18

668 92 47
                                    

"Terima kasih sudah mau bertemu dengan kami, Mr. Lee. Saya harap saya bisa bertemu dengan Presdir juga," ujar Boboiboy menjabat tangan Fang.

"Kamilah yang berterima kasih karena anda sudah meluangkan waktu anda yang berharga untuk berkunjung ke perusahaan kami, Mr. Boboiboy," balas Fang.

Sejujurnya Fang sedikit terkejut ketika melihat Boboiboy datang bersama Halilintar dan Gempa. Jika Taufan tau, reaksinya bagaimana ya? Tidak, jika dia ada disini, seperti apa reaksi dia? Fang menjadi penasaran dengan itu.

"Presdir menyampaikan permintaan maafnya karena tidak bisa hadir. Beliau sedang tidak enak badan sehingga tak bis--"

"Dia sakit apa? Apa itu parah? Apa dia baik-baik saja? Bisakah kami bertemu dengannya?" sela Gempa cepat. Wajahnya langsung berubah khawatir.

Halilintar juga khawatir tapi ia berhasil menyembunyikan kekhawatirannya. Hanya Boboiboy saja yang kebingungan.

Fang merasa tak suka dengan Gempa sedari awal. Pria itu terlalu banyak tanya dan terlalu ceroboh.

Benar-benar mirip Taufan sekali.

"Saya tidak bisa menjelaskan dengan rinci, tapi beliau akan segera pulih. Jadi anda tidak perlu khawatir," tegas Fang.

Ia harus menghindari pertanyaan lainnya dari Gempa. Pertanyaan yang dia lontarkan selalu saja tepat sasaran dengan apa yang Fang pikirkan.

"Tapi, dia baik-baik saja kan?"

Fang mengangguk. "Beliau baik-baik saja, Tau-presdir hanya mengalami flu dan demam ring--"

"Kenapa tidak kerumah sakit? Bagaimana kalau parah?" Gempa memotong ucapan Fang.

"Gempa, tidak sopan. Jaga sikapmu," tegur Boboiboy.

"Maafkan ketidaksopanan adik saya, Mr. Lee," ucap Halilintar.

Fang diam-diam menghela napas lelah. Mereka benar-benar tidak jauh berbeda dengan Taufan.

"Tidak masalah, Mr. Boboiboy Halilintar. Kalau begitu mari saya antar anda semua kedepan."

Ketiga tamu itu mengangguk lalu mengikuti langkah tegap Fang. Gempa yang sebenarnya masih tidak puas kembali melayangkan pertandingan.

"Mr. Lee, apa kami boleh mengunjunginya?"

"Maaf, tapi Presdir saat ini sedang tidak bisa dikunjunginya, mohon pengertiannya."

"Kalau begitu bagaimana kalau kami memberinya sesuatu agar ia cepat sembuh?" tanya Gempa.

Halilintar mengangguk. "Kurasa aku setuju," tutur Halilintar lalu melirik Boboiboy.

"Ah Mr. Lee, bagaimana jika beli sesuatu untuk Presdir B disekitar sini? Saya dengar disini ada salah satu mall besar yang baru dibuka beberapa minggu ini," ujar Boboiboy.

"Maaf tapi apakah anda semua tidak sibuk deng--"

"Tidak! Sama sekali tidak kok! Bagaimana Mr. Lee, apakah bisa?"

"Kami hanya akan membelikannya sesuatu, tidak masalah jika kami tidak bertemu tapi bisakah kami memberinya sesuatu agar ia lekas pulih?" ujar Halilintar tenang.

Fang hendak berbicara, namun Gempa kembali berbicara keras, menghalangi dirinya.

"Benar! Bagaimana ayah? Ayah setuju?"

"Tidak masalah. Sepertinya kita juga bisa beli cemilan untuk istri dan adik-adikmu."

"Tap--"

"Nah Mr. Lee bagaimana deng---"

Please, Remember Us (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang