4. Barang Persahabatan

3.9K 660 78
                                    

Hai, hai...

🗣️: Kalau suka sama cerita ini harus apa?

🙋 : Klik ⭐ dipojok kiri bawah

🗣️: Katakan lebih keras!!!

🙋: KLIK ⭐ DIPOJOK KIRI BAWAH!!!

🗣️: Benar, terimakasih. Komennya juga ya, biar aku makin semangat!

 Komennya juga ya, biar aku makin semangat!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🦋

🦋

🦋


Chisa memegangi lututnya yang tergores. Pandangannya terarah lurus ke jalan. Gadis itu berdecak kesal begitu tidak melihat lagi sepeda motor Tivan.

“Apa-apaan! Tuh orang berkendara dengan kecepatan yang tinggi apa gimana. Tiba-tiba udah ngilang aja!” rutuk Chisa.

Suara klakson dari belakang Chisa mengalihkan atensi gadis itu. Mulutnya sibuk komat-kamit mengumpat pengendara yang terus membunyikan klaksonnya.

“Apa-apaan, sih! Gak ada kemacetan ngapain bunyiin klakson mot--”

Omelan Chisa terhenti begitu sebuah tangan terulur tepat didepannya. Chisa mendongak --- mendapati Tivan yang tengah mengulurkan tangannya sambil memasang ekspresi yang sedikit --- menghangat? Sungguh pemandangan langka yang pernah dilihat Chisa dari seorang 'ice prince' SMA Garuda.

“Lo kalau gak mau berdiri, gue jalan sekarang.”

Bariton pria didepannya membuyarkan lamunan Chisa. Gadis itu sontak meraih uluran tangan Tivan.

“Kirain lo menghilang,” celetuk Chisa sambil sibuk mengebas-ngebas rok seragamnya yang kotor.

Tivan memutar matanya jengah. “Itu kata-kata kedua terbodoh yang gue dengar hari ini dari seorang ‘wings love’!” cibir Tivan sambil menekankan kata wings love.

"Akhirnya lo ngakuin gue sebagai seorang Wings love juga. Gimana? Lo mau pakai jasa gue buat deketin cewek?" Chisa memainkan alisnya.

"Stress. Gue gak make jasa lo juga udah banyak cewek-cewek yang ngantri. Cepetan naik!" rutuk Tivan.

"Sombong amat!" Chisa duduk di jok belakang motor.

"Gak usah pegang gue!"

Chisa mencebik. "Kalau gue gak pegangan di elo, terus lo mau gue kejengkang ke belakang gitu?! Aneh-aneh aja," omel Chisa.

Tivan memutar matanya jengah. "Lo boleh pegangan, tapi di jaket gue. Gak usah peluk-peluk!"

"Dih! Geer banget. Siapa juga yang mau peluk elo. Pelukan gue itu hanya untuk Bima ku tersayang," kata Chisa membuat Tivan merinding mendengar kata tersayang-nya Chisa.

"Cowok tukang selingkuh kayak gitu masih aja lo ngomong sayang," gumam Tivan, seolah tau kalau kekasih Chisa memang berselingkuh.

Tivan melirik Chisa lewat kaca spion. "Udah?!" tanyanya. Tivan langsung melajukan sepeda motornya, begitu Chisa mengangguk.

Cinta Salah KirimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang