Mobil mewah Siella berhenti disalah satu kompleks apartemen mewah yang ada di Kuala Lumpur. Ia melihat sekelilingnya yang rindang dan asri.
Ia lantas keluar dari mobil dan memberikan kunci mobilnya pada valet.
Wanita dengan gaun merah diatas lutut itu lantas mengambil kacamata hitam miliknya. Siella lantas menatap gedung apartemen 15 lantai didepannya dengan pandangan mencemooh.
"Voi idioti, sono certo prevedibili. Dicendo che erano grandi agenti, in realtà erano solo fogne puzzolenti," ujar Siella sinis.
Itu adalah salah satu apartemen yang dikelola oleh anak perusahaan Boboiboy. Ia berjalan dengan langkah angkuh yang anggun, membuat beberapa orang di lobby terpesona dengannya.
"Ada yang bisa saya bantu nyonya?" tanya resepsionis.
"Saya mencari apartemen kosong di lantai 13 dan 15."
"Boleh saya lihat kartu identitas anda?"
Siella tersenyum tipis, sudah menduga pertanyaan itu sebelumnya.
Ia mengeluarkan kartu identitas palsu yang sengaja ia buat dan memberikanya pada resepsionis.
Resepsionis itu nampak meneliti dan mencatat identitas palsu Siella di komputer kemudian mengangguk paham.
"Baik, mari ikut saya nyonya. Akan saya tunjukan beberapa kamar yang cocok untuk anda. Silakan lewat sini."
Siella mengangguk lalu diam-diam tersenyum sinis.
Ini contoh balas dendam yang cukup baik kan? Sambil menyelam, minum air. Hahahaha!
-----------
"Kita beli apa ya buat kak Taufan?" tanya Blaze sembari melirik kue dan roti yang berjajar di etalase.
Ice mengangguk sambil meminum susu kotak miliknya, lalu menunjuk salah satu kue dengan toping keju dan strawberry diatasnya.
"Ini saja. Kakak pasti suka," ujar Ice.
"Ide bagus Ice, sekarang kita pilih untuk kak Hali okay."
Gempa langsung mengambil kue yang dimaksud dan meletakkannya di nampan yang ia bawa.
Mereka bertiga baru saja kembali dari sekolah. Sebenarnya ini rencana Gempa. Ia mengatakan pada gurunya bahwa ia harus pulang lebih awal karena ada suatu urusan pribadi. Beruntung gurunya itu percaya dan mengizinkannya pulang awal.
Dengan senyum merekah, Gempa membereskan buku-bukunya dan keluar dari kelas. Ia menjemput adik-adik kembarnya yang bersekolah tepat di sekolah dasar disebelah ia dan kedua kakaknya bersekolah.
"Kok kita udah pulang kak? Jemputan kita mana?" Si manik safir seperti Taufan bertanya dengan wajah terkantuk-kantuk.
"Ini kejutan Ice, ayo kita pergi ke mall dan membeli beberapa cemilan untuk kak Taufan dan kak Halilintar."
Blaze yang mendengar kata cemilan tentu saja mengangguk semangat.
"Cemilan! Blaze suka! Ayo ayo ayo!!"
Gempa tertawa melihat betapa semangatnya Blaze. Ia lantas memesan taksi melalui ponsel miliknya.
Sesampainya disalah satu mall didekat sekolah, ketiga anak itu langsung masuk setelah sebelumnya berganti pakaian di toilet.
Gempa benar-benar sudah merencanakan ini sedari pagi, sehingga ia juga sudah menyiapkan pakaian untuk adik kembarnya itu.
"Kak Gempa mau beli apa saja?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Remember Us (Slow Update)
FanfictionTaufan B. Seorang pria berusia 24 tahun yang kehilangan ingatannya disaat berusia 17 tahun. Ia tidak tau siapa jati dirinya. Huruf 'B' dinamanya membuatnya bingung. Apa sebenarnya kepanjangan dari huruf 'B' itu? Apa itu nama marga keluarganya? Akank...