chapture 29

1.9K 215 2
                                    

warning typo bertebaran, harap di maklumin karena penulis masih dalam keadaan belajar....

_______

Hari demi hari di lalui raja racun dengan kesedihan, melihat jinayya tak kunjung membuka matanya.

"Ratu,, kenapa ratu betah sekali terbaring lama lama?, apa ratu tidak rindu dengan ku? " Tanya raja racun..

"Ratu tau, saya sangat rindu pada ratu"

Raja racun terdiam lama"apa ratu tau, melihat keadaan ratu seperti ini lebih menyakitkan dari pada ditusuk beribu pedang "

"Ratu tau kenapa? "

"Karena jika tertusuk beribu pedang, akan langsung mati, sedangkan rasa ini  seolah membunuh saya tapi tidak pernah mati hanya ada rasa sakit yang semakin hari semakin menyiksa" Ujar raja racun, tanpa ia sadari air matanya mengalir membasihi topeng nya.

"Saya  sangat mencintai ratu, sangat" Ujar. Raja racun mencium kening jinayya, begitu lama...

Ketika raja racun melepaskan ciumannya, raja racun memeluk tubuh jinayya,tanpa ia sadari setelah ciuman itu terlepas mata jinayya perlahan terbuka, (ohhh modus putri tidur rupanya, tapi sayang nya mencium bukan pangeran tampan tapi raja racun,,,)

Raja racun merasakan usapan lembut di punggung nya, ia bangun dengan cepat, "rat_ah maksud saya nona sudah sadar? "

"Apa ada yang sakit? " Tanya raja racun..

"Aku tidak apa apa, kepala ku sedikit sakit" Ujar jinayya kepalanya sambil meringis pelan,

"Tunggu saya panggil kan tabib" Ujar raja racun hendak pergi namun ditahan oleh jinayya..

"Tolong jangan pergi, aku takut dia datang dan melukai ku lagi" Ujar jinayya dengan wajah ketakutan.

"Percayalah dia tidak berani mamasuki wilayah ku" Ujar raja racun.

"Aku lapar dan haus, boleh yang mulia memberikan aku makan dan minum" Ujar jinayya

(Yang mulia?, dia memanggil ku yang mulia?)

"Tunggu saya akan meminta pelayan untuk membawakan nya" Ujar jinayya

"Eumm" Respon jinayya terdengar begitu singkat, kepala kembali pusing.

"Apa kepala kembali sakit? "

" Wahh yang mulia peka sekali ya jadi suami"ujar jinayya lirih

Deng

"Suami? , siapa yang kau sebut suami"

Jinayya menunjuk kearah raja racun "yang mulia pikir istri mu ini melupakan suaminya, ya walaupun aku tidak ingat kenangan kita, setidaknya aku ingat siapa suami ku" Ujar jinayya tersenyum samar

" Kau salah, suami mu itu kaisar varese , sedangkan aku raja racun " Jelas raja racun, rasa takut tiba-tiba menyerang hati nya.

Jinayya mengerutkan keningnya "apa maksud mu ? , kaisar varese ?, siapa dia, jangan ngadih ngadih deh yang mulia, masa istri sendiri dibilang istri orang? "

"Tapi_"

"Sudah yang mulia kepala ku yang terbentur kenapa yang mulia yang lupa ingatan, lagi pun jika pria yang kau sebutkan tadi itu beneran suami ku, pasti dia sudah ada disini, mana ada suami meninggal istrinya ketika lagi sakit" Ujar jinayya begitu sarkas di akhir kalimat nya

Raja racun terdiam memikirkan sesuatu "dia,,, dia sedang mencari obat untuk mu " Ujar raja racun

Jinayya menatap heran raja racun "apa yang mulia sedang mengerjai ku? , kenapa yang mulia tega sekali tidak mengakui ku sebagai istri" Ujar jinayya menatap sedu

ℂ𝕣𝕦𝕖𝕝 𝔼𝕞𝕡𝕖𝕣𝕠𝕣 (Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang