34. Dancing In The Rain

2K 378 82
                                    

안녕하세요🦌

Selamat membaca kisah cinta yang manis, semanis author dan readers nya 🍭

Jangan lupa klik ⭐ dan tinggalkan komentar kalian juga yaaa 💅🏼

SIDERS? LIKE ELSA SAID. "GO AWAY!!!"

 "GO AWAY!!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

🦋

🦋

🦋


Usai menghabiskan dan membayar mie ayam mereka, Chisa dan Tivan langsung menuju sepeda motor Tivan. Mereka memilih untuk langsung pulang karena cuaca sudah sangat mendung. Di pertengahan jalan, langit yang tadinya hanya mendung mendadak hujan deras.

Tivan melirik Chisa lewat spion motornya. "Chis, kita nyari tempat buat berteduh dulu kali ya!" teriak Tivan agar terdengar Chisa.

Chisa mengangguk. "Iya, Van," sahutnya. "Tapi di sekitaran sini gak ada tempat buat berteduh."

"Di depan ada halte bis. Kita berteduh disana." Tivan langsung melajukan sepeda motornya menuju halte bis untuk numpang berteduh. Keduanya tiba di halte bis. Agak ramai, mungkin karena banyak pengendara lain juga yang ikutan berteduh di halte bis itu.

Tivan memarkirkan sepeda motornya di samping halte bis. Dia turun dari sepeda motornya, kemudian menggenggam tangan Chisa, membawa gadis itu untuk ikut berteduh bersama para pengendara lain.

Pandangan Tivan tertuju pada tempat duduk di halte bis itu, namun tidak menemukan tempat kosong untuk Chisa duduki. "Chis, gak ada tempat duduk yang kosong. Kamu berdiri gapapa?" celetuk Tivan.

Chisa menoleh dengan senyum manis. "Gapapa kok. Aku berdiri aja," balasnya. Nampaknya hujan tidak menandakan akan segera reda, yang ada malah semakin deras.

"Kayaknya bakal lama redanya," celetuk Chisa memecah keheningan.

"Iya, kayaknya bakal lama," sahut Tivan.

Pandangan Tivan menyapu sekitaran halte. Keningnya mengerut begitu melihat ada seorang pria yang terus memandangi punggung Chisa. Tivan mengecek apa yang membuat pria itu memandangi punggung Chisa. Dia terbelalak begitu melihat dress yang Chisa kenakan menjadi sedikit transparan bagian punggungnya, mungkin karena basah.

Tanpa basa basi, Tivan langsung melepas jaket jeans yang ia kenakan, kemudian memakaikannya ke tubuh Chisa.

Chisa mendelik. Ia menoleh ke Tivan. "Kenapa?" Chisa bingung.

Tivan menggeleng. "Gapapa. Dress yang kamu pakai jadi sangat tipis, takutnya kamu kedinginan," jelasnya sambil tersenyum manis. Senyumannya langsung luntur begitu ia melirik pria yang sejak tadi memandangi punggung Chisa.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang