38. Mila and The Geng

1.5K 311 107
                                    

안녕하세요🦌

Selamat membaca kisah cinta yang manis, semanis author dan readers nya 🍭

VOTE AND COMMENT! jangan lupa!

VOTE AND COMMENT! jangan lupa!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

🦋

🦋

🦋




ROOFTOP

"Menurut kamu, siapa ya yang tega videoin kita terus nyebarin ke media sosial," celetuk Chisa.

Tivan menatap hangat wajah Chisa. "Gak tau. Paling orang gabut yang kerjaannya hanya mencampuri urusan orang," balas Tivan santai.

Chisa menghela nafas pelan. Dia menunduk, menatap sepasang sepatunya yang digerakkan dengan pola acak.

"Semua ini salah aku, Van. Kalau aku gak duluan ngelakuin hal itu, kamu juga pasti gak bakal kepancing. Aku udah ngerusak citra kamu di mata guru dan murid-murid." Chisa menyesal.

"Kamu nyesel?"

Chisa menoleh ke Tivan. "Maksud kamu?"

"Aku tanya kamu nyesel?" Tivan menatap intens manik mata Chisa.

Chisa menunduk. Rasa bersalah seolah menyelimutinya.

Tivan menghela nafas pelan. "Aku gak menyesal, Chis. Gak pernah sedikit pun terbesit dipikiran aku, kalau aku nyesel cium kamu. Aku tau itu salah. Kita masih pelajar, gak seharusnya ngelakuin itu. Tapi aku gak nyesel, Chis," tutur Tivan.

"Aku udah ngerusak citra kamu sebagai panutan murid-murid, Van. Aku yang notabenenya hanya cewek bodoh, bisa-bisanya mau pacaran sama cowok sesempurna kam--"

"Kamu memang cewek bodoh! Aku gak pernah muji kamu pinter!" sela Tivan. "Kamu itu ceroboh, gak peka, lemot, berisik! Itu yang pengen kamu dengar, 'kan?! Seneng banget ya ngerendahin diri sendiri!" tandas Tivan membuat Chisa tertegun.

Beberapa detik kemudian tatapannya menghangat. "Aku gak suka kalau kamu ngeremehin diri kamu sendiri," lanjutnya.

Tivan menghela nafas pelan. Ancang-ancang Dia mengambil tangan Chisa, menggenggamnya dengan penuh hati-hati. Tivan menatap manik mata Chisa dengan tatapan sayu nan teduh.

"Aku suka kamu apa adanya, Chis. Aku suka kamu seperti itu ...." Tivan membalas dengan nada lemah lembut.

Chisa menatap sendu wajah Tivan. Air matanya lolos begitu saja melihat tatapan tulus yang terpancar di binar mata pria itu.

"Maafin aku. Maafin aku, Van. Maafin aku..." lirih Chisa.

Ancang-ancang Tivan menarik tubuh Chisa, membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Dapat Chisa rasakan dada bidang pria yang kini mendekap tubuhnya, sambil tangan pria itu mengelus-elus rambutnya.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang