PART 17

538 33 1
                                    

Tok.. tok.. tok.. Javier mengetuk pintu rumah Gadis, keluar lah bibi.

"Bi, Gadis nya ada?" Tanya Javier

"Ada den, masuk dulu den. Sebentar ya" Javier masuk menunggu diruang tamu

Bukan Gadis yang turun malah Gentala yang turun menemuinya.

"Mau apa lagi lo?"

Javier bangun dari duduk

"Tal please gue perlu ngomong sama Gadis.. please ijinin gue"

"Mending lo pergi sekarang, Gadis ga butuh denger apa-apa dari lo" Tala mendorong Javier.

Tanpa disadari oleh mereka ada Gadis yang mengintip dari balik tembok.

"Tala please gue gamau sebelum ketemu Gadis" Javier bersujud di depan Gentala.

Gadis dan Gentala kaget melihat tindakan Javier. Pasalnya Javier adalah orang yang paling keras kepala, egois dan gengsian tidaj mungkin sampai bersujud seperti itu. Ada kepasrahan dari sorot mata Javier.

Bagaimana tidak pasrah jika Gadis saja telah memblok nomor Javier dan susah untuk di temui. Javier benar-benar khawatir dengan Gadis.

"Javier" panggil Gadis saat keluar dari persembunyiannya

Javier yang melihat Gadis langsung berlari dan memeluk Gadis erat sampai susah bernafas. Gentala yang mau melerainya di tahan oleh Gadis dan menyuruh Tala pergi meninggalkan mereka.

"Maafin aku.. please.. hiks.. maafin aku" Javier menangis di pelukan Gadis.

Gadis mengelus punggung Javier lembut.

"Gimana Salma?" Itu yang di tanyakan Gadis

"A-ku.. a-ku salah dis maafin aku. Maaf aku engga dengerin kata-kata kamu maaf aku terlalu gegabah. Maaf aku ninggalin kamu sendiri. Benar kata kamu, Salma baik-baik aja" ucap Javier menggenggam tangan Gadis.

DUAAARRR bagai disambar petir hati Gadis sakit sekali mendengarnya. Ternyata cewek yang di khawatirkan Javier mati-matian kemarin baik-baik saja.

Gadis melepaskan genggaman tangan Javier pelan.

"Syukurlah" ucap Gadis sarkas

"Aku rasa kamu gabisa menjaga dua orang sekaligus. Aku pacar kamu vier.. aku lebih utama dalam perhatian kamu dalam perlindungan kamu. Tapi kalau kamu mau membagi itu semua, maaf aku engga bisa" tambah Gadis

"Maksud kamu apa? Aku engga membagi waktu dan perhatian aku untuk kamu Dis" Javier memegang bahu Gadis dan menatapnya

Gadis membalas tatapan Javier mendalam "Pilih aku atau janji kamu sama Rendy?"

"Dis kamu bukan pilihan. Kamu tetep satu-satunya orang yang aku sayang. Aku gabisa tanpa kamu Dis, please mengertilah"

"Apa? Mengertilah? Kamu gila? Aku kurang ngerti apa sama kamu ha? Kamu suruh aku ini aku ikutin kamu suruh aku itu aku ikutin bahkan kamu suruh aku diem di markas HANK sialan itu sendirian pun aku turutin Javier!" Ucap Gadis dengan nada sedikit tinggi

Hiks.. hiks.. hikss.. Gadis nangis selain karena emosi, memori saat kemarin pun terulang

"Maafin aku.. aku janji aku bakal berubah aku bakal jagain kamu sayang" Javier mencoba memeluk Gadis namun di dorong oleh Gadis.

"JAGAIN??!! KAMU LUPA KEMARIN AKU HAMPIR DI PERKOSA??!! BAHKAN SEKARANG AKU AJA MASIH INGAT SAMA BAYANGAN BAJINGAN ITU! AKU MASIH JIJI INGAT COWOK ITU NYENTUH AKU BRENGSEK!!!" Teriak Gadis sambil memukul dada Javier kencang. Javier menerimanya karna memang sudah sepantasnya dia mendapatkannya.

"Maaf Dis.. maafin aku.. aku salah, aku goblog, aku brengsek, aku bajingan please maafin aku. Pukul aku sesuka kamu, pukul Dis"

Pukulan Gadis melunglai karna tangisannya.. Javier merengkuhnya ke dalam pelukannya sambil mengecup kepala Gadis berkali-kali.

"Hiks... ki-ta... hiks.. putus" ucap Gadis melepaskan pelukan Javier

Javier yang mendengar itu hanya terdiam kaget. Pedih rasanya mendengar kalimat itu dari wanita yang sangat disayanginya.

"Engga. Sampai kapan pun kita engga akan putus Dis"

Gadis berlali masuk ke dalam, Javier mencoba mengejarnya namun di tahan oleh Tala.

"Lo pergi sekarang juga Javier" Tala mendorong Javier

"AKU GA AKAN BIARIN KAMU PERGI GADIS" teriak Javier dari luar rumah

"Aarrrggghhh anjing lo Jav!!" BUGH.. BUGH.. BUGH.. Javier menonjok tembok garasi rumah Gadis.

Gadis mengunci diri di kamarnya menangis terisak. Rasa kecewa dan sakit hati masih menguasai hati dan pikiran Gadis. Entah apakah keputusan yang dia ambil mengakhiri hubungannya dengan Javier saat ini adalah pilihan yang benar atau tidak. Biarkan waktu yang akan menjawab.

-

Selama perjalanan menuju puncak Gadis hanya termenung menatap keluar kaca mobil dengan mata sembab. Gentala dan kedua orangtuanya tidak membahas persoalan itu, biarkan Gadis menikmati waktunya sendiri untuk menenangkan diri.

2 jam perjalanan sampailah mereka di villa keluarga Damar. Villa bernuansa ala japanesse dan di kelilingin pemandangan serba hijau ini sangat nyaman dan hangat.

"Wah bunga mamah kok jadi banyak? Kapan nanemnya?" Ucap Gadis saat turun dari mobil

"Waktu kamu di aussie, mamah sering kesini. Abis bosen dirumah ga ada temen jadi ke sini deh nyibukkin diri" jawab Nayana sambil merangkul Gadis

Gentala dan Damar sedang sibuk memasukkan koper ke dalam villa. Disusul oleh Gadis dan Nayana.

"Kak daging BBQ nya engga ketinggalan kan? Saos sama suki nya juga ada kan?" Ucap Gadis cerewet saat melihat Tala memasukkan perbekalan kedalam kulkas

"Iya bawel udah" TUK Tala memukul Gadis dengan sayuran. Gadis hanya mengernyit.

Gadis yang bosan seketika terbesit untuk mengerjai Gentala. Di ambilnya hp nya dari saku lalu mendial video call seseorang

"Halo kak?" Sapa Gadis

"Hai Dis apa kabar?" Ucap Anes dari sebrang sana

Gentala yang mendengar suara Anes langsung membalikkan badannya sambil melototi Gadis memberi peringatan.

Gadis mengacuhkan itu semua, justru dia semakin jail jika kakaknya terpancing.

"Baaik dong kak, kak Anes apa kabar? Kok pucet sih kak mukanya? Kak Anes sakit?"

Gentala langsung merampas hp Gadis dan melihat wajah Anes

"CIEEE KAK ANESS KAK TALA KHAWATIR NIH" teriak Gadis sengaja. Anes hanya tertawa dari sebrang sana.

"Sialan lo" Tala melempar hp Gadis

"Dih salting ahaha" Gadis tertawa puas.

"Kamu jail banget sih Dis, malu tau"

"Gapapa kali kak, kak Tala emang harus di sadarin sekali-kali. Oiya kak pulang aku dari villa kita ketemu yuk, janji kita mau ngobrol ke undur terus nih"

"Iya boleh nanti kabarin aja ya kalau kamu udah pulang. Oiya salam buat om Damar sama tante Nayana ya"

"Okee nanti Gadis sampein, salam balik juga buat orangtua kakak ya.. byee kak Anes" dadah Gadis dari layar hp di balas oleh Anes.

BUG. Gentala melempar jaket kemuka Gadis.

"Rese lo galucu tau ga"

Gadis hanya tertawa puas melihat Tala emosi.

"Lo kenapa ga balikan aja sih kak? segitu keliatan masih sayang"

Gentala hanya mengedikkan bahunya acuh.

"So jual mahal lo, begitu dia sama yang baru, baru deh nyesel" Gadis pergi meninggalkan Gentala sendirian di dapur.

Gentala merenungi perkataan Gadis barusan. Apa iya dia akan nyesel jika Anes memiliki kekasih baru dan melupakan dirinya? Apa Anes mau memaafkan kesalahannya dia dulu? Ah entahlah saat ini prioritasnya adalah Gadis, pikirnya.

GADIS (Lengkap belum revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang