duabelas

752 186 22
                                    

"Dingin tak selalu berarti cuek."

🍃🍃🍃

"What?"

Kamu rebahan di atas kasur, kebetulan ini hari Minggu. Kamu gak ada kegiatan apa-apa lagi.

"Gue laper."

"Ya makan lah anying, bukan curhat."

"Gue pengen ramen. Beliin."

"HAH?"

"Mau ngebantah?"

Kamu menghela nafas, menjauhkan Handphone dari telinga Kamu terus berkata, "Monyet."

"Kedengeran."

"IYA-IYA INI GUE BELIIN NIH, OTW."

"Bagus, beli 2. Gue tunggu di rumah, jangan lama."

"Baiklah nyet."

Kamu menyudahi telponan itu. Asahi tuh emang bener-bener minta di sleding.

Kamu beranjak dari rebahan Kamu, lalu mengambil hoodie menutupi baju kaos Kamu, memakai jilbab dan menyamber parfum.

***

Asahi menatap langit-langit kamarnya. Menghela nafas, lalu tatapannya kini beralih ke sebuah foto yang berbingkai.

Asahi menarik sudut bibirnya ke atas, menyunggingkan senyuman. Di foto itu ada gambar seorang anak kecil berumur 4 tahun yang tengah mencium anak kecil lainnya berumur 1 tahun yang sedang berada di dalam pangkuan ibunya.

"Sahi kangen sama Mama."

Matanya kembali menatap satu foto berbingkai lainnya. Wajahnya merengut, Asahi tak suka foto itu berada di kamarnya, namun apa daya dia tak bisa membantah keinginan Papanya.

Di foto itu ada gambar dirinya, Junghwan dan Papa nya. Hanya dia yang tak menunjukan senyuman, sementara Junghwan dan Papa nya begitu terlihat bahagia.

Andai Asahi bisa mengatur waktu, kembali lagi ke masa lalu, maka ia akan memilih untuk tidak lahir saja ke dunia.

"Sayang."

Asahi terlonjak kaget, cepat-cepat mengubah posisi rebahannya lalu menatap siapa yang datang tiba-tiba itu.

Mata Asahi melotot, ini Asahi gak salah liat kan?

"Mama?"

Mata Asahi menangkap sosok Mama nya kini berada di hadapannya.

"BANG! SADAR BANG!"

Asahi melotot lagi, Matanya kini tiba-tiba bisa menangkap jelas wajah Junghwan di depannya.

"Ngagetin aja lo sat."

"Ye, lagian lo ngapain nyebut-nyebut Mama, Mama kan udah me-

"Diem sat."

Asahi menutup mulut Junghwan paksa. Junghwan cemberut, terus ngelepasin tangan Asahi yang menutupi mulutnya.

"Tuh, ada cewek nyariin lo di depan."

Asahi langsung peka, buru-buru dia berjalan ke depan rumahnya, meninggalkan Junghwan yang masih bengong, tapi ikut-ikut ke depan juga.

"Mana?"

Tagih Asahi langsung saat sekarang Asahi sudah berada di hadapan Kamu.

Kamu yang mendengar tagihan itu langsung mengangkat bibir Kamu julid.

"Nih nying."

Kamu menyerahkan 2 ramen dalam satu keresek itu ke Asahi. Asahi menerimanya terus senyum tipis, "Makasih."

Kamu yang semula emosi di perlakukan menjadi pembantu itu tiba-tiba jadi luluh sendiri terus ngangguk.

"Hwan, nih makan. Yang satunya kasih ke si bibi."

Junghwan yang melihat itu berbinar, kebetulan Junghwan itu sekarang lagi pengen ramen, padahal sebelumnya udah makan steak. Anjir steak.

"Makasih bang, lo emang yang paling pengertian."

Cup

Junghwan mencium pipi Asahi sekilas. Asahi maupun Kamu terkejut bukan main.

"Sialan lo."

Asahi nyentil kuping Junghwan. Junghwan yang di sentil malah haha-hehe. Kamu aneh banget sumpah sama dua orang ini.

"Eh iya, halo Kak!"

Junghwan tiba-tiba nyapa Kamu. Kamu yang aneh tersadar terus nyapa balik Junghwan.

"Gue Junghwan Kak, panggil aja Hwan. Kakak yang namanya Kak (Y/N) kan?"

Kamu mengangguk sambil senyum polos.

"Bang Asahi sering banget nyeritain Kakak ke ak- CANDA BANG YA ALLAH IYA-IYA INI KEDALEM KOK."

Junghwan tak melanjutkan kata-katanya karena keburu di cubit sama Asahi. Kamu yang melihat itu ketawa.

"Dia bawel."

Kata Asahi datar.

"Keliatan wkwkwk."

Kata Kamu sambil terus terkekeh.

"Ke taman yuk?"

"E-eh."

Belum juga Kamu ngejawab ajakan Asahi, Asahi udah lebih dulu menarik lembut jari-jari tangan Kamu.

Kamu gak ngerti lagi sama sikap Asahi yang berubah-rubah itu.

Keadaan kayak di slowmotion gitu lho. Kamu menangkap jelas punggung Asahi yang sekarang ada gak jauh dari hadapan Kamu.

"Tampan."

"Ngapain lo bales ngegenggam jari-jari gue?"

Kamu tersadar, lalu cepat-cepat membuang tangan Asahi yang sebelumnya ternyata malah Kamu yang menggenggam.

Kamu sadar atau ngga sih? Malu-maluin.

"Lo suka sama gue?"

"SEMBARANGAN ANYING!"

"Cewek gak boleh kasar ngomongnya."

Kamu bertanya-tanya, mata Kamu berkedip berulang kali.

Detik selanjutnya Asahi tersenyum tipis.

"Gue suka sama lo."

Siapapun, tolong tampar Kamu yang keadaannya sekarang udah gak bisa di ekspresikan lagi, mulutnya nganga gitu.

🍃🍃🍃

DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang