29

459 63 20
                                    

Sesuai rencana, Shielda kini berada di gedung perusahaan Stanley.

Taufan memintanya agar datang lebih awal agar Stanley tidak curiga. Walaupun awalnya wanita itu menolak datang, tapi melihat Taufan yang sebegitu ingin menjalankan rencana itu membuat Shielda menghela napas.

"Stanley.. apa rencanamu setelah ini?"

Shielda berjalan memasuki gedung besar perusahaan Cevie Groups.

Didalam ia disambut oleh seorang resepsionis perempuan yang mengantarkannya ke ruang rapat.

"Silahkan nona, presdir sudah menunggu anda didalam."

Shielda mengangguk paham dan mengikutinya. Secara diam-diam, ia akan merekam pembicaraan mereka dengan ponsel dan sebuah alat perekam berbentuk lipstik yang diberikan Taufan.

"Nih, pakai untuk merekam pembicaraan kalian. Berjaga-jaga jika saja ponselmu tidak berguna. Letakkan benda ini disakumu."

"Kalau ketauan?"

"Tidak akan. Benda ini tidak akan terdeteksi oleh alat manapun. Jadi aman."

Sebenarnya darimana dia mendapatkan alat perekam seperti ini? Apa dari wanita kuning itu?

Siapa namanya? Oak? Okcil? Ocxill? Apa dia bisa dipercaya?

"Oh, kau sudah datang Shielda?"

Shielda tersenyum palsu saat Stanley menyambutnya dengan senyuman. Namun kemudian sedikit terkejut kala melihat sosok Faddien disebelahnya.

"Oh? Sekretarismu ganti? Bukannya sebelumnya tuan Briges yang menjadi sekretaris?" tanya Shielda pura-pura.

"Ah, dia keluar dengan alasan pribadi. Jadi aku terpaksa mencari sekretaris baru."

"Perkenalkan, dia Fadd Loyd, Fadd, dia sahabatku, Shielda Vancaster."

"Halo nona Vancaster, senang bertemu dengan anda."

Ah brengsek. Apa lagi rencana yang dia lakukan?!

"Halo tuan Loyd."

Brengsek! Pria yang ingin membunuh Taufan, apa kau benar-benar akan melakukan rencanamu? Stanley, apa kau benar mengkhianati kami sahabatmu?

"Baiklah, mari kita mulai rapatnya," ujar Stanley sembari tersenyum.

------

Setelah hampir 1 jam, rapat berjalan sesuai yang direncanakan, yaitu tentang pembangunan gedung baru perusahaan Cevie Groups.

Shielda yang merupakan seorang arsitek tentu saja senang mendengar bahwa ide miliknya dipakai. Namun juga marah dengan fakta yang dia ketahui.

"Stanley, kau tidak menjenguk Fang?"

Stanley menatap heran Shielda. "Ngapain? Paling dia lagi sibuk sama Tau--"

"Fang dirumah sakit," potong Shielda datar.

"Apa? Dia sakit?"

Shielda menggeleng.

Oh Stanley, jika saja aku tidak tau tentang rencana busukmu, mungkin aku berpikir bahwa kau benar-benar tidak tau apa-apa tentang semua ini.

Aktingmu sangat berbakat sekali. Kenapa kau tidak jadi aktor saja?

"Ada yang berusaha untuk membunuh Fang."

"APA!? Siapa!? Kok bisa! Fang kan pinter bela diri, kok bisa tumbang!? Dia gimana sekarang?"

"Masih belum sadar. Dia terluka parah. Taufan menemukannya dalam keadaan sekarat kemarin sore."

Please, Remember Us (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang