empatpuluhdua

555 107 10
                                    

"Haruskah kau dan aku memulai kembali?"

🍃🍃🍃

"ANJIRLAH!"

Rani berseru heboh sambil ngegebrak meja milik Kamu sama dia. Kamu yang ngeliat tingkah Rani cuma berekspresi datar. Mencoba memaklumi kalau Rani emang udah gila dari sananya.

"Terus-terus dia bilang apa?"

Tanya Rani.

Kini dia lebih mendekat, begitu penasaran dengan apa yang akan Kamu ucapkan sebentar lagi.

"Gak bilang apa-apa lagi."

Jawab Kamu yang sebenarnya masih sangat frustasi dengan keadaan tadi.

Kamu jadi ingat lagi bagaimana tadi saat Kamu bertemu dengan Asahi. Kamu lalu ngeringis sendiri mengingat apa yang Kamu ucapkan terakhir kali. Kok Kamu bodoh? Kesannya jadi kek ngejar-ngejar mantan gak sih?

EAK MANTAN.

Beneran jadi mantan? Atau belom?

"Menurut gue kalian bakal jadian lagi sih."

Rani berandai-andai. Matanya menatap langit-langit kelas, kepalanya ia gerakan ke kiri dan ke kanan. Lalu kembali menatap Kamu yang sekarang aneh dengan tingkah Rani..

"Sembarangan lo kuda."

"Gak percayaan lo."

"Teori dari mana coba gue bakal jadian lagi sama Asahi?"

"Ya ngga teori-teorian sih, gue cuma feeling aja."

Sekarang Kamu yang overthingking, jika memang benar.. apakah Kamu akan bahagia?

Sebuah senyuman sedikit terlukis di wajahmu. Lalu Kamu tiba-tiba teringat lagi dengan kenyataan dimana Kamu memutuskan hubungan secara sepihak. Senyum yang terlukis itu luntur.

"Lagian si, lo nya dulu bego. Alias bodoh alias ngek."

Rani tiba-tiba ngegplak wajah Kamu tanpa izin. Kamu yang di geplak itu ngeringis terus balik mendorong kepala Rani.

"Kalo gue gak inget lo temen gue, gue gak segan-segan buat musnahin lo dari dunia ini."

***

"Menurut gue sih lo mending tembak lagi aja si (Y/N)."

Junkyu meminum es teh manis yang baru ia pesan dari kantin. Sementara Asahi hanya terlihat menatap ke arah meja, tatapan kosong itu menunjukan bahwa Asahi sedang dilanda kebingungan.

"Gakbisa."

"Lho?" Junkyu natap Asahi, "Bego lo wkwkwk."

Asahi yang di sebut bego sontak noleh dong, terus ngedorong kepala Junkyu, "Lo mana ngerti."

"Nih ya, gue gini-gini juga paham anjir. Lo masih sayang sama dia, dia juga masih sayang sama lo. So? Kalian nunggu apa? Bukan-bukan, bukan kalian, gue ulangi kata-kata gue. So? Lo nunggu apa? Masih mending kalo di tikung Valentino Rossi, lah ini ditikung si Jaehyuk."

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang