sepuluh

738 190 16
                                    

"Ngerasa kehilangan itu tanda sebelumnya ngerasa nyaman kan?"

🍃🍃🍃

"Ngeliatin Handphone mulu lo."

Tegur Rara saat sekarang baru balik lagi setelah membeli siomay nya Mang Juned.

"Si monyet gak ngehubungin gue udah 3 hari."

"Cie nungguin."

Rara excited banget gak boong. Kamu natap Rara dengan tatapan sendu.

"Tapi bodoamat ah, gak peduli."

Kata Kamu terus nyamber siomay yang Kamu beli.

"Makasih."

Kamu mulai melahap satu per satu sendok siomay yang Kamu beli itu. Sementara Rara menggeleng-gelengkan kepalanya dulu melihat kelakuan Kamu, sebelum akhirnya ikut melahap siomay nya juga.

"Eh, (Y/N)."

Suara asing terdengar menyapa Kamu. Kamu mendongak lagi, menatap siapa sang pemilik suara.

Itu Junkyu yang sekarang lagi sama temennya. Kamu sempat melihat nametag nya, namanya Mashiho. Orangnya imut-imut pendek lucu gemesin.

"Hai."

Sapa Kamu juga, gak mau keliatan sombong.

"Asahi udah 3 hari gak masuk, katanya sakit."

Kata Junkyu tiba-tiba. Kamu yang memang penasaran dengan Asahi yang tiba-tiba hilang dari semenjak kejadian dia nyubit pipi Kamu pun merasa terjawab.

"Terus gue harus gimana?"

Kata Kamu seolah-olah memang tidak peduli.

"Ya gak gimana-gimana. Gue yakin lo nyariin, secara kan kalian ketemu sama berantem hampir tiap hari."

Kamu ketawa garing mendengar jawaban Junkyu.

"Bener banget!"

Samber Rara sambil mengacungkan dua jempol. Junkyu cuma senyum.

"Sialan si Rara."

Umpat Kamu dalam hati.

"Nih."

Junkyu nyimpen secarik kertas di deket piring siomay Kamu. Kamu bertanya-tanya.

"Itu alamat Asahi, takut lo emang beneran khawatir. Tinggal dateng kesitu."

Junkyu pergi, diikuti sama si temennya. Gak beda jauh sama Asahi emang, gak ada sopan santun, maen pergi aja.

"Ra, lo mau gak nemenin gue?"

Rara natap Kamu dengan wajah yang di datar-datarin. Sementara Kamu cuma natap secarik kertas itu.

Di kejauhan, Jaehyuk meremas jari-jari tangannya sendiri. Menatap Kamu yang jelas-jelas merasa khawatir dengan Asahi.

"Gue tetep sahabat lo mi, sampe kapanpun."

***

"Serius nih rumahnya?"

Tanya Kamu kepada angin. Canda angin, ya nanya ke siapa lagi coba.

Kamu sekarang udah ada di depan gerbang rumah nya Asahi. Lagi mengagumi genteng rumahnya Asahi. Canda genteng

Lagi mengagumi rumah nya Asahi yang kelewat besar di mata Kamu. Kamu menggaruk kepala Kamu yang tak gatal, masih mikir buat masuk atau engga, masuk atau engga.

Sebelumnya Kamu merutuki Rara yang tidak jadi ikut buat nganterin Kamu. Rara banyak alasannya, jadi Kamu gak bisa maksa dia. Mau gak mau, Kamu kesini, karena Kamu emang penasaran banget sama keadaan Asahi.

Gak usah mikir panjang lagi, Kamu langsung mencet Bel yang tepat jelas ada di tembkk samping gerbang itu. Pas Kamu pencet, gak ada suaranya, jadi Kamu pencet berulang-ulang takut rusak gitu lho.

Tiba-tiba..

"Siapa kamu? Mau ketemu siapa?"

Seorang satpam datang dengan terburu-buru dari arah dalam. Pak Satpam itu udah siap-siap bukain gerbang.

"Hm, permisi Pak. Saya temannya Asahi, mau menjenguk Asahi karena katanya dia sedang sakit."

Kata Kamu sopan gak lupa buat senyum biar disangka ramah :v

Pak Satpam terlihat mengangguk-ngangguk, "Sebelumnya udah buat janji?"

Kamu menganga, buat janji? Kamu udah kek mau ketemu sama presiden aja iwh.

"Engga Pak, kebetulan saya tau Asahi sakit baru hari ini, Jadi sengaja aja kesini."

Pak Satpam mengangguk-ngangguk lagi terus benar-benar membukakan gerbang. Gerbang otomatis gengs, tinggal pencet terus ngebuka sendiri, gak usah cape-cape ngedorong sis.

"Silakan masuk non, nanti di dalem ketemu sama pembantu rumah tangga."

Kamu senyum ramah ke Pak Satpam dan mulai melangkahkan kaki buat masuk lebih dalam lagi ke rumah Asahi.

Rumah Asahi tuh, gede, kek istana gitu, suasananya juga gak mencekam, semuanya bersih, bagus deh pokoknya. Kamu jadi gak takut.

"Teng teng teng terereng teng teng teng teng teng"

Handphone Kamu bunyi ges, Kamu merogoh Handphone Kamu yang ada di saku terus melihat siapa yang nelpon Kamu.

Disitu tertera "Majikan".

Kamu mengernyitkan dahi, lho? Tumben gitu maksud Kamu.

"Halo?"

"(Y/N) Lo dimana?"

"Gue di depan rumah lo."

"Mau ngapain lo?"

"Mau jenguk lo, katanya lo sakit?"

"Pulang, gue gak sakit. Besok gue sekolah."

"DIH KOK GITU SI NYET!?"

"Pulang."

Kamu yang mendengar itu langsung kek mau ngebunuh gitu.

"Siap tuan."

Nada bicara Kamu agak ketus.

"Lagian siapa suruh lo kesini."

"YA KAN GUE MAH BERPERIKEMANUSIAAN GAK KEK LO."

"Berperikemanusiaan atau khawatir?"

"NAJIS!"

Kamu menutup telpon itu dengan sepihak. Kesel Kamu tuh, niat Kamu baik buat jengukin Asahi, tapi Asahi nya kek gitu.

🍃🍃🍃

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang