8: Pulang Bareng

3.6K 577 62
                                    

안녕하세요

Jangan lupa klik ⭐ dan tinggalkan komentar kalian juga yaaaa

Jangan lupa klik ⭐ dan tinggalkan komentar kalian juga yaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

🦋

🦋

🦋

Chisa sekarang tengah berkumpul bersama dengan Jena, Rosa, dan Valisa di kelas 11 IPS-3. Mereka berkumpul, namun tak berniat mengobrol. Masing-masing sibuk dengan aktivitasnya.

Tring!

Suara notifikasi WhatsApp yang masuk ke ponsel Chisa membuyarkan lamunannya. Gadis itu mengecek pengirimnya, keningnya berkerut samar saat membaca nama si pengirim. Kang Stress, nama itu yang tertera di layar ponsel Chisa.

____________

Kang Stress


"Gue haus. Beliin gue minuman Coca cola. Gue tunggu lo di rooftop."

"Ogah! Lo punya kaki, 'kan?! Jalan sendiri! Manja banget!"


"Oke. Suratnya bakal gue kasih sekarang juga ke Pak Muli."

"Jangan dong!!! Ish...doyan ngancem ya lo! Oke, gue beliin lo Coca cola. Puas?!"


"Gue kasih waktu 10 menit untuk lo sampai ke rooftop."

"Gila!!! Ya kali gue harus beli dulu minumannya di kantin terus naik ke rooftop hanya di kasih waktu 10 menit! Gak waras lo!"


"Btw, waktunya tinggal 8 menit."

________

"Shit!!"

Chisa sontak mengumpat dengan nyaring begitu membaca chat balasan Tivan.

"Kenapa, Chis?" tanya Rosa yang terkejut.

"Lo ngagetin gue aja!" sahut Valisa. Sementara Jena hanya menatap Chisa penuh tanya.

Chisa memandangi teman-temannya. "Gue duluan ya! Ada urusan mendadak." Chisa langsung berjalan terburu-buru menuju kantin. Gadis itu bahkan tak mempedulikan orang-orang yang ia tabrak karena berjalan terburu-buru.

Begitu sampai di kantin, Chisa langsung bergegas ke lemari pendingin untuk mengambil Coca cola kemudian membayarnya ke ibu kantin. Usai membayar, Chisa langsung berlari menuju rooftop begitu menyadari kalau memiliki waktu tersisa 5 menit lagi.

Begitu sampai di tangga menuju rooftop, kaki Chisa tak sengaja terantuk anak tangga begitu hendak naik, menyebabkan ia terjatuh ke lantai. Chisa memegangi lututnya yang tergores. Sadar tak punya banyak waktu yang tersisa, Chisa menaiki anak tangga dengan kaki yang pincang. Sesekali ia meringis, karena luka goresan di lututnya yang perih.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang