Taufan mulai bertanya-tanya, kenapa sekarang ia ada disini. Dirumah Shielda, duduk bak tersangka kasus kejahatan.
Didepannya Fang dan Shielda duduk bersama dengan wajah penuh kekesalan. Sedangkan ia dan Sai duduk dengan wajah tertekuk.
"Jadi? Apa maksud dari ucapanmu? 4 orang? Jelas-jelas hanya ada 3 korban dalam kecelakaan itu." Fang memulai pembicaraan.
"Dan kau Sai, apa maksudmu dengan mengajak Blaze untuk benar-benar berkencan kemarin?" Giliran Shielda yang bertanya dengan nada tajam.
Baik Taufan maupun Sai hanya saling memandang, enggan menjawab.
"Tidak ada korban tewas lainnya selain nyonya Siella. Informasi yang kutemui itu sudah dikonfirmasi oleh kepolisian juga. Jadi siapa korban kedua yg kau maksud?"
Taufan tidak tau hari ini sudah sebanyak apa ia menghela nafas.
"Ada 2 korban, korban pertama adalah Siella, dan korban kedua adalah kakek Ore, ayah dari Siella."
"Hei dia ibumu loh!" ujar Sai yang kaget.
"Ibu ya? Orang tuaku saja pernah ingin membunuhku, apa aku harus menganggap mereka orang tua?" sinis Taufan.
Fang berdecak kesal.
"Tapi setidaknya kau seharusnya memberitahu aku tentang itu! Kenapa kau malah membuat rencana lain yang membuat semuanya kacau? Bukannya dulu kau hanya ingin kembali ke keluargamu? Kenapa malah seperti ini?" omel Fang.
Jelas-jelas diawal pertemuan mereka, Taufan mengatakan bahwa dia ingin berkumpul kembali dengan keluarganya.
"Selama ini kau juga mencari mereka bukan? Sekarang kenapa kau malah seperti ini?"
"Itu niat awalku sebelum aku mendapatkan ingatan burukku saat kita ketaman bermain saat itu."
"Tapi tetap saja, setidaknya gunakan cara lain," decak Fang.
"Sudah kubilang bukan, rencana ini kulakukan agar aku bisa mengingat kembali ingatanku yang lainnya."
"Bahkan walau kau harus babak belur sama Fang? Kau ini masokis atau apa sih?" kata Shielda kesal.
Sai mengangguk menyetujui ucapan Shielda. Lihatlah wajah Taufan yang memar, sebelumnya bertengkar dengan Halilintar, belum sembuh lukanya ia sudah dibogem lagi oleh Fang. Taufan yang malang.
"Kau gila," komen Sai.
"Memang," jawab Taufan. "Tapi orangtuaku lebih gila."
"Bagaimana dengan saudaramu? Kau akan bertemu mereka 2 hari lagi."
"Kenapa kau seenaknya mengatur itu sih Fang?" kesal Taufan.
"Bagaimana ya? Aku hanya ingin semua ini cepat selesai," ujar Fang.
"Tapi, apa maksudmu dengan 'pernah mau membunuhmu' itu? Itu bohong kan?" tanya Fang serius.
"Tidak kok. Saat pertama kali aku memergoki bunda menyimpan semacam tengkorak dan mayat tikus, bunda ingin membunuhku dengan pisau, walau gagal. Lalu saat aku memergoki ayah melakukan sesuatu dengan selingkuhannya yang kesekian, aku nyaris dilempar guci olehnya," cerita Taufan.
Wajahnya tetap santai, seolah ia menganggap kata-katanya itu bukan hal yang aneh. Ketiga sahabatnya hanya bisa diam melihat dengan wajah horor.
Kenapa dia sesantai itu sih!!?
"Dalam sebulan, mereka bisa melakukan hal-hal eksrim agar aku mati ataupun tidak membocorkan rahasia mereka."
"Lantas kenapa nyonya Siella membenci Halilintar dan Gempa?" tanya Shielda. "Aku tidak menemukan alasan kenapa nyonya Siella harus membenci keduanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Remember Us (Slow Update)
FanfictionTaufan B. Seorang pria berusia 24 tahun yang kehilangan ingatannya disaat berusia 17 tahun. Ia tidak tau siapa jati dirinya. Huruf 'B' dinamanya membuatnya bingung. Apa sebenarnya kepanjangan dari huruf 'B' itu? Apa itu nama marga keluarganya? Akank...