enam

840 213 6
                                    

"Sebelum sedingin es di kutub sana.."

🍃🍃🍃

"Saya gak peduli! Saya udah gak mau hidup sama kamu lagi!"

Pertengkaran kedua orang tua itu terlihat oleh anaknya. Anaknya hanya melihat, tanpa kata, dia masih terlalu kecil untuk mengerti semua itu.

Disaat yang bersamaan, suara tangis adik kecilnya yang masih bayi mulai terdengar. Seperti tau akan keadaan orang tuanya yang mulai goyah.

"Mas!"

Sang Ayah terlihat melangkah menjauh dari sang Ibu, berjalan tegas ke luar rumah. Sang Ibu tidak tinggal diam, cepat-cepat menyusul sang ayahnya.

Anak yang melihat kejadian itu pun ikut menengok, masih menyimak apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Mas! Kita bisa bicarain ini baik-baik!"

"Gak ada yang perlu dibicarain lagi."

Sang Ayah mulai berjalan keluar dari halaman rumah dan menuju jalan raya yang malam itu ramai dengan kendaraan.

"Mas! Jangan pergi! Anak-anak gimana tanpa kamu?"

Sang Ibu sudah mulai menangis sejadi-jadinya. Memikirkan bagaimana nasib kedua anaknya nanti kalau tanpa seorang Ayah.

Sang Ayah sudah sangat teguh dengan keputusan yang diambil nya. Langkahnya pasti untuk meninggalkan keluarga kecilnya, namun, keputusan itu sepertinya memang akan terjadi untuk selamanya, karena tanpa sang Ayah sadar, ada sebuah mobil yang melaju kencang ke arahnya.

"MAS AWAS!"

Tabrakan tak bisa dihindari.

BRAAKKKKKKK! DIIIDDD TIDIDDD

"RANIA!"

Darah mengalir jelas, terekam dalam ingatan anak kecil yang tadi hanya menyimak.

"MAMAAA!"

Asahi terbangun dari tidur pulasnya. Keningnya berkeringat, matanya menatap jam di dinding.

"Astaga."

Asahi bangkit dari tempat tidurnya cepat, bahkan sempat menabrak pintu kamar mandi saking buru-burunya.

"BANG! BANGUN CEPET! KEBLUK BANGET SI LO!"

Suara Junghwan memecah keheningan. Mana ngomongnya gak santai terus sambil ngetuk-ngetuk pintu kamar Asahi dengan rusuh.

"SANTAI BEGE INI GUE LAGI SIAP-SIAP!"

"YEU MALAH NGEGAS."

"SERAH LU NYET."

Asahi cape pada akhirnya, tenaga dia buat sekolah abis tiba-tiba karena menghadapi Junghwan yang laknat ini.

***

"PAK! BUKAIN PLIS PAK!"

Kamu ngerengek depan gerbang sekolah yang udah di tutup baru saja.

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang