dua

1.4K 279 59
                                    

"Pertemuan itu biasanya berakhir dengan perpisahan kan?"

🍃🍃🍃

"Bolos yuk Sa?"

Asahi yang sebelumnya sedang membaca buku pelajaran langsung noleh.

"Gila lo."

"Ish, bentar aja. Anter beli siomay nya Mang Juned."

"Diem atau gue patahin leher lo Kim Junkyu?!"

Junkyu bergidik ngeri. Mengurungkan niatnya untuk mengajak manusia macam Asahi.

Asahi bolos? Itu gak mungkin. Terlalu lelah buat dia yang ekstrovert nya cuma 3%.

Senyum aja males, apalagi bolos? Itu masuk akal yorobun.

"Sa, pr kimia yang kemaren Pak Nana kasih udah belum?"

Seorang cewek datang ke bangku Asahi. Asahi yang -lempeng itu cuma noleh terus ngangguk.

"Boleh minta ajarin?"

"Ajarin ajarin, gue aja yang temen sebangkunya jarang di ajarin."

Junkyu sewot, entah sewot, entah emosi, entah laper.

"Minta ajarin sama Mashiho aja."

Kata Asahi menjawab sekenanya. Cewek yang ber nametag Angel itu menunjukan raut wajah tidak suka.

Junkyu yang disamping Asahi ketawa banget ngeliat Angel di tolak.

"Mampus. Sabar ya, lo bukan tipe dia wkwkwk."

"Berisik lo."

Tatapan tajam Asahi tertuju ke Junkyu yang cengangas-cengenges seperti orang gila.

Angel pun kembali ke bangkunya. Niat untuk modus ke Asahi gagal total.

"Sa,"

Panggil Junkyu. Asahi yang masih-fokus itu cuma "Hm?"

"Jangan dingin-dingin napa. Kali-kali notice kek cewek-cewek."

Kata Junkyu sambil natap Asahi dari samping.

Junkyu akui, Asahi itu tampan. Wajahnya tirus, hidungnya mancung, matanya juga idaman banget, menambah kesan seperti anime hidup.

Selain itu, Asahi bukan dari keluarga sembarangan. Asahi punya Papa yang merupakan Brand Ambassador produk terkenal. Cabang perusahaannya bukan hanya di Indonesia, tapi merambat ke luar negeri juga.

Kadang Junkyu aneh sama Asahi, kenapa dia bisa dingin banget ke semua cewek? Andai Junkyu yang ada di posisi Asahi, mungkin Junkyu sudah sangat bahagia. Ah, membayangkannya saja sudah bahagia.

Tapi sayangnya, Asahi bukan Junkyu.

"Mau kemana lo?"

Asahi natap Junkyu yang sekarang udah beranjak dari duduknya.

"Cie, perhatian juga lo sama gue."

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang