3. Ajakan Nge-date?

4.9K 643 90
                                    

Hi...

Selamat membaca kisah cinta yang manis, semanis author dan readers nya 🍭

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian dengan VOTE AND COMMENT 💅🏼


🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

🦋

🦋

Sentakan sepatu gadis dengan rambut yang di ikat simpul terhenti di depan sebuah ruangan yang tertulis ruang musik. Dengan langkah ringan dia berjalan memasuki ruangan musik. Pandangannya mengitari ruangan itu. Fokusnya tertuju pada sebuah piano yang terletak di sudut ruangan.

Rosa berjalan mendekati piano tersebut, sesekali tangannya menekan tuts piano. Rosa menduduki bangku piano, kemudian mulai menekan tuts piano hingga mengeluarkan melodi yang begitu memanjakan telinga pendengar.

Sementara di luar ruangan, Saga yang barusan kembali dari perpustakaan dan tak sengaja melewati ruangan musik sontak menghentikan langkahnya, begitu mendengar suara piano. Pandangannya tertuju pada Rosa yang tengah memainkan piano sambil menghayati permainannya. Sudut bibir pria telinga peri itu tertarik ke atas--- menciptakan senyuman tipis.

Saga melangkahkan kakinya memasuki ruangan musik. Perlahan-lahan dia melangkah mendekat ke gadis yang sangat fokus bermain piano sampai tidak menyadari kehadirannya itu.

Dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana, Saga memperhatikan diam-diam permainan piano Rosa yang memasuki akhir. Begitu Rosa menyelesaikan permainan pianonya, Saga mencondongkan tubuhnya mendekat ke belakang telinga Rosa.

"River flows in you. Itu judulnya, 'kan?" celetuk Saga tepat dibelakang telinga Rosa, membuat gadis itu terperangah kemudian mendadak menoleh, mengakibatkan tubuhnya oleng ke belakang, dan...

"Lo gapapa, 'kan?" tanya Saga.

...untungnya Saga dengan sigap menahan tubuh Rosa sebelum mencium lantai.

Rosa menelan saliva nya susah payah--- menyadari kalau wajahnya dengan wajah Saga begitu dekat. Jantungnya berdetak kencang. Tatapan teduh dari pria yang begitu ia kagumi sangat melemahkan nya. Rasanya Rosa tidak ingin mengubah posisi mereka sekarang.

Begitu kesadarannya kembali, Rosa cepat-cepat mendorong tubuh Saga menjauh. Pandangannya menatap ke arah lain, berusaha menghindari kontak mata dengan Saga.

"G-gue gapapa, kok," jawab Rosa terbata-bata dengan pipi yang semerah tomat.

Saga tersenyum tipis melihat wajah Rosa yang memerah. Entah kenapa dia mendapati wajah gadis di depannya itu sangat imut. Saga berdehem, melepas kecanggungan. "Maafin gue karena ngagetin lo. Gak seharusnya gue tiba-tiba berbisik di telinga lo kayak tadi. Maafin gue," katanya.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang