PART 29

417 23 0
                                    

Setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit Gentala diperbolehkan pulang namun masih harus kontrol dokter selama 2 minggu kedepan.

"Welcome home kakakku" teriak Gadis saat Gentala, Nayana, Damar dan Anes memasuki rumah.

"Berisik" jawab Tala dingin lalu berlalu masuk.

Nayana, Damar dan Anes hanya tersenyum melihatnya.

"Kayaknya ada yang baru balikan nih.. gue dapet dong pajak balikan?" Gadis merangkul lengan Anes

"Hahaha jadul banget pajak balikan, lo lahir tahun berapa sih?" Jawab Anes

"Gue berharap hubungan kalian kali ini langgeng, bahagia dan kak Tala bisa cepet waras"

"Kakak lo waras kali Dis.. cuman kadang suka lebay aja nunjukin sayangnya"

"Yaa i know. Eh udah dulu ah gue mau cabut nih" jawab Gadis

"Maah.. pah.. Gadis pergi dulu ya. Bye kak Anes" teriak Gadis dari ruang tamu lalu pergi. Anes hanya mengangguk.

-

Gadis memasuki sebuah cafe bernuansa rustic itu dengan menenteng laptop di tangan kanannya. Niatnya ke sini adalah untuk mengerjakan tugas sekolah dengan vibes yang berbeda sekaligus menghilangkan penat di kepalanya.

Dicarinya bangku kosong yang tidak terlalu dekat dengan keramaian. Saat menemukan mejanya dibukanya cardigannya lalu disimpan di atas kursi sebagai tanda bahwa meja itu miliknya.

Saat hendak membalikkan badan menuju kasir badannya bertubrukan dengan orang lain.

BRUUK! PYAR! Seluruh minuman yang orang itu pegang tumpah mengenai baju Gadis yang tipis sehingga dalaman Gadis cukup terlihat

"Ha.. ya ampun maaf maaf, aduh baju gue basah semua" ucap Gadis sambil mengelap bajunya dengan tangan

"Eh sorry gue gasengaja" ucap cowok itu sambil membantu mengelap baju Gadis dengan tisu yang dia bawa tadi dari meja kasir.

"Gausah gue bisa sendiri kok. Sorry ya gue ga liat-liat dulu" cegah Gadis tidak enak

"Gue juga salah ga hati-hati"

"Gue boleh nitip ini sebentar engga? Mau ke toilet dulu bersihin ini" tunjuk Gadis pada laptop dan tasnya

"Oiya boleh, gue duduk disini dulu kalau gitu" jawabnya

Gadis lalu pergi ke toilet dengan menutupi bagian depannya yang sedikit menerawang dengan kedua tangannya.

Saat hendak memasuki toilet seseorang keluar dari dalam.

"Kak Gadis?" Ucap Salma

Gadis hanya melotot kaget melihat Salma di depannya.

"E-h hai Sal, sama siapa kesini?" Tanya Gadis spontan. Dihatinya berharap Salma tidak menjawab yang dia tidak ingin dengar.

"Sama kak Javier kak, tuh ada di teras belakang tad... " ucap Salma terpotong

DUAAR! Gadis lemas dan sakit mendengarnya. Entah kenapa rasa cemburu langsung menjalar di hati dan pikirannya.

"Oh gitu, Kalau gitu gue masuk dulu" jawab Gadis dingin lalu meninggalkan Salma.

Salma hanya menatap Gadis bingung. Lagi-lagi Gadis tidak memberikan Salma kesempatan untuk menjelaskan.

Dikuceknya baju Gadis keras di atas keran karena menahan cemburu. Lalu di keringkannya di bawah pengering tangan.

"Maaf ya lama tadi sekalian pesen minum dulu, makasih udah jagain" ucap Gadis menghampiri cowok itu

"Iya gapapa, kalau gitu gue tinggal ya" jawab cowok itu lalu pergi.

Gadis akhirnya bisa duduk manis di depan laptopnya namun pikirannya kepo dengan Javier dan Salma di luar sana. Ingin sekali dirinya mengintip namun di tahan.

"Ekhm" deheman Javier membangunkan dari pikirannya.

Gadis hanya menengok ke sumber suara.

"Kak Gadis Salma duluan ya, oiya kak Jav kalau mau bareng sama kak Gadis gapapa Salma bisa pulang sendiri kok" ucap Salma

"Ha?" Jawab Gadis bingung

"Dia lagi pengen sendiri, ayo gue anter balik" jawab Javier sambil menatap Gadis dingin

Nafas Gadis tercekat mendengarnya, tanpa disadari tangannya mulai mengepal menahan sakit bercampur sedih.

"Ha?" Tanya Salma bingung juga.

"Hati-hati ya Salma" ucap Gadis singkat.

Javier langsung menarik tangan Salma keluar dari cafe. Gadis hanya bisa terdiam melihat itu semua. Toh hubungan dia dan Javier juga sudah berakhir jadi Javier bebas memiliki pacar baru lagi, batin Gadis.

Sesampainya di luar cafe Javier melepaskan pegangan tangannya pada Salma.

"Sorri Salma gue mendadak baru inget ada janji sama anak-anak, lo bisa kan naik ojek online dulu?" Tanya Javier

"Salma naik taksi aja kak. Kak... Salma gamau ikutan dalam hubungan kakak sama kak Gadis. Salma gamau kak Gadis salah paham sama Salma terus-terusan" tegas Salma

"Maaf gue ga maksud" ucap Javier bersalah

"Sekarang pasti kak Gadis lagi salah paham deh, lagian kenapa ga bilang aja sih kak tadi kita gasengaja ketemu di makam kak Rendi?"

"Gatau lah rumit, pusing. Udah sana pulang" usir Javier

"Yaudah Salma duluan kak, bye" jawab Salma lalu menyegat taksi.

Sekepergian Salma Javier tidak memutuskan pulang melainkan berdiam di warung dekat cafe sambil merokok. Dia berniat ingin mengantar Gadis pulang diam-diam dari belakang.

Setelah hampir 2 jam menunggu dan menghabiskan satu bungkus rokok akhirnya Gadis keluar dari cafe. Ditunggunya ojek online pesanannya. Javier yang melihat Gadis telah naik motor langsung bergegas memakai helm dan menyalakan mesin motornya.

Javier mengikuti Gadis dari belakang dengan jarak jauh sehingga Gadis tidak akan menyadari ada Javier di belakangnya. Javier mengantar Gadis hanya hingga depan komplek, karena sudah pasti Gadis sampai dengan aman jika telah memasuki kompleknya.

GADIS (Lengkap belum revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang