36. Rekaman Video

1.7K 344 98
                                    

안녕하세요 🦌

Selamat membaca kisah cinta yang manis, semanis author dan readers nya 🍭

Jangan lupa klik ⭐ dan tinggalkan komentar kalian di setiap part-part yang menurut kalian menarik!

Jangan jadi SIDERS!!!

Jangan jadi SIDERS!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

🦋

🦋

🦋

Kelas 11 IPS-3

Anak-anak di kelas itu tengah sibuk mengerjakan soal latihan matematika yang diberikan Pak Lupi. Karena ada panggilan mendadak, Pak Lupi jadi tidak bisa masuk untuk mengajar matematika di kelas itu. Seperti guru matematika pada umumnya, meski tidak mengajar, bukan berarti murid-murid bebas berkeliaran atau bersantai, sebab Pak Lupi menyuruh mereka untuk mengerjakan soal latihan matematika.

Tivan melirik Chisa sekilas, gadis itu terlihat bersungguh-sungguh mengerjakan soal latihan tersebut. Mendadak dia menyunggingkan senyuman tipis.

Ovan menoleh ke belakang. "Va--" Seperti ada yang menyekat tenggorokannya begitu melihat Tivan yang senyum-senyum sendiri sambil memandangi punggung Chisa.

"Fucking hell!" umpat Ovan sembari kakinya menendang meja Tivan, menyadarkan pria itu dari lamunannya.

Pandangan Tivan beralih ke Ovan. "Lo kenapa sih!" ketusnya.

"Lo udah gila?!"

"Hah?"

"Ngelihatin punggung cewek sambil senyum-senyum, kek orang mesum tau! Creepy banget!"

Tivan menghela nafas jengah. "Suka-suka gue lah! Makanya, pacaran biar ngerasain jadi bucin!" ledeknya. "Lupa gue! Lo kan gak punya cewek. Makanya Pan, lain kali muka lo kalau jalan gak usah jutek-jutek banget, biar cewek gak takut deketin elo."

Ovan tersenyum sinis. "Gak sadar diri!" balasnya. Mata Ovan menyipit. "Bentar, lo ama Chisa udah resmi jadian?"

Tivan mengangguk tipis. Pandangannya kembali tertuju pada Chisa. Senyumannya kembali terukir begitu Chisa menggaruk kepalanya kemudian meletakkan kepalanya ke atas meja, seolah menyerah mengerjakan soal latihan dari Pak Lupi.

Tivan bangkit dari bangkunya dan berjalan menghampiri meja kekasihnya itu, mengabaikan tatapan sinis dan umpatan yang keluar dari mulut Ovan.

Tivan mengetuk pelan meja Chisa. Awalnya tak digubris, hingga pada ketukan ketiga, Chisa mendongak. Matanya kedip-kedip lucu melihat Tivan berdiri di samping mejanya.

"Kamu ngapain?"

"Seharusnya aku yang nanya, ngapain naruh kepala di meja. Gak ngerjain soal?"

Chisa menghela nafas pelan. "Aku udah berusaha ngerjain, tapi ujung-ujungnya aku bingung sendiri..." Chisa melirih dengan wajah memelas.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang