PART 26

431 23 1
                                    

Javier" panggil Gadis lembut

"Hmm" Javier menengok

"Aku rasa.. aku gabisa sama kamu lagi. Aku mohon lepaskan aku" Gadis mengeluarkan air matanya

Bagai tertusuk pisau beribu kali hati Javier sakit mendengar ucapan Gadis.

"Apa maksud kamu? Kamu mau kita putus? Kamu gila?!" Teriak Javier tidak terima sambil berdiri dari duduknya

Gadis menatap Javier tajam.

"Ini semua gara-gara kamu kak Tala kecelakaan! Kak Tala benar, harusnya dari awal aku engga berurusan sama kamu, seharusnya aku nurut dengan ucapan kak Tala!" Gadis meraung sambil menunjuk nunjuk Javier

"Engga! Engga Dis! Kamu lagi emosi dan kalut jadi pikiran kamu lagi ga jernih" Javier memegang bahu Gadis.

Gadis menangis dan menghambur memeluk Javier.

"Aku mohon Vier hikss... lepasin aku hiks.. Aku gasanggup mengucap kata-kata itu.. hiks..." Gadis menurunkan badannya lalu bersujud di depan Javier

Javier semakin sakit melihat Gadis bersujud di depanya. Apakah dia tidak memikirkan perasaannya? Apakah ini akhir dari semua perjuangannya mempertahankan hubungannya? Apakah sebegitu bencinya Gentala dan Gadis kepada dirinya? Apakah dirinya tidak berhak bahagia? Batin Javier.

"Bangun Gadis! Apa-apaan kamu?! Aku bilang engga ya engga!" Javier menarik paksa Gadis berdiri.

"Javier.. aku mohon lepaskan aku" ucap Gadis menangis. Javier hanya menatap Gadis penuh luka.

"Apa rasa sayang kamu kepada Tala tidak bisa kamu bagi sedikit pun kepada aku, Dis??!" Tambah Javier frustasi.

"Untuk apa aku bagi kepada orang yang salah?" Gadis menghapus air matanya

"Maksud kamu apa? Tatap mata aku! Apa aku sebuah kesalah besar buat kamu? Mana kesempatan kedua yang kamu berikan kepada orang brengsek seperti aku?!" Javier menangkup wajah Gadis

"Aku menyesal telah jatuh cinta kepadamu dan memberi kesempatan kedua itu untuk kamu!" Gadis menatap tajam Javier.

Bohong. Hati Gadis menolak perkataan yang dia lontarkan untuk Javier. Sakit, sesak, air mata dia tahan sekuat tenaganya.

Javier melepaskan tangannya lemas dan menatap Gadis sendu. Ini adalah patah hati terbesar yang pernah dia rasakan. Javier tidak menyangka Gadis mengeluarkan kata-kata menyakitkan itu dari mulutnya.

Javier tidak menjawab melainkan hanya membalikkan badannya lunglai dengan hati yang patah dan pergi meninggalkan Gadis tanpa kata dan tanpa keputusan.

Gadis hendak memanggil Javier kembali namun dia menutup mulutnya dengan tangannya sambil menangis dalam diam tanpa suara.

Sakit.. Gadis memukul dadanya berkali-kali mencoba menghilangkan sesak dan sakitnya. Air matanya terus mengalir jatuh tanpa suara dari mulutnya.

Javier berjalan menuju parkiran dengan tatapan kosong. Beberapa kali tanpa sadar dia menabrak orang-orang yang di depannya.

Javier memilih naik taksi meninggalkan motornya di parkiran rumah sakit. Saat ini dirinya sedang benar-benar hancur, untuk fokus menyetirpun tidak bisa.

GADIS (Lengkap belum revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang