.
.
.
Nakyung memasuki rumahnya dengan penuh amarah, kepalanya benar benar pusing, bahkan nafasnya kini sudah sesak. Dia hancur karena ibunya sendiri. Bisa bisanya ibunya meminta Renjun melakukan hal seperti ini, dan malah membuatnya dituduh sebagai pelakor oleh sahabatnya sendiri."Mama" panggil nakyung saat mendapati Tzuyu sedang memasak didapur.
"Nakyung?? Lho kamu kenapa?? Kok kacau gini. Dimana Renjun??" Tanya Tzuyu mulai khawatir dengan keadaan nakyung.
"STOP MA, stop menyebut nama Renjun didepan nakyung!! Stop meminta Renjun untuk mendekati nakyung!! Renjun punya kebahagiaannya sendiri." Ucap Nakyung. Air matanya tidak bisa di bendung lagi, dia sudah terlanjur kecewa dengan ibunya.
"Apa maksud kamu, nak??"
"Mama jangan mengelak!!! Nakyung udah tau semuanya. Mama menyuruh Renjun mendekati nakyung, agar nakyung bisa hidup dengan semangat dan membuat nakyung hidup lebih lama." Ucap Nakyung.
"Ma,,, kematian itu takdir, kalau sudah saatnya maka nakyung akan pergi. Nakyung tidak bisa lari dari itu, ma." Tambahnya.
"Nakyung kamu bicara apa, nak?? Mama nggak akan biarkan kamu pergi." Ucap Tzuyu.
"Mama akan lakukan segala cara agar kamu hidup dan sembuh." Tambahnya.
"Mah,,,, nakyung sudah tidak memiliki mahkota, semua sudah hilang karena penyakit ini ma. Nakyung capek harus memakai rambut palsu setiap hari, berdandan setiap hari untuk menutupi wajah pucat nakyung. Nakyung lelah dengan penyakit ini, ma. Bagaimanapun jika tuhan berkehendak ikhlaskan saja Nakyung." Ucap Nakyung.
Air mata Tzuyu tak bisa ditahan lagi, dia menangis sejadi jadinya. Begitupun dengan nakyung yang terus menangis di pelukannya.
Iya penyakit leukimia nakyung memang sudah parah, itu membuat rambut kepalanya rontok, bahkan wajahnya selalu pucat karena alisnya semakin hari semakin menipis. Sebenarnya nakyung sangat lelah, bahkan beberapa Minggu ini dia tidak meminum obatnya, karena apa?? Karena dia sudah lelah mengkonsumsi obat obatan itu. Dia sudah lelah merasakan pahit setiap kali obat obat itu masuk ke dalam mulutnya. Nakyung lelah setiap hari harus melakukan transfusi darah, namun hasilnya masih sama saja. Mungkin Tuhan memang menyayanginya, dan ingin mempertemukannya dengan ayahnya.
Tiba tiba rasa pusing menyerang kepala Nakyung, rasanya sangat sakit. Dan bau anyirpun tercium begitu menyekat diindra penciuman nakyung. Badan nakyung tiba tiba lemas, rasa sakit di kepalanya sudah tak bisa ditahan.
"Nakyung kamu kambuh, nak?? Bertahan sayang mama akan bawa kamu kedokter Gyuri." Ucap Tzuyu.
"Ma, maafkan nakyung. Nakyung tidak tahan." Ucap Nakyung yang terus mencoba mengusap darah yang keluar dari hidungnya, dan sesekali memegang kepalanya.
"Bertahan sayang, ayo kita kemobil." Ucap Tzuyu menuntun nakyung secara perlahan ke mobil. Namun saat sampai di dalam mobil, mata nakyung tiba tiba terpejam.
💚💚💚
Renjun berjalan terburu buru melewati lorong lorong rumah sakit. Fikirannya mulai kacau saat Tzuyu menelfon ya dan memberi tahu keadaan nakyung. Baru saja dia berdamai dengan Yiren dan kini nakyung??
"Tante bagaimana keadaan nakyung??" Tanya Renjun.
"Renjun,,, nakyung,,,, tolong Nakyung." Ucap Tzuyu yang terus terisak.
"Tante tenang,,, nakyung pasti baik baik saja." Ucap Renjun.
Renjun terus menenangkan Tzuyu. Renjun tau bagaimana rasa takut yang dialami Tzuyu. Karena jujur Renjun juga takut kehilangan, apalagi nakyung adalah sahabat yang sudah Renjun anggap sebagai saudaranya. Dia baru saja bertemu, apa sekarang tuhan harus memisahkannya secepat ini??
KAMU SEDANG MEMBACA
Journey of Love
FanfictionJourney of love menceritakan tentang perjalan kisah cinta para remaja. Saya sendiri bingung, apakah ini disebut cinta segitiga, segi empat atau segi lainnya. Pokoknya ini tentang percintaan anak remaja menuju dewasa. bisa langsung dibaca saja😊😊