5. Toko Gitar

3.7K 570 52
                                    

안녕하세요🦌

Enjoy the story💋

Jangan lupa klik ⭐  dan komen ya🗣️

Jangan lupa klik ⭐  dan komen ya🗣️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋

🦋

🦋

🦋


Keesokan harinya...

Kantin SMA Garuda

Chisa sejak tadi sibuk mengaduk minuman jusnya sambil menopang dagu, tidak ada niatan untuk meminumnya.

Jena yang merasa terusik dengan aksi sahabatnya itu sontak menahan tangan Chisa.

"Stop!" Jena menatap Chisa. "Chis, lo lagi ada masalah? Daritadi ngaduk-ngaduk mulu. Berisik tau!" omel Jena.

"Kenapa, Chis? Tumben banget lo murung gini," celetuk Rosa.

Chisa menghela nafasnya. "Gue kepikiran sama Bima," ucap Chisa.

Valisa memandangi Rosa dan Jena bergantian. "Memangnya Bima kenapa?" tanyanya.

"Kemarin dia tiba-tiba marah gak jelas ke gue hanya karena gue gak mau ngasih dia duit. Padahal ni ya, dua hari yang lalu gue baru aja ngasih dia duit lima ratus ribu. Dengan santainya dia ngomong ke gue kalau dia udah habisin duit itu. Nyebelin banget!" jelas Chisa.

Jena memutar matanya jengah. "Chis, stop ngasih tu cowok duit! Gue tau lo bodoh, tapi gue gak nyangka kalau lo bisa sampai sebodoh ini!" omel Jena. "Lo gak tau apa yang dilakukan Bima di belakang lo! Gimana kalau dia hanya manfaatin lo doang!"

Chisa mengernyit. "Kenapa lo jadi marah-marah ke gue, sih! Gue hanya berusaha ngelakuin sesuatu untuk Bima. Gue hanya gak mau Bima berpaling dari gue karena gue gak nurutin kemauannya. Gue hanya berusaha menjadi pacar yang baik. Memangnya salah?!"

"Salah!" Kali ini Valisa yang angkat bicara. "Chis, orang kalau saling cinta itu bukan hanya satu pihak yang berjuang. Kalau hanya lo sendiri yang terus berinisiatif untuk ngelakuin sesuatu untuk Bima tanpa pernah nerima feedback dari dis, itu artinya Bima hanya manfaatin perasaan lo aja. Lo boleh jatuh cinta, tapi jangan bego!"

Chisa memandangi Valisa dan Jena bergantian. Ia kebingungan dengan kedua sahabatnya yang tiba-tiba saja meninggikan intonasi mereka dalam berbicara.

Rosa berdehem, berusaha mencairkan suasana. "Gais, kontrol emosi kalian. Chisa cuma pengen cerita. Kalian seharusnya gak langsung nyerang dia kayak gini." Rosa menoleh ke Chisa. Dia tersenyum, membentuk sabitan lucu di sepasang matanya.

"Chis, saran gue mending lo gak usah lagi ngasih-ngasih duit ke Bima. Bukan apa-apa, tapi kalau lo kebiasaan ngikutin maunya Bima, takutnya nanti dia manfaatin lo karena merasa bisa membodohi lo," saran Rosa.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang