chapture 23

2.4K 266 2
                                    

Banyak typo bertebaran, harap dimaklumi karena penulis masih amatir..

Heppy reading

_____________

"Mimpi buruk tentang suami mu lagi? "
Tanya suara itu dengan nada yang begitu lirih

"Apa sebegitu burukkan suamimu di mata mu sampai, hal buruk itu terbawa mimpi mu? " Tanyanya lagi..

Jinayya menoleh kearah orang yang mengajukan pertanyaan

"Kenapa kau sekarang gaya bicara mu seperti suami, yang seolah olah jadi korban istri? "Tanya jinayya mengangkat sebelah alisnya...

Raja racun terdiam , ia tidak merespons pernyataan jinayya...

" Sekarang aku mohon pada mu berikan aku penawar racun itu"

"Racun apa? "

"Ya racun yang ada dalam tubuh ku, masa kau tidak tau, lagi pula kau Raja racun pasti taulah"

"Tau,,, di tubuh mu tidak ada racun sama sekali, suami mu yang kau sangka iblis itu sudah mengeluarkan semua racunnya,, sampai tidak tersisa sedikit pun"

Jinayya terdiam dengan apa yang di jelas oleh Raja racun "hah?,,, kau tidak sedang berbohong kan? "

"Tidak, kenapa aku harus berbohong? "

"Kalau memang semua racun telah di keluar kan, kenapa aku kadang-kadang aku merasa sakit di ulu hati ku? "

"Di meninggalkan sedikit elemen listrik⚡ di hati mu, untuk mengembalikan warna rambut mu untuk jadi seperti semula, dia tidak bisa melakukan secara langsung karena karena takut akan melakaimu,,, secara palan palan saja sudah membuat ulu hati mu sakit apalagi secara langsung" Ujar Raja racun panjang lebar tapi dengan nada yang begitu dingin..

"Tapi kenapa devano dan pelayan itu bilang, bahwa suami ku tidak bisa mengeluarkan sepenuhnya Racun itu"

"Kalau nona mau tau sebaiknya nona pulang dan tanyakan pada suami mu itu" Ujar raja racun

Jinayya menggeleng, "aku tidak mau pulang, aku mau disini, jika kau tidak mengizinkan aku akan pergi setelah hujan reda" Ujar jinayya lemah

"Yang bilang nona tidak boleh tinggal di sini siapa? "

Jinayya menunjuk ke arah raja racun . "Aku?, kapan aku bilang tidak boleh? " Tanya raja racun menunjuk dirinya sendiri.

"Tadi dari kata kata mu, kau seperti mengusir ku secara halus"

"Seperti kan?, bukannya iya"

"Istirahat dulu, aku akan keluar sebentar" Ujar raja racun mengelus lembut surai jinayya dan langsung keluar.

______ಥ_ಥ___

Sudah beberapa hari berlalu jinayya mulai bosan hanya beristirahat di istana itu saja, di memilih untuk Jalan jalan, menikmati alam sekitar,,, di terus menerus berjalan mengitari wilayah istana itu...

Dia tidak menyadari kalau dia sudah berjalan cukup jauh, dari istana,,,

Jinayya sangat menikmati perjalanan nya, sampai ia tidak menyadari kalau ia hampir sampai ke perbatasan antara wilayah Kekaisaran dan wilayah raja racun....

Wilayah perbatasan itu hanya di batasi oleh sungai... Dan.... Pasti setiap perbatasan di jaga oleh prajurit... Karena ini perbatasan  raja racun dan kaisar varese, perbatasan itu hanya di jaga oleh prajurit bayangan,,

Jinayya melihat sungai yang sangat bersih lantas ia mendekati,,, ia mengambil air itu membasuh wajah cantik nya.

"Wahhh segarnya sungai ini" Ujar jinayya begitu senang tanpa menyadari ada yang memperhatikan nya.

"Ratu,,,? " Panggil orang itu yang berada di belakang jinayya

Degggg

Jinayya langsung berdiri dan menghadap kebelakang.

"Ya... Yang mu... Mulia" Ujar jinayya gelagapan  rasa takut nya tiba-tiba saja muncul.

Kaisar varese tersenyum ia berjalan cepat dan langsung memeluk istrinya begitu erat, ia sangat sangat rindu pada istrinya itu.

"Kenapa kau pergi, apa aku berbuat salah pada mu? " Ujar kaisar varese begitu lirih...

Jinayya diam tidak berbuat apa apa, pelukan kaisar varese saja tidak ia balas.. Ia masih bingung dengan apa yang terjadi sekarang.

"Saya minta maaf ratu, jika ratu marah gara-gara saya tidak bisa mengembalikan warna rambut ratu, saya minta maaf, sungguh saya minta maaf" Ujar kaisar varese terdegar ia begitu menyesalinya..

Jinayya tersadar, ia memiliki memberontak dalam pelukan kaisar varese, sehingga pelukan nya terlepas..

"KAU SIAPA BERANI SEKALI MEMELUK KU HAH, APA KAU TIDAK PUNYA SOPAN SANTUN? " ujar jinayya begitu marah, seolah yang di depan nya ini, bukanlah suami melainkan orang lain, sedang berdrama rupanya:)

"Ra.. Ratu apa yang ratu katakan, sa.. Saya ini suami mu" Ujar kaisar varese memengang bahu istrinya , namun lagi lagi di tepis oleh jinayya..

"Heh jangan sebarangan bicara ya, aku tidak punya suami seperti mu" Ujar jinayya begitu sarkas, entah keberanian dari mana dia mengucapkan itu,,, hati kaisar varese begitu sakit ketika wanita yang ia cintai, istrinya mengatakan hal yang begitu menyakitkan... Dan lebih parah lagi jinayya langsung pergi meninggalkan kaisar varese dengan hati penuh luka...

Kaisar varese tidak menyerah begitu saja, ia kembali berjalan cepat mengejar istrinya, memeluk erat dari belakang istrinya.

Jinayya tetap memberontak, berusaha melepaskan tapi tidak memberikan efek apapun, yang ada pelukan bertambah kuat.

"Saya tau ratu berbohong, ratu tidak mungkin melupakan saya"

"Jika ratu marah, ratu boleh melakukan apapun pada saya, asalkan jangan tinggalkan saya sendiri, saya lelah hidup tanpa ratu, " Ujar kaisar varese

Jinayya sudah tidak memberontak lagi, ia sudah tenang,,, ia merasa bahunya basah..

"Hei kau.. Kau menangis? "

Ujar jinayya bertanya, ia ingin menoleh tapi dagu nya kaisar varese tepat berada di atas bahunya jinayya, sekarang saja pipi kaisar varese sudah menempel pada pipi jinayya.

Kaisar varese tidak menjawab melainkan ia Semakin terisak"tolong jangan tinggalkan saya Ratu, ini sangat menyakitkan bagi saya"

Jinayya sudah tidak tahan lagi, ia kembali memberontak "lepaskan saya tuan, Tuan ini siapa? "Jinayya kembali dengan kepura-puraan nya.

" Jika tuan tidak mau melepaskan saya, saya akan melukai diri saya sendiri, "ujar jinayya menunjukkan belati, yang entah sejak kapan berada di tangannya..

Kaisar varese terkekeh pelen" Kau memang pintar memanfaatkan suasana Ratu"ujar kaisar varese melepaskan pelukannya.

"Nah dari tadi kek" Ujar jinayya melihat ke arah kaisar varese yang wajah di basahi air mata

Tanpa di sadari tangan jinayya bergerak menghapus pipinya kaisar varese yang basa oleh air mata...

Kaisar varese menggenggam tangannya yang berada di wajahnya...
Seketika jinayya tersadar dan langsung menarik tangannya.

"Maaf tuan aku terbawa suasana, ini punya tuan" Ujar jinayya memberikan belati yang di ambil dari sisi kaisar varese saat dia memeluk nya dari belakang,, setelah memberikan itu jinayya langsung berlari meninggalkan kaisar varese.

Melihat istrinya berlari , kaisar varese tersenyum sermik, ( kita lihat Ratu seberapa besar rasa cinta mu untuk ku) batin kaisar varese kemudian mengajar istrinya.

"Berhenti mengejar ku tuan, pulang lah Kekaisaran" Ujar jinayya terus berlari

"Tidak akan sebelum Ratu ikut dengan ku"

_____________

Jangan lupa vote dan komen

Salam dari penulis

𝘼𝙣𝙜𝙜𝙖 𝙍𝙞𝙖𝙣𝙨𝙮𝙖𝙝 𝘼𝙣𝙩𝙖𝙧𝙞𝙠𝙨𝙖 𝙋𝙪𝙩𝙧𝙖

Nad, 22 april 2021

ℂ𝕣𝕦𝕖𝕝 𝔼𝕞𝕡𝕖𝕣𝕠𝕣 (Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang