duapuluhlima

574 139 152
                                    

"Cemburu itu tanda cinta apa tanda benci?"

🍃🍃🍃

"Mi!"

Kamu yang lagi jalan santai ngelewatin pagar itu menoleh. Terus ngelambai in tangan imut.

"JAEJAEEE!"

"Tumben agak siangan? Kenapa mi?"

Jaehyuk merangkul pundak Kamu, terus di elus-elus. Kamu balas merangkul pinggan Jaehyuk, anjir. Ini sekolahan woi :)

"Iya, tadi Kak Hyunsuk bikin perkara, gak mau nganterin gue, jadi nya gue jalan kaki. Padahal gue lagi males jalan kaki."

Kata Kamu.

Iya benar, tadi Kamu sama Hyunsuk sempat berantem dulu di rumah. Dorong-dorongan bahu sambil ngumpat, Mama Kamu pusing banget punya anak kek Kamu sama Hyunsuk.

"Sabar, begitu-begitu juga Kakak."

Jaehyuk nepuk-nepuk kepala Kamu. Kamu cuma terkekeh sambil mengangguk.

"Makin mesra aja nih, witwiw."

Yedam datang dari arah belakang Kamu sama Jaehyuk, terus nyorakin. Kamu dan Jaehyuk kaget tapi terus bermuka datar.

"Syirik ae lu kudanil!"

"Bacot ah, gue ke kelas duluan, kalian berdua lamban, kek siput."

Yedam langsung ngibrit aja abis ngomongin itu. Sementara Kamu cuma ngangkat bibir julid, liat aja Yedam, di kelas nanti mati rasa.

Setelah agak lama mengobrol, akhirnya Kamu sama Jaehyuk sampai di depan kelas. Jaehyuk masuk duluan ke dalem kelas, buat balas dendam sama Yedam.

Sementara Kamu mematung dulu di depan kelas. Mata Kamu terfokus dengan sosok yang ada di kelas sebrang. Sosok itu 2 orang, perempuan sama laki-laki sedang belajar bersama entah mengerjakan tugas bersama.

Yang tertangkap oleh mata Kamu adalah mereka tertawa. Bahkan sebelumnya, Kamu gak pernah ngeliat tawa itu ada di dalam sosok itu.

Kamu merengut, melihat mereka tampak serasi. Kamu lalu dibuat melotot ketika salah satu sosok dari mereka berbisik ke sosok satunya lagi. Hampir.. melakukan hal yang engga-engga.

Kamu cemburu.

***

"(Y/N), lo kenapa si?"

Rani menatap Kamu aneh.

Ini jam pulang, Rani hanya melihat Kamu yang murung dari tadi pagi. Entah karena hal apa, Rani tidak tau.

"Gue males ngapa-ngapain Ran."

"Lho kenapa? Sakit ya lo?"

"Iya.. sakit.."

Kamu lalu menyentuh dada Kamu. Wajah Kamu mendongak, menatap langit.

"Awan, tolong hapuskan sakit ini!"

Tangan Kamu terangkat berniat menyentuh awan yang terlihat indah hari ini.

"Ngaco lo (Y/N)."

Rani cuma natap Kamu datar, gak peduli Rani tuh, kirain Rani Kamu sakit demam atau yang parah-parah gitu.

"(Y/N)!"

Kamu maupun Rani menghentikan langkah, lalu saling menatap, celingak-celinguk mencari sumber suara yang ternyata muncul dari arah belakang Kamu.

Saat berhasil menoleh, Kamu mendapati Junkyu dan Asahi yang tengah berjalan menghampiri Kamu. Kamu meneliti Asahi dengan wajah yang sulit di ekspresikan, Kamu gak mau ketemu Asahi hari ini, karena kejadian tadi pagi.

Oh.

Jadi.

Itu.

Asahi.

"Ngapain lo para monyet manggil-manggil gue?"

Junkyu yang di panggil begitu terkejut, Junkyu pikir dia gak jelek-jelek amat deh.

"Heh, (Y/N)."

Rani ngegeplak bahu Kamu asal.

"Ini si Sahi mau kita barengan baliknya."

Kamu dengan cepat menggeleng, "Gak mau, gue gak mau balik sama monyet. Yuk Ran kita balik langsung!"

Setelah itu Kamu menarik tangan Rani yang bahkan masih bingung, kenapa Kamu nyebut monyet ke Junkyu sama Asahi.

"Udah Kyu, dia gak mau."

Kata Asahi. Junkyu ngerasa kesel sama Kamu, kemaren-kemaren udah di tolongin, itu balesannya? Gitu yang ada di pikiran Junkyu.

"Songong banget lu dugong!"

Asahi menatap Junkyu, terus nahan ketawa karena ucapan Junkyu.

Sementara Kamu menghentikan langkah dan berbalik. Rani melotot ke arah Junkyu.

"MONYET TERIAK DUGONG!"

"DUGONG TERIAK MONYET!"

"DIEM GAK LO NYET?"

"HARUSNYA DUGONG YANG DIEM! KENAPA LO BISA KEDARAT ANJIR? EMANG MAMPU NAFAS LO KALO GAK DI AIR?"

"MONYET YA LO!?"

"DUGONG YA LO? SUDAH KUDUGONG, DUGONG OH DUGONG KENAPA ENGKAU DUGONG, MACAM MANA (Y/N) TAK DUGONG, DUGONG MAKAN DUGONG, DUGONG MINUM AIR!"

Kamu emosi dong, dipanggil dugong sama Junkyu. Sementara Rani menahan tawa, Asahi juga cuma natap Junkyu sama Kamu bergantian.

"DASAR DUGONG LEPAS DARI KANDANG!"

"SIALAN LO NYET!"

Junkyu tertawa sendiri sama kata-katanya. Sementara Kamu menatap tajam Junkyu. Kamu gak mau kalo harus berantem di pinggir jalan gini.

"AWAS YA LO NYET!"

Kamu narik tangan Rani lagi untuk buru-buru pergi meninggalkan Asahi dan Junkyu.

"AWAS YA LU GONG!"

🍃🍃🍃

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang