24

430 62 11
                                    

Siella PoV

Namaku Siellvax, Siellvax Blourd. Aku adalah anak kedua dari Ettore Blourd dan Caressa Blourd.

Aku dan keluargaku hidup dengan bahagia, sampai perempuan itu datang dan merebut segalanya.

Ayah berkata bahwa aku akan mendapat ibu dan juga saudara baru. Aku bertanya pada ibu, apa maksudnya ibu sedang hamil?

Aku ingat, ibu menggeleng dengan raut marah saat itu. Ia berdecak padaku dan menatapku serius.

"Violexa, Siellvax, dengarkan ibu. Apapun yang terjadi, kalian harus menjadi pewaris. Kau harus menjadi wanita yang hebat, lebih hebat dari mereka yang merebut keluarga kita."

Saat itu umurku baru 5 tahun, belum mengerti apa maksud ucapan ibuku. Kakakku yang saat itu berusia 17 tahun hanya mengangguk dan tersenyum.

Awalnya aku, kakakku dan kedua saudara tiriku hidup dengan rukun, sampai ketika perusahaan ayah mengadakan acara.

Aku melihat seorang anak laki-laki dengan rambut hitam dan mata hazel, menangis sembari memeluk boneka dinosaurus. Ia berdiri disamping ayahnya yang sedang mengobrol dengan ayah.

"Dia cengeng sekali."

Itu ucapan pertamaku untuknya.

Saat itu aku langsung berpaling darinya dan menatap ayahku dan ayahnya yang sedang berbincang dengan klien dan teman-temannya.

Aku mendengar saat itu ayah lebih sering membanggakan ibu tiri dibandingkan ibu. Aku merasa kesal, karena ayah juga lebih memamerkan Calestie dan Ederick, dibandingkan aku dan Kak Violexa.

Aku marah dan bertanya pada ibu.

"Mereka mau merebut ayahmu Siellvax, mereka akan mengambil kasih sayang ayah dari kita."

Dan disitulah aku mulai membenci mereka, begitupun Calestie yang mulai menunjukkan sifat aslinya.

3 tahun kemudian kami semakin erat dalam bersaing mendapat perhatian ayah. Berbeda dengan Ederick yang nampak tak peduli, Calestie jauh lebih licik. Aku ingat usianya saat itu 10 tahun, kami berbeda 2 tahun.

Ia memang terkenal pintar, mendekati jenius kalau kata ayah. Tapi aku tak peduli. Jenius yang diperlihatkan oleh Calestie tidak wajar. Begitupun dengan ibunya, Eirane Blourd.

Mereka berdua, aku tidak tau bagaimana cara memberitahu ayah tentang ini.

Aku mendengar pembicaraan tentang kak Violexa. Mereka mengatakan bahwa kakak adalah adalah sosok yang berbahaya untuk mereka. Anak kecil macam apa dia? Apa barusan aku mendengar bahwa dia berniat mendorong kak Violexa dari tangga? Anak itu gila! Apa yang sebenarnya dia pelajari dari ibunya?

Beberapa hari kemudian aku memberitahu ayah tentang itu. Saat itu ibu sedang pergi bersama kak Violexa. Jadi aku memberanikan diri datang keruang kerja ayah, dan memberi tahu semuanya. Namun keduanya mengelak, dan berkata bahwa aku hanya ingin menjebak mereka. Mereka meminta ayah untuk tidak mempercayaiku.

"Sayang. tidak mungkin aku melakukan itu pada Violexa kan?" ujar Eirane dengan airmata palsunya.

"Ayah! Aku sangat suka pada kak Violexa, bagaimana bisa kak Siellvax menuduh begitu?" bohong Calestie.

"Apa!? Aku tidak menuduh kalian! Berhenti berakting!" ujarku marah, berharap ayah akan percaya.

Tapi reaksi ayah membuatku kecewa.

"Siellvax apa kamu berbohong?"

"Tidak! Aku tidak berbohong! Kak Violexa, mereka ingin menyakiti kakak! Eirane dan Calestie adalah orang jahat! Aku tidak menuduh Ederick, tapi mereka berdua! Mereka berdua adalah rubah licik!"

Please, Remember Us (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang