23. Soal Dari Tivan [ 9u - 7i > 2 (3u - 3i) ]

2.6K 458 147
                                    

안녕하세요🦌

Spesial 31 k viewers, jadi chapter ini aku repost ya...

Kalau memang ada scene yg mungkin sedikit mirip dengan cerita lain, itu tidak disengaja. Jadi tolong banget, jangan langsung asal nge-judge plagiat!!!

Terimakasih...

Terimakasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

🦋

🦋

🦋

Suara sentakan sepatu pantofel yang beradu dengan lantai menggema disepanjang lorong-lorong yang dilewati. Pak Lupi, guru matematika dengan penampilan yang selalu isi dalam menonjolkan perut buncitnya, dan kaca mata tebal tengah berjalan mendekati ruangan kelas 11 IPS-3. Murid-murid yang tadinya sibuk mengobrol langsung terdiam begitu Pak Lupi melangkah masuk ke ruangan kelas.

"Selamat pagi, semuanya," sapa Pak Lupi dengan senyumannya yang secerah mentari pagi.

"Selamat pagi, Pak Lupi," jawab para murid serentak.

"Bagaimana kabar kalian hari ini?"

"Baik, Pak. Pak Lupi sendiri bagaimana kabarnya, Pak?" tanya para murid.

"Alhamdulillah, baik. Sekarang, buka modul matematika kalian halaman sembilan puluh empat. Nanti setelah bapak selesai menjelaskan, kalian bersiap-siap untuk maju ke depan. Kalau tidak ada yang mau maju, siap-siap bapak panggil dengan membaca nama kalian di daftar hadir kelas. Mengerti?!"

Para murid sontak merinding mendengar hal itu.

"Baik, Pak," balas para murid terpaksa. Siap tidak siap mereka harus siap.

Sudah sejam lebih Pak Lupi menerangkan. Tidak terasa, sudah mendekati ke sesi tanya jawab. Pak Lupi menuliskan sesuatu di papan tulis.

√32 + √50 =

Begitu selesai menulis soal, Pak Lupi kembali duduk di tempat duduknya. Dengan pandangan horornya, Pak Lupi menatap satu persatu murid-murid yang berada di kelas 11 IPS-3.

"Baiklah, sampai disini saja penjelasan bapak. Sekarang, bapak mau kalian yang maju ke depan, dan selesaikan soal yang ada di depan. Untuk yang berhasil mengerjakan, maka ia berhak untuk memberikan soal, kemudian menunjuk salah satu teman untuk maju menyelesaikan soal yang ia berikan," jelas Pak Lupi panjang lebar.

"Sekarang, siapa yang akan maju terlebih dahulu! Silahkan angkat tangan untuk yang berani maju pertama," kata Pak Lupi sambil mengangkat tangan, dengan pandangan yang mengitari keseluruhan kelas, melihat siapa murid yang berani untuk maju pertama.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang