tigapuluhsembilan

405 105 33
                                    

"Kembali asing adalah pilihan yang terbaik saat ini."

🍃🍃🍃

"Tambah datar aja muka lo Sa."

Junkyu nyamperin Asahi yang sekarang lagi duduk di bangku depan kelasnya. Menatap datar ke arah kelas sebrang yang dimana itu adalah kelasnya Kamu.

"Gue emang gini."

Junkyu lalu duduk di sebelah Asahi dan mengikuti arah tatapan Asahi, "Ngapain ngeliatin kelas? Suka sama kelas lo?"

"Diem gak jing?"

Junkyu terkekeh, "Santai dong bos." Niat Junkyu buat ngejailin Asahi terpaksa tidak jadi karena tatapan Asahi tampaknya emang lagi gak mau di ajak bercanda.

Keadaan Asahi bener-bener tenang plus bingung sekarang. Tenang karena mungkin Jaehyuk tidak akan menganggu nya lagi dengan kata-kata yang sumpah demi apa ngebuat Asahi risih. Bingung karena dia sebenernya gak mau mutusin Kamu.

"Gue putus."

Junkyu melotot, tangannya memutar paksa tubuh Asahi yang waktu itu lurus menatap ke depan. Bukan cuma di putar paksa, tapi di gunyeng-gunyeng juga.

"Apanya yang putus anjir? Tapi kok lu masih hidup?"

"Bajingan lo!"

Asahi mendatarkan wajahnya yang sudah datar itu. Sementara Junkyu mengernyitkan dahinya bingung.

"Ya katanya tadi lo putus. Makanya gue nanya putus apaan."

"Hubungan gue sama (Y/N) bangsat."

"Oh, gitu dong ngomongnya yang jelas. Jangan cuma "gue putus" doang. Kan gue salah faham."

"Bacot."

Asahi kembali meluruskan lagi posisi tubuhnya, harusnya dia gak usah ngomongin ini ke Junkyu. Karena apa? Karena percuma, Junkyu kan orangnya gila.

Gila, tapi Asahi masih mau temenan. AHAHAH

"Kok putus? Kenapa bisa putus?"

Asahi menghela nafas, "Gue bingung Kyu, Jaehyuk ngebuat gue risih."

"Padahal bodo amat aja, toh (Y/N) nya suka sama lo, Jaehyuk yang cuma sahabat harusnya bisa ngedukung apapun keputusan (Y/N) kan?"

"Gue juga berpikiran kek gitu."

"Fiks sih, si Jaehyuk pasti suka sama lo."

"Hah?"

Asahi melotot, menatap Junkyu aneh. Sementara Junkyu sibuk menampar bibirnya sendiri.

"Si Jaehyuk pasti suka sama (Y/N) maksud gue. Aelah."

"Itu udah pasti Kyu."

Entahlah, Asahi sekarang malas untuk membahas itu. Biarlah sekarang Asahi dan Kamu menjauh dulu. Menunggu waktu.

"Terus respon si (Y/N) nya gimana? Nangis kejer gak?"

"Engga."

"Yaudah si, tunggu aja sampe kuliah."

Asahi kembali natap Junkyu, apa maksud Junkyu dengan kata kuliah?

"Maksud lo?"

Junkyu menghela nafas, "Bego, kan kalo kuliah si (Y/N) pasti udah terbebas tuh dari si Jaehyuk. Maksudnya, udah gak sama-sama lagi gitu, pasti beda tujuan. Syukur-syukur mereka beda kampus."

Benar, Asahi tidak memikirkan itu. Pikirannya berjangka pendek kalau dalam urusan cinta seperti ini.

"Tapi lama sat, keburu (Y/N) ketemu sama cowok lain yang lebih dari gue."

Dia sekarang baru kelas sepuluh, nunggu sampai kuliah itu kurang lebih tiga tahunan lagi. Yang jadi pertanyaan di hati Asahi adalah apa rasa Kamu masih ada sampai nanti?

"Percaya deh, kalo jodoh gak bakal kemana."

Junkyu naik nurunin alisnya, bibirnya tersenyum mengembang menatap Asahi. Asahi jadi bergidik ngeri.

"Gak usah gitu, najis gue liatnya."

***

"(Y/N).. udahan dong megangin kepalanya, lo yang megangin kepalanya gue yang risi liat lo nya."

Rani menatap Kamu yang sekarang diem, sambil megangin kepala. Rani aneh banget sama Kamu, tapi Kamu nya gak cerita apa-apa sama Rani.

"Eh iya, tadi pas bel kan gue baru balik dari kantin ya. Terus gak sengaja liat ke kelas nya Asabi, eh ada tu anak lagi ngeliatin ke kelas kita."

"Asabi siapa si maksud lo?"

"Eh, Asahi maksud gue."

Rani cengar-cengir ke arah Kamu yang sekarang menatapnya dengan tatapan datar.

"Lo lagi berantem ya sama Asahi?"

Tanya Rani.

Kamu menghela nafas, mikir. Ceritain gak ya, ceritain atau engga sama Rani?

"Hubungan gue sama Asahi kandas di tengah jalan Ran.."

Kamu memegang dada Kamu dramatis, tapi beneran deh. Kalo inget hari dimana Asahi ngajakin putus tuh masih berasa banget, lagian Asahi ngajakin nya putus, ngajakin tuh ke bioskop kek, ke ragunan gitu.

"Serius lo? Kok bisa putus?"

Rani ikut gak nyangka, soalnya dari awal dia yang paling semangat soal hubungan Kamu sama Asahi. Yang paling penting buat Rani tuh karena lumayan bisa liat hiburan gratis pas Kamu sama Asahi tabok-tabokan.

"Gue juga gak tau, Asahi tiba-tiba ngajakin putus. Gue udah coba nahan, tapi dianya mutusin secara sepihak, mau gak mau gue juga kan jadi nyetujuin."

Sumpah demi apapun, Kamu bingung banget sama Asahi. Gak bisa ditebak, Kamu bahkan berkali-kali mikir tapi gak ketemu terus jawabannya.

"Mungkin gak sih Asahi bosen sama lo?"

Tanya Rani.

Rani cuma mengira-ngira yorobun, secara kalau dilihat dari penglihatan Rani kan begitu. Asahi orangnya dingin, gak pedulian.

"Bukan itu sih menurut gue, soalnya pas kemaren-kemaren tuh hubungan gue sama dia lagi anget-angetnya."

Rani mengangkat bibirnya julid, "Angetan mana sama wedang jahe kalo diminum pas lagi musim ujan?"

"Gak tau, gue gak pernah minum wedang jahe anjir."

"Yeu, belum nyobain. Coba deh cobain, terus bandingin ke angetan nya sama ke angetan hubungan lo dan Asahi."

"MAU BAHAS HUBUNGAN GUE ATAU WEDANG JAHE SI?"

🍃🍃🍃

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang