dan berlalu pergi.

Salma hanya menarik nafas panjang. Kenapa hidupnya selalu menjadi penyebab masalah buat semua orang di sekitarnya, batinnya.

Flashback Javier mencari Salma

"Salma lo mau ikut kita main kerumah rere engga?" Tanya Riri saat bel pulang sekolah berbunyi

"Hmmmm engga deh kayaknya, hp aku juga lowbatt gabisa kasih kabar orang rumah"

"Sebentar aja kok ma.. sore juga udah balik. Lo bisa cas kan nanti di rumah Rere.

"Oiya bener juga.. yuk deh"

Tanpa terasa karena keasikan ngobrol, bergosip hingga nonton drakor membuat Salma kelupaan waktu dan lupa menyalakan hp nya mengabari orangtuanya

"Astaga udah jam 9! Re.. Ri.. lo kok ga ingetin gue sih. Aduh mamah pasti panik banget ini" Salma langsung menyalakan hp nya

"Maaf ma gue lupa keasikan liat oppa" jawab riri

"Iyaa ma sama gue juga aduh maaf ya ma, gue bantu jelasin deh nanti" tambah rere

45 missed call
78 messages

Drrttt.. drrrttt... telfon masuk dari 'Kak Javier'

"Ha--halo kak?" Jawab Salma gugup

"Salma! Lo dimana? Lo gapapa?" Tanya Javier khawatir

"Aku dirumah rere kak, gapapa kok kak. Kenapa kak?"

"Kenapa? Lo nanya kenapa? Nyokap lo panik nyariin lo gabisa di hubungin takut lo kenapa-napa. Share locatin sekarang juga, gue jemput" TUT Javier mematikan telfonnya sepihak

"Aduh gimana ini aku bikin masalah lagi" Salma panik sekali hingga tangannya pun gemetar untuk memberi kabar kepada ibunya.

Rere dan Riri mencoba menenanginya.

15 menit kemudian suara klakson terdengar dari luar rumah Rere. Salma segera bergegas keluar.

"Maaf kak.. maaf bikin gaduh bikin kaka jadi repot" Salma memakai helm yang di berikan Javier

"Lo tau ga? Gue sampai suruh anak-anak HANK buat nyari lo. Gue sampai nyuruh Gadis nunggu di markas HANK sendirian. Ternyata lo nya malah lagi keasikan main disini, dasar bocah"

"Hah? Serius kak? Aduh gimana dong? Maaf kak.. Salma jadi ga enak ke temen-temen kakak apalagi kak Gadis" Salma menggigit kukunya panik, kebiasaannya dia seperti itu.

Javier menarik tangan Salma dari gigitannya sendiri "Iyaa gapapa, jangan di ulangi lagi ya. Minta maaf ke nyokap lo kasian dia khawatir banget. Yuk pulang" ucap Javier lembut

Salma hanya mengangguk dan naik ke atas motor Javier, pulang.

Javier menatap foto Gadis di layar hp nya. Dibukanya semua foto, video hingga chat history dirinya bersama Gadis. Rasa kesal dan sesal terhadap dirinya sendiri masih menghantuinya. Baru kali ini dia gila karna seorang cewek. Biasanya dia yang memainkan perasaan cewek.

GADIS (Lengkap belum revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang