PART 38

421 20 0
                                    

"Gadis" ucap Javier dengan raut wajah khawatir saat melihat Gadis memakai selang oksigen dengan posisi setengah tertidur

"Pergi" jawab Gadis dingin

Di samping itu Gentala melangkah mendekat ke arah Gadis

"Lo juga pergi kak" tambah Gadis

"Gue bisa jelasin" jawab Javier dan Gentala barengan

"Gue lagi engga mau liat muka kalian berdua" Gadis membuang wajahnya kesamping

"Lo yang pergi! Dia adek gue. Gue engga bisa ninggalin lo Dis" ucap Gentala kepada Javier juga Gadis

"Engga. Gue pacarnya. Dan lo! harusnya lo sadar diri lo terlalu jauh untuk ikut campur urusan Gadis" tunjuk Javier tepat di depan wajah Gentala

Gentala mendorong dada Javier "Kenapa? Lo takut banget gue bongkar semuanya ke Gadis?"

"STOP! CUKUP!" teriak Gadis dengan nafas tersengal sengal

"Kalian berdua berhasil nyakitin gue! Kalian berdua sama-sama brengsek! Kalian berdua sama-sama jahat! Egois!" Cecer Gadis

"Lo Jav! Gue kecewa banget sama lo! Gue salah mengenal lo selama ini. Lo penjahat! Gue engga mau punya cowok kasar dan pengecut kayak lo. Dan dengan kejadian ini gue cukup tau seberapa seriusnya lo selama ini sama gue. Lo bikin gue sadar kalau selama ini gue jalan sendiri di hubungan ini. Lo penuh bullshit! Semua kata cinta lo bohong!" Gadis berusaha sekuat tenaga menahan tangisnya

"Dan lo kak! Gue rasa Javier bener. Lo terlalu jauh ikut campur ke dalam kehidupan gue. Lo kakak gue tapi lo selalu wujudin ke khawatiran lo itu ke dunia gue. Lo sadar ga?! Dan sekarang lo puas udah hancurin hubungan gue lagi? Lo pikir gue bakal berterima kasih sama lo karna lo udah cari informasi tentang masa lalu Javier? Gue muak sama posesif lo! LO SADAR ENGGA SIH LO YANG NGERUSAK HIDUP GUE??! HAH?!" Gadis meluapkan segala emosinya kepada Gentala

Air mata Gadis kembali keluar. Pertahanan dia selama ini hancur. Hatinya hari ini benar-benar hancur di rusak oleh kedua orang yang dia sayang, kakaknya dan juga kekasihnya.

Dirinya sendiri pun masih belum bisa mencerna kejadian hari ini. Kakak nya yang menutupi semua nya di belakang dirinya, Javier yang ternyata memilik masa lalu yang sulit di maafkan, di tambah Casandra masih membekas di pusat dunianya Javier.

Apa arti dirinya sebenarnya  bagi mereka berdua. Apa dirinya hanya seperti mainan yang bisa meraka lakukan seenaknya? Apa dirinya hanya menjadi pelengkap ke egoisan mereka? Dimana dunia Gadis yang sebenarnya? Pikiran Gadis berkecamuk.

Gentala dan Javier hanya bisa terdiam mendengar semua perkataan Gadis. Hati mereka ikut tersayat melihat Gadis menangis namun tidak bisa merangkulnya.

"Gue bakal jelasin semuanya suatu saat ke lo Dis. Sekarang lo harus istirahat dulu" ucap Javier dengan tatapan penuh frustasi

"Dis.." panggil Gentala

Gadis menghapus air matanya dan menarik nafas dalam "gue mau pulang sekarang juga. Gue cape"

"Oke kakak urus administrasinya dulu, kamu tunggu sebentar ya" jawab Gentala

"Lo urus, gue pulang sendiri. Gue engga mau pulang bareng sama lo. Dan lo! Gue juga engga mau pulang sama lo" ucap Gadis kepada Gentala dan Javier.

Gentala hanya bisa pasrah mendengar permintaan Gadis. Dengan berat hati Gentala membiarkan Gadis pulang dengan taxi. Setelah Gadis masuk ke dalam taxi Gentala segera bergegas membereskan administrasi.

Di samping itu Javier mengikuti taxi Gadis dari belakang. Di tunggunya Gadis sampai benar-benar masuk ke dalam rumah dengan selamat. Di tatap nya tubuh ramping itu dengan tatapan penuh luka dan penyesalan. Ingin sekali ia memeluk erat Gadis dengan menghujani beribu maaf kepadanya.

-

Ke esokan harinya Gadis ijin tidak masuk sekolah. Dia mengurung dirinya seharian, pintu kamar nya pun di kunci yang boleh masuk hanya ibu nya Nayana dan bibi nya.

Nayana duduk di sisi ranjang Gadis "Gadis, sini peluk" ucap Nayana

Gadis meraih tubuh Nayana dan memeluknya erat mencari kenyamanan. Nayana dan Damar sudah mengetahui mengenai kondisi kedua anaknya diceritakan oleh Gentala. Saat ini mereka belum mengambil keputusan apa-apa selain menjadi pendengar, karena suasana masih sangat panas bagi kedua anaknya ini.

"Mah.. Kalau mamah kesini buat bujuk Gadis baikan sama kak Tala, Gadis belum bisa" ucap Gadis

"Mamah ngerti. Mamah cuman mau meluk kamu aja kok" jawab Nayana

"Mamah sedih ya liat Gadis sama kak Tala berantem?"

"Engga juga. Kalian berdua itu dari kecil udah kayak tom and jerry, jadi mamah papah udah engga heran" jawab Nayana mencoba mencairkan suasana

"Tapi kali ini beda mah. Gadis kecewa banget sama kak Tala. Gadis cape hadapin kak Tala mah.. hiks" Gadis menangis

Nayana tidak menjawab apa-apa melainkan membiarkan Gadis menangis di pelukannya sambil mengelus punggung Gadis lembut.

"Mah.. Gadis mau balik lagi ke Aussie sama tante" Gadis menegakkan badannya dan menghapus air matanya

"Engga. Lari dari masalah itu bukan solusi sayang" jawab Nayana lembut

"Gadis engga lari. Gadis cuman udah engga mau hidup deket sama kak Tala lagi mah. Gadis cape. Gadis muak sama posesifnya kak Tala"

"Mamah nanti yang ngobrol sama Gentala ya?"

"Engga. Gadis udah sangat terluka dengan semua sikap kak Tala mah. Melihat wajah kak Tala aja bikin hati Gadis sakit mah"

"Bagaimana pun Gentala tetap kakak kamu Gadis, orang yang selalu ada buat kamu setelah mamah papah. Orang yang sayangnya tulus sama kamu setelah mamah papah. Orang yang paling takut kenapa-napa sama kamu" jelas Nayana

"Mamah emang engga pernah ngerti sama apa yang Gadis rasain" Gadis menidurkan badannya membelakangi Nayana

Nayanya yang melihat mood Gadis kembali buruk hanya bisa menarik nafas panjang sambil mengecup kepala Gadis lalu pergi keluar kamar.

Gadis memejamkan matanya sambil menangis dalam diam. Hatinya benar-benar hancur mendengar kata sayang. Saat ini ia tidak percaya lagi dengan kata sayang. Rasa sayang itu bohong ia hanya akan membawa ke egoisan, pikirnya.

-

GADIS (Lengkap belum revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang