chapter 8

3.3K 311 1
                                    


Jinayya pamit pulang pada Alvaro ketika melihat hari sudah mulai gelap.
Sempat Alvaro menawarkan untuk di antar pulang, namun jinayya menolak nya.

"Kenapa kau menolak ku antar, ini sudah mulai gelap lo, nanti kalo terjadi apa apa dengan mu bagian mana? " Tanya Alvaro khawatir

(Aku akan kenapa kenapa jika pulang di antar oleh mu) ujar jinayya dalam hati

"Tidak usah khawatir, tidak akan terjadi apa apa dengan ku" Ujar jinayya lalu pergi meninggalkan Alvaro dengan wajah khawatir.

Saat Alvaro ingin mengikuti jinayya dari belakang, saat itu juga jinayya berbalik
"Jangan mengikuti ku al, aku akan marah pada mu" Ujar jinayya membuat langkah Alvaro terhenti.

Jinayya tersenyu manis kemudian melanjutkan perjalanan, meninggalkan Alvaro yg mematung di sana.

"Yang mulia putra mahkota" Ujar seseorang mengejutkan Alvaro

Alvaro menoleh ke sumber suara
"Ayo kita pulang, yang mulia raja Ingin bertemu "

Tidak ada jawaban dari Alvaro, ia langsung melangkah pergi meninggalkan utus ayahnya.

Di tempat lain jinayya sedang terburu-buru menuju kembali ke istana.

Tiba-tiba ia di tarik oleh seorang berjubah hitam yang wajah tertutup tudung.

Ia di tarik langsung ke dalam pelukan nya, sontak saja jinayya memberontak kerena ia di peluk oleh pria asing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ia di tarik langsung ke dalam pelukan nya, sontak saja jinayya memberontak kerena ia di peluk oleh pria asing.

Walaupun tidak bisa melihat sepenuhnya siapa orang itu, ia tau kalo yang memeluknya itu seorang laki-laki, kerena kekuatan nya begitu besar

"Diam lah" Bisiknya dengan penuh penekanan dan terdengar berat di telinga nya.

Deg

Jinayya seperti tidak asing mendengar suara itu.

Laki-laki itu semakin menguatkan pelukan nya, sekarang punggung jinayya menempel kuat di dada pria itu

Pria itu membenamkan wajahnya di ceruk leher jinayya, hembusan nafas pria itu menerpa kulit leher jinayya, seketika ia ingin berteriak, namun mulut nya di bekap..

Setitik air mata membasahi pipinya mengalir lembut mengenai tangan pria itu.

Pria itu tersadar"jangan menagis, aku bukan orang jahat, aku suami mu"ujar nya pelan pelan melepaskan bekapannya.

Sembari melepaskan pelukannya, jinayya langsung berbalik untuk memastikan nya, rasa takutnya mendadak hilang.

"Jangan menipuku, kau pasti berbohong, jujur siapa kau, kau tidak mungkin si iblis itu, si iblis itu mempunyai rambut hitam, bukan rambut silver" Tanpa sadar ia menyebutkan suaminya iblis di depan orang yang baru ia kenal

"Kau mengatakan suami mu iblis, wah durhaka kau jadi istri" Ujar pria itu

"Emang nya kenapa, orang nya gak ada di sini" Ujar nya lagi

"Oh tidak ada di sini ya" Pria itu menyeringai ia mulai memojokkan jinayya

"Hey.. Hey kau mau apa? " Tanya jinayya mulai takut

"Menurut mu apa yang akan dilakukan seorang wanita dan pria di tempat sepi seperti ini" Tanyanya dengan bibir tertarik ke atas.

"Ak.. Aku sudah punya suami, ka.. Kau tidak boleh melakukan apa apa padaku, suami ku itu sangat kuat, dia bisa melenyapkan mu" Ujar jinayya yang sudah terpojok di dinding gang yang sempit dan sepi itu, ia di kurung oleh pria itu dengan kedua tangannya

"Oh ya..., kenapa suami mu akan membunuh ku, kau saja tadi menghinanya iblis, bukankah itu menandakan hubungan kalian sedang tidak baik" Tanya pria itu

"Si... Siapa bilang, aku sangat mencintai nya dan begitu pun sebaliknya, jadi tidak mungkin hubungan kami tidak baik"

"Apa buktinya kalau kau sangat mencintai suami dan sebaliknya? "

Sejenak jinayya terdiam, memikirkan apa yang harus ia jawab  untuk pertanyaan pria misterius di depan nya ini.

Pria itu kembali menyeringai melihat ke terdiaman jinayya.

"Tidak bisa menjawab?, karena memang kau tidak pernah tau bagaimana perasaan suami mu sendiri" Ujar pria misterius itu dengan nada mengejek...

Jinayya menatap terkejut ke arah pria itu
"Kenapa kau menatap ku seperti itu, benar kan"

"Ak.. Aku tau " Jawab jinayya gugup

"Kalau kau tau jawab aku sekarang, jika. Benar suami mu itu mencintai mu, tidak mungkin ia membiarkan mu pergi sediriankan? "

"Ia sih" Jawab jinayya tanpa ia sadari

"Atau jangan jangan kau pergi tanpa izin dari nya, ya bisa di bilang kau kabur lah"

"Heh.. Jangan bicara sembarangan ya, kalau aku kabur dan ketahuan olehnya, kepala bisa lepas dari tempat nya!!!" Ujar jinayya begitu saja kepada orang yang baru ia kenal

"Kenapa bisa begitu, tadi kau bilang suami mencintai mu, tidak mungkin seseorang membunuh orang yang ia cintai"

Jinayya kembali terdiam"atau dugaan ku benar lagi, kau tidak tau bagaimana perasaan suami mu, dan sekarang kau keluar diam diam tanpa sepengetahuan nya  untuk menghianati nya? "

Jinayya melotot ke arah pria misterius itu

"Kenapa aku benar kan?, kau menghindari suami mu, tadi saja aku melihat mu bersama seoarang laki-laki dan kau terlihat sangat mesra dengan laki laki itu. Aku yakin dia bukan suami mu karena kau tadi berpamitan padanya, dan kau tau tadi aku juga melihat seseorang memberikan kalian jimat penguat hubungan, dan kau... Dengan berani nya menerima pemberi mereka dengan senang hati, tanpa memikirkan bagimana perasaan suamimu! " Ujar pria itu terdengar nada marah yang begitu tinggi di dalamnya

"Aku tidak pernah menghianati nya, dia akan menghianati ku nanti nya!! " Ujar jinayya tidak mau kalah dari pria itu..

"Apa kau cenayang? " Tanya pria itu pelan sadar atau tidak dia sedang menahan amarahnya

"Aku bukan cenayang, aku hanya tau bahwasanya iblis itu yang kau sebut suamiku, akan membunuh ku dengan sangat tragis hanya gara-gara seorang wanita yang baru ia kenal!" Ujar jinayya dengan penuh penekanan. Ia tidak suka kesalahan Kaisar Varese di timpakan padanya

Pria misterius itu tidak menyangka bahwa pikiran wanita  yang ada di hadapan nya itu akan seburuk itu.

"SEGITU BURUK KAH PIKIRAN MU TERHADAP KU HAH, SEGITU BURUK KAH RATU, AKU TIDAK MENYANGKA BAHWA ISTRI KU BERPIKIRAN SEBURUK KEPADA KU SELAMA INI" Ujarnya begitu marah sampai warna matanya yang hitam pekat berubah menjadi merah darah. Jinayya tidak melihat nya karena tertutup tudung.

Jinayya termenung dengan ucapan pria itu, ia termenung cukup lama sampai tidak menyadari kalau pria itu sudah pergi dari hadapan nya.

(Apa yang dia katakan barusan, istri ku, maksudnya apa coba, seingat ku, jinayya tidak pernah menikah selain dengan si iblis itu, atau jangan jangan ada ya, hanya saja aku tidak mengetahui nya, kan ada beberapa yang melenceng dari novel, jadi mungkin saja jinayya punya suami sebelum si iblis itu, aku harus tanya langsung pada pria ini) batin jinayya

"Hai mana pria tadi" Ujar jinayya celingak celinguk

"Ah sudah lah, besok aku akan bertanya pada duke filix " Ujan jinayya

Kembali berjalan untuk menuju istana, ia tidak merasa curiga bahwa yang tadi bertengkar dengan nya itu ada kaisar Varese .

Ia berprasangka bahwa itu suami jinayya sebelum kaisar Varese datang.

(Sungguh aneh ratu ini, dia polos, apa bodo)

Terima kasih sudah membaca cerita saya
Jangan lupa vote dan komen

Salam.. Dari penulis
Angga Riansyah Antariksa putra.

ℂ𝕣𝕦𝕖𝕝 𝔼𝕞𝕡𝕖𝕣𝕠𝕣 (Ganti Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang