Sementara ketiga anak kembar itu bersenang-senang, Boboiboy dan Siella saling menautkan tangan. Saat ini mereka sedang berada disalah satu mall milik Boboiboy.
Orang-orang mungkin melihat mereka sebagai pasangan yang harmonis, tapi tidak dengan pembicaraan mereka yang saling berbisik itu.
"Kudengar kau mencari cara lain ya?" bisik Boboiboy.
"Well, aku kemarin mencoba untuk membunuhmu, tapi ternyata gagal ya," balas Siella, berbisik juga.
Boboiboy menyeringai. "Sayang sekali ya, aku justru ada disini sekarang."
"Haruskan aku menuangkan obat tidur lagi lalu mencekikmu hingga mati?"
"Kau sudah mencobanya bukan? Hahaha." Siella hanya mendengus kesal.
Siella hanya mendengus kesal. Pandangannya beralih pada Blaze yang sedang asyik bermain Bombom car dengan Ice.
"Ice mirip denganmu. Tukang tidur," sahut Siella.
"Dan Blaze mirip denganmu, berisik dan heboh." Boboiboy membalas.
"Grrr!"
Keduanya saling bertatapan tajam. Blaze dan Ice yang sudah selesai pun menghampiri kedua orangtuanya yang masih asyik adu tatapan itu.
"Bunda ayah!"
"Ya sayang?" Siella dan Boboiboy langsung menoleh dan tersenyum pada Blaze.
"Blaze mau beli eskrim! Ice juga mau!"
Siella mengangguk, kemudian menggendong Blaze gemas.
"Gadis kecil bunda imut sekali yaa" gemas Siella.
"Bayi beruang bunda juga imut sekali~~" Siella menunduk lalu mencium pipi Ice gemas.
"Ayah."
Boboiboy menoleh, tertawa melihat Ice yang mengulurkan tangannya minta digendong juga.
"Astaga Ice imut sekali sih! Ayo sini sama ayah!" Boboiboy langsung menggendong Ice.
Orang-orang disekitar mereka tersenyum, merasakan energi positif dari keluarga kecil itu.
Padahal didalam hati Siella dan Boboiboy, keduanya ingin sekali saling menembak satu sama lain.
Siella tertegun ketika melihat Ice yang menatap marah Blaze yang tak sengaja menginjak kakinya. Ia seperti melihat Taufan yang kemarin menatapnya tak percaya.
Mengingat itu membuat kepalanya berdenyut sakit. Namun, entah kenapa saat ia menemui Taufan pada malam harinya, anak itu hanya menatapnya bingung.
"Emang aku tadi ketemu sama bunda tah?"
Pertanyaan dengan wajah bingung itu membuat Siella heran. Ia yakin sekali itu Taufan, tapi kenapa dia tak mengingatnya?
"Aku hari ini izin sama ketua kelas karena ada urusan di klubku. Memang ada apa bunda?"
Wajah polos dengan suara kebingungan itu membuat Siella ragu.
Ataukah bisa saja Taufan hanya berpura-pura tidak mengingatnya?
"Hei kenapa bengong?" Boboiboy menarik Siella yang tiba-tiba saja berhenti.
"Kenapa sih? Jangan jadi patung, menghalangi jalan saja." Boboiboy menatap aneh Siella.
"Berisik breng-- bukan apa-apa sayang, ayo jalan lagi :)"
Siella nyaris saja mengumpati Boboiboy sebelum akhirnya menyadari bahwa ia masih bersama anak-anaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Remember Us (Slow Update)
FanfictionTaufan B. Seorang pria berusia 24 tahun yang kehilangan ingatannya disaat berusia 17 tahun. Ia tidak tau siapa jati dirinya. Huruf 'B' dinamanya membuatnya bingung. Apa sebenarnya kepanjangan dari huruf 'B' itu? Apa itu nama marga keluarganya? Akank...